Pergi ke mal atau ke video arcade bukan satu-satunya cara untuk menikmati akhir pekan bersama anak-anak. Berikut ini adalah pilihan pribadi saya yang saya sarankan untuk keluarga lainnya. Permainan keluarga yang saya tulis di sini kebanyakan spontan, dan sebagian besar gratis.
Beragam permainan keluarga untuk mengisi waktu luang bersama
“Variety Show”
Ini sebenarnya adalah permainan keluarga favorit kami. Ide awalnya dimulai oleh anak kami yang paling bungsu. Ketika Maxine (begitulah nama anak kami) masih berusia 3 tahun, ia sering berdiri di tempat tidur sambil memegang sisir yang dia anggap sebagai microphone. Lalu ia berkata, “Semua orang diam… Lagu pertama adalah sebuah lagu dari Roni “( Roni adalah nama kakaknya).
Ia bisa bermain seperti ini hingga berjam-jam. Kami semua bisa tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya. Permainan ini telah berkembang menjadi permainan keluarga favorit kami. Permainan ini tidak hanya menciptakan kedekatan, tetapi juga menyenangkan dan melatih daya ingat anak-anak untuk mengingat lirik dan lagu yang mereka dengar di radio atau TV.
Di sekolah, anak-anak kami sering diminta untuk bernyanyi di panggung bila ada acara. Kepercayaan diri mereka jadi tinggi berkat permainan keluarga ini.
Ibu Guru
Di lain waktu, Maxine bermain pura-pura menjadi guru dan kami menjadi murid-murid di kelas. Ia berdiri dan bertingkah meniru guru sekolahnya, mulai dari meminta perhatian semua orang untuk diam dan mendengarkannya, dan kemudian memegang buku lalu “membacakan” cerita atau dongeng yang ia suka. Sebenarnya ia belum bisa membaca, dan ia sering kali memegang buku terbalik. Kami jadi terpingkal-pingkal melihatnya.
Kadang ia bercerita tentang Cinderlela, atau cerita lain yang biasa kami ceritakan kepadanya sebelum tidur. Permainan keluarga ini meningkatkan kosa kata anak-anak dan melatih kemampuan berbahasa. Selain itu juga meningkatkan imajinasi mereka.
Kuis keluarga
Semua orang dalam keluarga ikut bergabung. Ibu adalah pembawa acara kuis. Ia berdiri di samping papan tulis untuk menghitung skor. Ia melontarkan pertanyaan-pertanyaan kuiz, mulai dari yang sulit hingga yang mudah, di sesuaikan dengan apa yang ingin ditekankan untuk anak-anak. Misalnya, ia mengambil sebuah benda dan bertanya, “Warna apa ini?” atau untuk anak yang sudah mulai belajar perkalian, ibu akan bertanya, “Berapa 2 x 2?”.
Saya seringkali pura-pura tidak tahu, atau menyebutkan jawaban yang salah, sampai anak-anak kami dengan bangganya memberikan jawaban yang benar dan memenangkan kuis. Kami menggunakan ide dari buku Grolier International’s ( “The Book of Knowledge Encyclopedia”).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Anda tidak harus selalu membiarkan anak-anak menang.
Tujuannya agar mengajarkan mereka untuk bersifat kompetitif dan selalu berusaha menang. Anda juga mengajari mereka bagaimana menerima kekalahan.
2. Biarkan anak memilih permainannya sendiri.
Sementara Anda ingin memilih jenis permainan yang mendidik, biarkan juga mereka memilih jenis permainan dan biarkan mereka memimpin permainannya.
3. Ketika bermain dengan anak-anak, jangan bertindak seperti orang tua.
Anak-anak tidak terlalu senang bila Anda selalu menjadi ‘bos’ untuk mereka. Biarkan mereka berkreasi dan memimpin permainannya sendiri. Kita membimbing dan mengarahkannya ‘dari belakang’.
4. Ketika memilih sebuah permainan, hanya ada satu aturan : permainan harus menyenangkan.
5. Bermain dengan anak-anak Anda adalah saat-saat terbaik untuk menyayangi anak-anak Anda.
Artikel lain tentang bermain :
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.