PT Pertamina (Persero) lewat anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga menanggapi terkait ramainya tuduhan perubahan warna Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite. Karena warna berubah, masyarakat di jagat dunia maya menyampaikan bahwa pemakaian Pertalite beda warna menyebabkan boros.
Benarkah perbedaan warna Pertalite ini bikin lebih boros?
Pertalite Beda Warna Bikin Boros, Apakah Benar?
Di media sosial Facebook belum lama ini terdapat sebuah unggahan foto yang membandingkan Pertalite dulu dan sekarang. Dalam unggahan tersebut, pengguna Facebook melampirkan foto perbedaan warna Pertalite, satu berwarna hijau pekat, sedangkan satu lagi hijau agak terang.
Masyarakat yang merasa Pertalite lebih boros setelah naik harga, banyak yang kemudian beralih ke BBM Vivo yang dirasa lebih hemat.
Terkait perbedaan warna ini, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, warna bukan parameter boros tidaknya Pertalite. Irto menegaskan Pertamina menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi.
Adapun mengenai warna, Irto mengatakan bahwa sejauh ini pemakaian warna hanya untuk pembeda saja misalnya Pertamax biru, Pertalite hijau. Sejatinya, semua jenis BBM berwarna bening.
“Warna yang diberikan pada BBM hanya untuk pembeda, tidak ada kaitannya dengan boros tidaknya dalam penggunaan BBM. Zat pewarna ini tidak berpengaruh terhadap performa atau kualitas atau spesifikasi BBM,” pungkas Irto.
Artikel terkait: Harga Pertalite Dikabarkan Naik, Menteri ESDM Himbau Parents Displin Konsumsi Energi
Pertamina: Kualitas BBM Pertalite Sudah Sesuai Standar
Sebelumnya, Irto meyakini bahwa mutu dan spesifikasi BBM Pertalite yang dijual sudah sesuai. Adapun standar dan mutu Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Dia mengatakan, batasan dalam spesifikasi sesuai Keputusan Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).
“Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diijinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (kilo Pascal),” ungkap Irto kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (21/9/2022).
Menurutnya, penguapan dapat berubah lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat. Secara spesifikasi, batasan maksimum untuk penguapan Pertalite adalah 10%, dibatasi maksimal 74 derajat Celsius. Adapun produk Pertalite ada di suhu 50 derajat Celsius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat Celsius, BBM subsidi itu sudah bisa menguap hingga 10%.
“Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya. Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya,” tandasnya.
Kiat Menghemat BBM yang Mudah Dilakukan Sehari-hari
Sebagai pengguna kendaraan, pemakaian bahan bakar adalah salah satu hal yang harus selalu diperhatikan. Selain harganya yang semakin mahal, berkendara secara sembrono membuat bahan bakar cepat habis. Lalu bagaimana caranya agar pemakaian bahan bakar tidak boros? Berikut tips menghemat bahan bakar kendaraan yang bisa Anda coba.
1. Servis Kendaraan Secara Berkala
Melakukan service kendaraan secara rutin bisa menghemat penggunaan bahan bakar. Lakukanlah service setiap 3 bulan sekali atau setiap penggunaan mencapai 5000 Km.
Dengan melakukan service secara berkala, maka saluran bahan bakar dan komponen kendaraan lainnya akan diperiksa dan terjaga dalam kondisi terbaik. Hal itu akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit dan efisien.
2. Periksa Tekanan Angin Pada Ban
Selain mesin, tekanan angin dalam ban juga harus dicek secara berkala. Karena setiap kali roda berputar, maka permukaan ban yang menapak di jalan akan menopang berat kendaraan tersebut. Dalam dunia otomotif, ini disebut sebagai rolling resistance (tahanan gulir).
Tekanan angin pada ban yang kurang, akan membuat tahanan gulir membesar dan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Secara natural, tekanan angin berkurang 2 psi setiap bulan rata-rata pada ban, dipakai atau tidak karena sifat kompon karet yang berpori. Karenanya, selalu periksa tekanan angin pada ban terpakai ataupun cadangan di bagasi.
3. Efektif Menggunakan AC
AC merupakan komponen dalam mobil yang sering tidak diperhatikan. Saat AC dinyalakan maka tenaga mesin akan diambil oleh sistem AC hingga 5 PK untuk menggerakan kompresor dan sistem yang terkait.
