Dampak Psikologis Perpisahan Orang Tua Bagi Anak Balita Menurut Psikolog

Bisa lebih berat, anak akan merasakan hilangnya penghayatan terhadap keluarga & dirinya sendiri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perpisahan orang tua dan anak karena perceraian atau karena meninggal dunia pastinya bukan hal yang diinginkan. Sebab, kondisi ini bagi seorang anak bisa mempengaruhi psikologis dan banyak hal dalam hidupnya. Apalagi bila anak masih berusia di bawah 3 tahun. 

Dalam suatu kesempatan, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Roslina Verauli, M,Psi, Psi, menjelaskan hal ini kepada theAsianparent. Dia menjelaskan tentang apa saja yang bisa dialami anak di bawah 3 tahun bila berpisah dengan orang tuanya.

Perpisahan Orang Tua Bagi Anak Balita di Bawah 3 Tahun

Menurut Vera, anak membutuhkan keluarga dan lingkungan yang aman dan stabil. Sosok figure attachment atau sosok yang lekat dengan dia, seperti ayah dan ibunya, sangat mempengaruhi seluruh aspek perkembangan anak di usia 3 tahun. 

Bila anak kehilangan sosok ini, yang dikhawatirkan adalah hilangnya penghayatan anak terhadap keluarga dan dirinya sendiri.

“Perpisahan orang tua karena perceraian atau meninggal dunia saat anak masih di bawah 5 tahun akan sangat mempengaruhi psikologisnya. Karena gini, anak akan melihat keluarga itu seperti segitiga, ada ayah, ibu, anak, dan setiap orang di keluarga punya peran dan pola interaksi sendiri. Kalau ada gonjang-ganjing itu akan merusak penghayatan anak terhadap keluarga dan dirinya. Jadi, yang paling mengenaskan buat anak-anak kecil adalah ketika orang tuanya berantem tapi nggak selesai. Atau sosok itu hilang,” ucap Vera.

Artikel terkait: 6 Contoh Sikap Optimis, Ajarkan pada Anak agar Tak Mudah Menyerah

Dampak anak yang diperebutkan saat proses perceraian atau kehilangan karena meninggal dunia

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lebih jauh, Vera juga menyinggung bila seorang anak sampai diperebutkan oleh kedua orang tua yang berpisah, atau oleh kedua keluarga, anak akan mengalami penderitaan bila harus berpindah-pindah lingkungan kehidupan. Dalam prosesnya, anak akan merasa tidak aman dan tidak stabil.

“Kalau masih 2-3 tahun ke bawah anak masih belum mengerti ketika dia diperebutkan. Apa yang menyakitkan buat anak itu ketika dia harus pindah-pindah rumah dan lingkungan kehidupan, pindah-pindahnya ini yang menyulitkan karena anak butuh lingkungan yang secure dan stabil,” tandas Vera.

Ketika dia kehilangan sosok figure attachment dari orang tuanya, anak akan mencari sosok pengganti dengan orang yang sering berinteraksi dengannya.

“Jadi pastikan anak dekat dengan orang yang sering dia lihat, sebagai substitusi dari orang-orang yang hilang dari kehidupan anak. Dia butuh figur attachment, terutama untuk anak di bawah 3 tahun,” lanjut Vera. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 6 Model Homeschooling di Indonesia, Mana yang Tepat untuk Buah Hati?

Mengapa sosok yang lekat dengan anak sangat penting di usia balita? Dijelaskan oleh Vera, anak 3 tahun kebawah sudah memahami siapa sosok yang familiar buat dia, yang sering berinteraksi dengannya.

Jadi anak akan mengacu pada sosok ini untuk berinteraksi dengan orang baru. Bila sosok ini berperilaku positif pada orang asing, anak akan mengikuti. Begitu pun sebaliknya.

“Kenapa ini penting bgt buat anak 3 tahun ke bawah, jadi ada dalam psikologi tingkat perkembangan attachment. Di 0-3 bulan anak nggak ngerti dia attach sama siapa, jadi saat baru melahirkan bisa dikasih kesempatan untuk ibunya recover dulu, anak bisa dipegang oleh siapapun di 3 bulan pertama. Di 3-6 bulan anak baru ngeh siapa figur yang familiar, jadi dia nolak kalau ada figur asing. 6 bulan ke atas anak masih lengket sama salah satu atau salah dua figur yang biasa dia lihat,. Lalu anak di usia 1.5-3 tahun dia akan mengacu pada figur attachment itu kalau ada orang asing, sosok ini positif atau negatif ga, dia akan ikut,” jelas Vera.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena itu sangat penting untuk mengenalkan anak pada orang-orang dari keluarganya, agar suatu saat bila terjadi perpisahan, mereka tidak perlu membangun security oleh orang asing meskipun itu keluarganya sendiri.

“Jadi bantu anak untuk merasa positif dengan orang-orang dari keluarganya di manapun keluarganya berada. Pastikan juga dia dekat dengan orang yang jadi bagian dari lingkungannya,” tambah Vera.

Pada Usia Berapa Anak Bisa Memahami Orang Tuanya Berpisah Atau Meninggal Dunia

Mengenai hal ini Vera menjawab bahwa anak 4 tahun kebawah sebenarnya belum bisa memahami bahwa orang tuanya sudah berpisah atau meninggal dunia. Namun, anak masih menyimpan memori emosionalnya. Karena itu dibutuhkan dukungan emosional agar anak bisa mengerti.

“Perkembangan kognitif kita mulai terstruktur di usia 4 tahun ke atas. Di usia 4 tahun ke bawah anak masih nggak terlalu ingat kejadiannya. tapi otak kita cerdas, bisa menyimpan kejadian trauma, tapi yang disimpan emosionalnya, perasaannya. Makanya butuh support secara emosional agar anak memahami. Dan penting buat anak yang orangtuanya tidak ada, pastikan dia tidak pindah-pindah rumah, lingkungan kehidupan, dan orangnya juga. Dekatkan dengan figur yang familiar sama dia,” tutup Vera.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

***

Itulah informasi tentang dampak perpisahan orang tua bagi anak balita menurut psikolog. Semoga bermanfaat!

 

 

Baca juga

id.theasianparent.com/dampak-perceraian-terhadap-psikolog-anak

id.theasianparent.com/orang-tua-cerai

id.theasianparent.com/proses-bercerai

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan