5 Fakta Penyebaran Subvarian Omicron BA.2, Diklaim Jauh Lebih Menular

Berikut deretan fakta Omicron Subvarian terbaru!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dunia tampaknya harus ekstra bersabar usai WHO mengumumkan penyebaran subvarian Omicron BA.2 sebagai varian Omicron terbaru. Kabarnya, varian ini lebih menular dibandingkan pendahulunya. Simak deretan faktanya!

5 Fakta Penyebaran Subvarian Omicron BA.2

1. Telah Menyebar di Afrika

Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa Omicron yang disebut BA.2 ini telah menyebar di 5 negara di Benua Afrika. Itulah mengapa WHO telah memasukkan subvarian satu ini sebagai Variant of Concern (VoC) pada 1 Februari 2022. 

Para peneliti bahkan menemukan bahwa BA.2 berkontribusi terhadap lonjakan COVID-19 di sejumlah negara. Misalnya laporan bahwa ‘saudara Omicron’ ini menggantikan BA.1 yang sebelumnya menyebar di Denmark.

“BA.2 telah ditemukan di lima negara (di Afrika) yaitu Botswana, Kenya, Malawi, Senegal, dan Afrika Selatan. Kami sangat khawatir,” tutur ilmuwan WHO Dr Niksy Gumede-Moeletsi, mengutip Reuters.

Artikel terkait: Pasien Omicron Boleh Isolasi Mandiri, Ini Syaratnya!

2. Sulit Teridentifikasi

Lebih lanjut, Dr. Niksy menambahkan bahwa subvarian BA.2 lebih sulit diidentifikasi oleh kriteria S-gene target failure. Padahal, kriteria tersebut digunakan untuk membedakan varian Omicron dengan varian virus Corona lainnya.

Gumede-Moeletsi mengatakan, saat ini WHO bekerja keras dengan para peneliti di laboratorium untuk menganalisis sampel Omicron lebih lanjut. Di sisi lain, subvarian BA.1 sejauh ini lebih mudah dilacak dibandingkan varian sebelumnya.

Hal tersebut karena subvarian BA.1 kehilangan satu dari tiga target gen yang digunakan dalam tes PCR (polymerase chain reaction). Namun, subvarian Omicron BA.2 tidak memiliki gen yang hilang seperti subvarian BA.1.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bukan tanpa alasan jika akhirnya, peneliti menyebut BA.2 sebagai ‘Omicron siluman’. Kini, peneliti tengah memantau subvarian tersebut dengan cara yang sama ketika mendeteksi Delta. Yakni dengan melacak jumlah genom virus yang dikirimkan ke database publik seperti GISAID.

Artikel terkait: Kemenkes RI Rilis Kelompok yang rentan terinfeksi Omicron

3. Lebih Cepat Menular

Studi yang dilakukan peneliti Statens Serum Institut (SSI), Copenhagen University, Statistics Denmark, serta Technical University of Denmark menunjukkan bahwa subvarian BA.2 lebih menular dibandingkan virus aslinya.

Selain itu, varian terbaru ini juga dapat menginfeksi orang yang sudah divaksin sekalipun. Penelitian yang telah dilakukan terhadap 8.500 responden memaparkan bahwa saudara Omicron ini 33% lebih berisiko menular kepada orang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Jika Anda telah terpapar Omicron BA.2 di rumah, Anda memiliki kemungkinan 39% untuk terinfeksi dalam tujuh hari. Jika Anda terpapar (subvarian) BA.1, kemungkinan (terinfeksi) adalah 29%,” ujar penulis utama studi, Frederik Plesner.

Para peneliti menegaskan, baik individu yang telah divaksin booster maupun vaksinasi lengkap, kecil kemungkinannya untuk terinfeksi dan menularkan salah satu subvarian Omicron dibandingkan mereka yang belum divaksinasi.

4. Sudah Ada di Indonesia

Pertama kali menyebar di Afrika, sebanyak 55 kasus BA.2 nyatanya telah ditemukan di Indonesia. Demikian fakta yang ditunjukkan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, mengutip BBC Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi bahwa subvarian BA.2 memang lebih sulit dideteksi menggunakan tes PCR S Gene Target Failure atau SGTF – metode yang selama ini digunakan untuk mengidentifikasi kasus probable Omikron.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menkes Budi memastikan bahwa Indonesia akan memiliki fasilitas untuk mendeteksi subvarian BA.2 Omicron.

Artikel terkait: Breaking News: Kemenkes Resmi Umumkan 2 Pasien Omicron Meninggal di Indonesia

5. Bagaimana Cara Mencegah Omicron Subvarian BA.2?

Kendati lebih menular, sejauh ini belum ada data yang menunjukkan bahwa BA.2 dapat mengakibatkan dampak lebih parah dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.

“Melihat negara-negara lain tempat BA.2 sekarang mendominasi, kami tidak melihat adanya lonjakan rawat inap yang lebih tinggi dari perkiraan,” kata Dr Boris Pavlin dari WHO.

Seperti varian sebelumnya, para ahli percaya bahwa vaksin akan masih sangat efektif melindungi dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian. Untuk itu, vaksinasi dosis lengkap dan booster dianjurkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengutip CNN Indonesia, protokol kesehatan mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker tetap harus dilakukan. Masker N95 dan KN95 ditengarai adalah jenis masker terbaik untuk mencegah dibandingkan jenis masker bedah dan masker kain.

Masker N95 dan KN95 memiliki daya lindung yang lebih baik karena mengandung serat polipropilen. Serat ini berfungsi sebagai penghalang mekanis dan elektrostatik sehingga mampu mencegah partikel kecil masuk ke hidung atau mulut.

Masih menurut Reuters, Profesor biologi di University of Massachusetts Dartmouth, Erin Bromage mengatakan masker N95 dapat menyaring tetesan besar dan aerosol atau partikel yang lebih kecil yang berpotensi mengandung virus di udara. Pun Respirator N95 dapat menyaring hingga 95% partikel di udara.

Demikian aneka fakta perihal subvarian Omicron BA.2, jagalah kesehatan Anda dan tetap lakukan protokol kesehatan demi kebaikan bersama.

Baca juga:

Kasus Meningkat, Kenali Gejala Khas Varian Omicron Menurut Ahli

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Inilah Daftar 16 Komorbid Omicron yang Perlu Diwaspadai

Masa Inkubasi Omicron Lebih Pendek, Kapan Waktu Terbaik Tes Covid?