Parents masih menjalankan work from home selama social distancing di Indonesia diberlakukan? Jika ya, artinya aktivitas ini sudah dijalankan selama 4 pekan. Faktanya, berkerja di rumah ditambah lagi harus mengawasi anak yang melakukan home schooling pun tak mudah. Kokompakan dan peran orangtua di sini tentu saja dibutuhkan.
Di minggu pertama, banyak orangtua yang mengaku kalau mereka perlu menyesuaikan diri karena memang belum terbiasa mengelola waktu dan membagi tanggung jawab di rumah.
Setidaknya hal ini diakui oleh Adisty, ibu dari satu orang anak yang kini masih duduk di kelas 4 SD. Kepada theAsianparent ID, ia mengatakan, “Awal minggu, tuh, pusing banget. Banyak con call, tugas kerjaan numpuk, tapi anak juga harus didampingi mengerjakan semua tugas di rumah. Banyak sekali work sheet dan praktik yang dia harus lakukan di rumah. Belum lagi kerjaan domestik yang numpuk karena asisten rumah tangga pulang kampung. Manajemen waktunya harus disesuaikan.”
Apakah Parents mengalami hal serupa?
Artikel terkait: Jangan bosan, ini 7 manfaat berdiam diri di rumah menurut psikolog
Cara berbagi peran orangtua saat sedang work from home
Ilustrasi ibu saat bekerja dari rumah.
Apa yang dialami Bunda Adisty, tentu saja bisa memicu stress dan menimbulkan konflik antara suami istri. Bahkan tidak sedikit yang memicu emosi saat mendampingi si kecil.
Hal ini pun diamini Psikolog Ayank Irma Gustiana Andriani, M.Psi., Psi, ia mengungkapkan menghadapi situasi seperti ini ini diperlukan manajemen emosi yang baik.
Antara suami istri perlu membagi waktu dan emosi saat work from home. Karena itu, suami istri perlu berkomunikasi dan mendiskusikannya dengan baik.
“Kalau soal membagi waktu dan emosi di saat WFH, itu memang perlu melakukan komunikasi antara ayah dan ibu. Karena tidak bisa ibu saja yang mengerjakan semuanya, atau ayah saja,” ucap perempuan yang disapa Ayank, saat berbincang dengan theAsianparent ID.
Misalnya dengan mendiskusikan jadwal harian mengenai pola kegiatan rumah tangga. Kemudian, bisa membagi waktu siapa yang menemani si kecil belajar, siapa yang menemaninya bermain.
“Jadi yang paling utama adalah mendiskusikan jadwal harian mengenai pola kegiatan keluarga. Kemudian juga membuat jadwal orangtua yang incharge. Misalnya pada saat makan, yang incharge adalah ibu, pada saat bermain yang incharge adalah ayah dan ibu. Kemudian pada saat beraktivitas beribadah yang incharge adalah ayah,” lanjut Ayank.
Artikel terkait: Biar produktif, lakukan 7 cara ini saat bekerja dari rumah meski ada si kecil
Pastikan Parents punya waktu metime
Ilustrasi ayah bekerja dari rumah bersama anak.
Meskipun memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan sekaligus mengurus anak, Ayank mengingatkan agar Parents tetap memiliki waktu luang untuk bersantai.
Misalnya melakukan me time dengan membaca buku, mendengarkan musik, atau berolahraga sejenak.
“Pengelolaan waktu memang penting, tapi juga selipkan waktu-waktu agar ayah dan ibu punya waktu me time untuk dirinya sendiri, selama kurang lebih 15-30 menit. Sehingga secara emosional juga tetap terjaga,” jelas Ayank.
Artikel terkait: Di rumah saja, Hanung dan Zaskia Mecca ajak anak main film pendek horor
Menahan ego masing-masing selama WFH
Salah satu hal yang tak kalah penting menurut Ayank adalah, suami istri harus menahan egonya masing-masing selama beraktivitas dan bekerja dari rumah.
“Di situasi seperti ini sangat tidak dianjurkan masing-masing orangtua menunjukkan egonya masing-masing,” ucap Ayank.
Parents sebaiknya bekerja sama sebagai tim, dan menunjukkan sikap koperatif. Tak hanya itu, pada situasi seperti ini, menunjukkan sikap empati juga akan membuat pembagian peran orang tua di rumah semakin efektif.
“Tapi sebaliknya, menurunkan ego kemudian bekerja sama sebagai tim bersikap koperatif. Karena selama seharian itu dan sampai waktu yang tidak bisa ditentukan, suami istri akan hanya berinteraksi dengan keluarganya saja, dan meminimalisir kontak dengan orang lain. Maka, kedua belah pihak terutama ayah harus juga memahami situasi ini, karena ibu juga tentunya perlu didukung,” tutup Ayank.
Nah, bagaimana? Apakah Parents sudah melakukan pembagian peran orangtua yang seimbang, seperti yang dikatakan Psikolog Ayank Irma?
Harapannya, dengan berdiskusi dan menjalankan peran sesuai dengan kesepakatan, konflik di dalam keluarga bisa dihindari. Keharmonisan keluarga di tengah pandemi corona pun bisa selalu terjaga.
***
Baca juga:
10 Tips Menjaga Pernikahan Tetap Harmonis Selama Masa Pandemi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.