Agar lebih efektif, jangan nyalakan AC sebelum udara panas dalam mobil keluar. Optimalkan kinerja AC dengan mematikan switch AC saat membutuhkan engine power, misalnya saat melewati jalan menanjak atau memanfaatkan economy mode yang akan membuat beban dari kompresor berkurang.
4. Perhatikan Filter Udara
Filter udara yang sudah terlalu kotor pada kendaraan akan membuat boros bahan bakar. Karena filter yang sudah tersumbat debu dan kotoran akan membuat mesin bekerja lebih berat untuk mengisap udara bersih. Jika sudah begitu, sebaiknya bersihkan filter udara setiap 2.000-3.000 km atau ganti jika pemakaiannya sudah terlalu lama.
Artikel terkait: Sah! Kini Beli Pertalite Wajib Daftar Mulai 1 Juli 2022, Simak Caranya Ya!
5. Kurangi Beban pada Kendaraan
Terlalu banyak beban yang ada pada mobil akan mempengaruhi pemakaian bahan bakar. Kendaraan akan lebih boros bahan bakar sekitar 1-2% untuk setiap beban seberat 50 kg di mobil. Jadi, bawalah barang-barang yang penting saja ketika akan bepergian.
Selain itu, kurangi beban kendaraan dengan cara mengisi bahan bakar setengah penuh saja. Karena dengan membawa barang yang beratnya kurang lebih 100 kg, akan meningkatkan konsumsi bahan bakar sekitar 3%.
6. Tidak Memanaskan Mobil Terlalu Lama
Sebagian orang beranggapan memanaskan mobil dalam jangka waktu tertentu dapat membuat mesin mobil prima ketika digunakan. Padahal, saat ini mobil-mobil sudah memiliki teknologi dan fitur yang semakin canggih yang tidak membutuhkan waktu lama untuk panas.
Ketika Anda memanaskan mobil dalam kurun waktu yang terlalu lama, bensin di dalam mobil Anda akan terbuang sia-sia lho. Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan pemanasan mobil dalam waktu yang singkat sekitar 10-15 menit. Terlebih, jika mobil Anda Anda menggunakan teknologi injeksi, Anda hanya memerlukan waktu 1-2 menit.
7. Hindari Terlalu Sering Mengerem
Tidak banyak yang tahu bahwa intensitas melakukan pengereman ternyata memiliki hubungan dengan konsumsi BBM mobil. Semakin sering menginjak pedal rem mobil, maka semakin besar pula bahan bakar yang terbuang sia-sia. Hal ini terjadi karena mobil bekerja lebih berat dan mengakibatkan bahan bakar minyak yang dikonsumsi semakin banyak.
Saat Anda sedang mengendarai mobil, sebaiknya Anda mengendarai mobil dengan kecepatan konstan sehingga dapat menghindari mobil tanpa harus mengerem. Selain itu, jagalah jarak kaki mobil dengan pedal rem, sehingga tidak selalu mengerem pada keadaan yang tidak diperlukan.
8. Mencari Rute Jalan yang Tidak Terlalu Macet
Cara menghemat bahan bakar minyak yang terakhir adalah mencari rute yang tidak terlalu macet. Dalam keadaan macet, Anda akan tetap menyalakan mesin mobil dalam keadaan statis. Hal ini akan menyebabkan mesin mobil mengonsumsi bahan bakar minyak lebih boros.
Dalam keadaan macet, mobil akan mengonsumsi bahan bakar minyak 20% lebih banyak. Oleh karena itu, sebaiknya menghindari rute jalan yang memiliki kemacetan karena hal ini dapat membuat konsumsi BBM lebih boros.
Selain tips-tips di atas, hal terpenting dari cara menghemat bahan bakar adalah berkendara secara sopan santun dan tertib lalu lintas. Berkendara secara optimal akan membuat perjalanan aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan.
Baca juga:
Modus SPBU Curang di Serang, Pakai Remote Control dari Kejauhan
Mengenal Warna dan Kode Angka yang Terpampang di SPBU, Ada Artinya
Ini Ciri BBM Oplosan yang Harus Diwaspadai, Bisa Bikin Mesin Mati
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.