Parents, sudahkah melatih si kecil memahami tentang perbedaan kebutuhan dan keinginan?
Sebagai contoh, bila si kecil masih saja sering merengek dan meminta Parents membelikan mainan yang diinginkannya. Padahal mainan si kecil sudah menumpuk. Biar bagaimana pun si kecil perlu dilatih untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya.
Harapannya, saat ia besar kelak bisa memilih dengan bijaksana apa yang benar-benar dibutuhkannya. Bagaimana cara mengajarkan perbedaan kebutuhan dan keinginan? Simak ulasan berikut ini.
Mengajarkan si kecil perbedaan kebutuhan dan keinginan
Membedakan kebutuhan dan keinginan tentu saja bukan perkara yang mudah, Jangankan untuk anak-anak, lah wong, orang dewasa saja masih terjerumus dengan dua pilihan ini. Biasanya, sih, godaan untuk orang dewasa terkait dengan produk yang menawarkan potongan harga.
Bagaimana, betul tidak?
Jika kita sendiri, sebagai orangtua saja masih belum mampu mengendalikan, dan menentukan mana yang kebutuhan dan keinginan. Tentu akan lebih sulit untuk mengajarkan dan menerapkannya pada anak.
Dalam hal ini, salah satu kunci penting yang perlu diingat tentu saja melatih anak untuk menunda keinginannya. Biar bagimana pun, menunda keinginan merupakan keterampilan yang sangat penting dimiliki anak. Karena dengan menunda keingnan, si kecil akan belajar mengendalikan diri.
Artikel terkait: Ini dia tahap perkembangan bahasa anak usia 4- 6 tahun, Parents perlu tahu!
Pada dasarnya, melatih untuk bisa menekan hawa napsu, mana yang keinginan dan kebutuham sebenarnya sudah bisa diajarkan sejak usia dini. Cara yang dapat Parents lakukan sebenarnya mudah. Dilansir dari instagram Keluarga kita, ada beberapa cara yang dapat Parents lakukan, berikut di antaranya.
Mengajarkan anak perbedaan kebutuhan dan keinginan #1. Ajarkan anak memilih mana yang menjadi kebutuhannya
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mulai membantu anak untuk mengetahui mana yang menjadi kebutuhannya. Contoh sederhana untuk mengenalkan kebutuhan padanya bisa dimulai dengan beberapa hal yang setiap hari dipakai anak, seperti pakaian, atau makanan.
Misalnya, saat anak baru mandi sore, Parents bisa tunjukkan kalau pakaian ialah kebutuhan yang harus ia gunakan. Bisa dengan mengatakan “Iya, Kakak perlu berpakaian agar tubuhnya nggak kedinginan, ya, nanti kalau kedinginan Kakak bisa sakit.”
Mengajarkan anak perbedaan kebutuhan dan keinginan #2. Ajak anak memilih mana keinginannya
Keinginan yang sering dirasakan anak-anak adalah membeli mainan baru, atau meminta jajan makanan enak. Benar bukan?
Tidak bisa dipungkiri, ada saatnta Parents bisa terkecoh dengan permintaannya, alias sering memberikan apa yang dia inginkan. Padahal, apa yang diinginkan anak tentu tidak selalu baik dan memang benar-benar ia butuhkan. Misalnya saja, saat ia terus menerus menginginkan makan donat atau coklat.
Selain tidak baik untuk kesehatan si kecil, keinginan ini juga bisa membuat kantong Parents bocor atau Parents lebih konsumtif membeli jajanan si kecil.
Dalam menerapkan pola asuh pada anak, konsisten menjadi salah satu kunci yang tidak boleh dilupakan. Hal ini pun berlaku saat melatih anak untuk membedakan mana yang jadi betutuhan atau sekadar keinginan saja.
Aturan yang konsisten artinya Parents membuat aturan kapan anak boleh meminta apa yang menjadi keinginannya. Misalnya, jadwal si kecil untuk jajan makanan kesukaannya adalah hari Sabtu atau Minggu.
Sehingga, bila si kecil selalu mengajak Parents ke supermarket untuk membeli makanan, Parents bisa katakan “Kakak ingat, kan, kalau hari ini bukan hari jajan Kakak. Kita sudah sepakat, kakak jajannya hari Sabtu.”
Mengajarkan anak perbedaan kebutuhan dan keinginan #4. Memberi opsi lain
Seperti yang saya contohkan sebelumnya, anak-anak sering kali tantrum karena tidak diizinkan membeli sesuatu yang dinginkannya. Paling sering bila si kecil ingin mainan baru, padahal mainannya sudah menumpuk di rumah.
Bila hal ini terjadi, Parents tentunya harus memberikan pengertian terlebih dahulu kalau mainan lama si kecil masih bisa dipakai. Setelah itu, jangan lupa untuk menawarkan si kecil untuk membeli kebutuhan yang lain.
“Ibu tahu adik mau punya mainan itu. Tapi ibu lihat mainan lamamu masih bagus, kan baru beli bulan lalu. Kalau beli mainan terus, uang kita habis. Gimana kalau kita beli kebutuhan lain saja?”
Mengajarkan anak perbedaan kebutuhan dan keinginan #5. Memberi pengertian
Saat si kecil sudah dibiasakan oleh Parents untuk menabung, kadang kala ia meminta untuk membelikan sesuatu yang diinginkannya dengan uang tabungan tersebut. Meskipun anak memiliki hak untuk menggunakan uangnya, Parents tentu saja tetap perlu memberikan pengertian padanya kalau tidak semua uangnya bisa dihambur-hamburkan untuk mainan saja.
Parents bisa katakan padanya, “Kalau adik beli mainan itu sekarang, apa nggak sayang sama uangnya? Kan katanya adik ingin beli sepeda baru. Kalau beli mainan, uang beli sepedanya berkurang. Gimana?”
Nah, dari kelima cara di atas, lambat laun Parents akan membiasakan si kecil berpikir mana kebutuhan dan keinginannya. Sehingga nantinya ia bisa memilih dengan lebih bijaksana.
Referensi: Keluarga Kita
Baca juga:
Anak Tidak Bisa Diam Tandanya Cerdas, Ini Bedanya dengan ADHD!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.