Pasien COVID-19 jumlahnya terus melonjak sejak laporan kasus pertama varian Omicron ditemukan di Indonesia. Terkait dengan varian apa yang banyak menjangkiti pasien, Menteri Kesehatan RI memastikan sebagian besar masyarakat yang positif COVID-19 saat ini terpapar varian Omicron. Dalam konferensi pers Kamis (10/02/22), Kemenkes menjelaskan karakteristik dan kelompok orang yang rentan terinfeksi Omicron.
Artikel terkait: Inilah Daftar 16 Komorbid Omicron yang Perlu Diwaspadai
Kelompok Orang yang Rentan Terinfeksi Omicron
Meskipun pasien Omicron umumnya mengeluhkan gejala ringan, Kemenkes menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh lengah. Pasalnya, kasus COVID-19 varian Omicron ini pun dapat memicu kasus fatal. Terhitung Omicron merebak, lebih dari 300 orang pasien yang meninggal dunia.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Prof. dr. Abdul Kadir, menyatakan bahwa orang yang paling rentan terinfeksi Omicron hingga memicu gejala berat adalah mereka yang belum divaksinasi COVID-19. Hal ini disebabkan dalam tubuh mereka belum terbentuk kekebalan.
Prof. dr. Abdul Kadir juga menyatakan, walaupun secara klinis gejala Omicron bersifat ringan atau bahkan tanpa gejala pada beberapa orang, tapi lansia, orang yang memiliki komorbid, anak-anak dan orang-orang yang belum tervaksinasi perlu lebih berhati hati pada dampak yang diakibatkan varian ini.
Jadi, perlu digaris bawahi kelompok orang yang paling rentan terinfeksi Omicron adalah sebagai berikut:
- mereka yang belum divaksinasi COVID-19
- lansia
- orang yang memiliki komorbid
- anak-anak.
Mutasi, Infeksi, dan Reinfeksi Omicron
Dilansir Halodoc, varian Omicron memiliki hampir 50 jenis mutasi dibandingkan dengan virus SARS-CoV-2 yang terdeteksi mula-mula di China pada tahun 2019. Mutasi inilah yang membuat Omicron lebih mudah menyebar.
Mutasi varian Omicron adalah pada bagian lonjakan yang terhubung langsung ke reseptor ACE2 pada sel manusia. Hal ini meningkatkan afinitasnya terhadap ACE2 yang memungkinkan virus menginfeksi sel secara lebih efisien. Dengan demikian, mutasi tersebut meningkatkan tingkat reproduksi dan transmisibilitas virus dalam sel manusia.
Karena perubahan ini juga, antibodi manusia menjadi lebih sulit mengenali Omicron. Itulah yang kemungkinan menjadi penyebab mengapa banyak ditemukan pasien yang berulang kali terinfeksi Omicron.
Artikel terkait: Pfizer-BioNTech Ajukan Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 untuk Balita
Pentingnya Vaksin Sebagai Upaya Pencegahan
Setelah membaca tentang kasus reinfeksi, mungkin beberapa dari Anda mempertanyakan apa urgensi dari vaksinasi COVID-19.
Robert Glatter, MD, seorang dokter di Lennox Hill Hospital di New York, dalam Healthline menyatakan bahwa dosis booster vaksin COVID-19 mampu secara signifikan meningkatkan perlindungan. Baik terhadap varian omicron maupun terhadap infeksi berulang yang mungkin terjadi.
Penambahan dosis ketiga dari vaksin mRNA, dapat meminimalisasi ancaman potensi lolosnya omicron dari deteksi antibodi tubuh. Karena booster membantu meningkatkan antibodi penetralisir yang bertugas mendeteksi adanya virus dalam tubuh.
Oleh karena itu, vaksinasi COVID-19 masih urgen untuk dilakukan, baik bagi yang sama sekali belum divaksin maupun bagi yang belum lengkap.
Selalu Terapkan Langkah Pencegahan Lainnya
Selain vaksinasi, apa yang harus dilakukan? Jawabannya adalah, tetap waspada, lakukan vaksinasi, dan terapkan protokol kesehatan, ya, Parents.
Berdasarkan kondisi dan pendapat para ahli, masyarakat perlu memahami kedaruratan yang sedang bersama-sama dihadapi. Meskipun begitu, kondisi ini tidak perlu membuat masyarakat resah dan khawatir berlebihan.
Pertama, yang perlu dilakukan adalah tetap melakukan protokol kesehatan antara lain; rajin mencuci tangan, menggunakan masker, menjauhi keramaian, dan sebagainya demi menghindari paparan virus dari luar tubuh.
Yang kedua, melakukan vaksinasi COVID-19 dan booster untuk meningkatkan antibodi tubuh, sehingga tubuh dapat mendeteksi Omicron dengan lebih baik.
Serta yang ketiga dan yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan yaitu dengan pola makan sehat, rutin berolahraga dan berpikiran positif.
Ketiga hal di atas perlu dilakukan secara disiplin, dan tidak pilih-pilih. Walaupun Anda bukan termasuk kelompok orang yang rentan terinfeksi omicron, Anda pun tetap wajib melakukannya untuk meminimalisasi penyebaran COVID-19.
***
Baca juga:
Cerita Atiqah Hasiholan Dua Kali Tes PCR, Mengapa Bisa Awalnya Positif jadi Negatif?
id.theasianparent.com/pasien-covid-19-wisata-di-malang
5 Obat yang Sudah Tidak Ampuh Lagi Mengatasi COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.