Awal bulan seperti sekarang, sering happy karena baru menerima gajian! Sayangnya, kondisi ini hanya bisa dirasakan dalam kurung waktu sebentar. Satu minggu kemudian, saldo pun tahu-tahu jadi menipis. Pernahkah Parents marasakan dan bertanya-tanya apa penyebab gaji cepat habis?
Padahal, gaji rasanya sudah meroket naik karena prestasi di kantor. Namun kenapa rasanya tidak cukup terus, ya? Menjawab hal ini, Prita Ghozie financial planner melalui channel YouTube ZAPFinance TV membagikan sederet alasan mengapa gaji cepat sekali habis.
5 Penyebab Gaji Cepat Habis
1. Belanja
Tak bisa dipungkiri, setiap tanggal gajian tiba diiringi dengan keinginan belanja yang luar biasa besarnya. Mendadak kita ingin memencet tombol check out di akun e-commerce kita yang berisi keinginan terpendam. Padahal jika tidak disiasati, hal ini bisa membuat penghasilan meluap begitu saja.
“Mendadak kita tuh merasa jadi orang kaya, atau bahasa kerennya BPJS (Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita). Itu sebenarnya momen kita tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Boleh kok punya keinginan, yaitu dengan memiliki rekening saving account,” tutur Prita.
Saving account adalah rekening terpisah untuk menyimpan dana khusus untuk membeli barang yang diinginkan. Dengan kata lain, jika rekening ini sudah habis Parents tidak boleh menggunakan pos keuangan lain untuk berbelanja. Belanja dengan smart dan dapat membedakan kebutuhan vs keinginan akan menyelamatkan keuangan Anda.
2. Cicilan
Adakah Parents yang sampai sekarang masih memiliki tanggungan dalam bentuk cicilan? Terlepas apapun tujuannya, cicilan juga menjadi faktor penyebab gaji Anda rasanya cepat sekali ‘hilang’ begitu saja.
“Berbahaya kalau cicilan melebihi 1/3 dari gaji kita, itu sudah tidak sehat kalau hanya untuk membayar cicilan. Misalnya gaji setiap bulan 10 juta, terus 3,5 juta untuk cicilan. Tanpa disadari kita gak menerima gaji full lho karena habis untuk cicilan,” sambung Prita.
Prita pun mengingatkan agar alokasi pembayaran cicilan sebaiknya tidak melebihi 30% dari penghasilan. Selesaikan segera cicilan yang ada agar memudahkan kita menganggarkan dana untuk menabung dan berinvestasi sesuai tujuan yang diinginkan.
3. Terlalu Sering Hangout
Berapa kali Parents hangout dalam sebulan, bisa dihitung jari atau malah keseringan? Kendati menyenangkan, keranjingan hangout bisa menjadi kebocoran halus keuangan bila tidak disikapi dengan baik, lho. Oleh karena itu, pastikan Parents memilih acara hangout sesuai dengan kapasitas keuangan.
“Atau kalau memang hangout ini memang menjadi sebuah kebutuhan juga cara untuk kita bekerja lebih produktif, maka bisa switch atau memindahkan dana yang semula pos playing (bersenang-senang) menjadi pos living (kebutuhan),” jelas Prita.
Perlu dicatat bahwa pos living sebaiknya hanya setengah dari penghasilan. Jika Parents berminat menerapkan cara ini, artinya harus ada anggaran lain yang dikorbankan demi memenuhi kebutuhan hangout ini. Pastikan hal ini tidak menyabotase dana darurat, bahkan alokasi tabungan dan investasi Anda.
4. Traveling
Dewasa ini, traveling telah bergeser menjadi kebutuhan setiap orang. Bahkan, studi menunjukkan di hari kedua liburan level stres seseorang telah berkurang. Tak heran, setiap orang meluangkan waktu khusus untuk liburan dan melepas penat. Namun, pastikan dananya sudah tersedia ya, Parents!
“Aku menganggarkan traveling ke dalam pos playing, jadi ada baiknya memang kita membuat rekening khusus, nih, yang memang dikumpulkan untuk liburan. Nantinya, berapa angka yang tersedia itulah dana yang boleh digunakan untuk traveling,” tegas Prita.
Lebih lanjut, Prita pun mengingatkan agar kita menghindari berutang demi bisa liburan. Jangan tergoda berlibur dengan fasilitas bayar tunda atau cicilan 0% agar liburan tenang dan keuangan aman dapat terwujud.
5. Hobi
Terakhir yaitu hobi yang ternyata bisa membuat gaji Anda cepat habis. Apalagi bagi Parents yang termasuk typical up to date perkembangan baru dan selalu tergoda untuk mengganti gadget dengan model terbaru.
“Sekarang itu fenomenanya berkaitan dengan gadget ya, setiap saat pasti keluar nih model terbaru. Akhirnya dengan kekhawatiran ketinggalan zaman atau istilahnya Fear of Missing Out, kita tergoda deh untuk beli gadget dengan konsep cicilan.
Punya hobi itu boleh saja kok, asalkan pastinya dananya sudah terkumpul dan tidak mengganggu pos keuangan yang lain. Sisihkan sekitar 10% ke dalam playing account kalau memang kita mempunyai hobi tertentu”, pungkas Prita.
Setelah gajian, jangan lupa lakukan ini…
Parents tentu tidak ingin gaji sekadar numpang lewat saja bukan? Untuk itu, Prita Ghozie memaparkan trik jitu agar gaji bisa bertahan hingga waktu gajian berikutnya.
- Bagilah pos gaji. Seminggu sebelum tanggal gajian, buatlah rencana pengeluaran di bulan mendatang secara tertulis atau melalui aplikasi smartphone. Bagilah gaji untuk 3 hal yaitu pos living (kebutuhan hidup sehari-hari) 50%, saving (tabungan dan investasi) 30%, dan playing (gaya hidup) 20%
- Miliki rekening terpisah. Sebisa mungkin Anda membagi rekening menjadi tiga yaitu rekening operasional untuk kebutuhan sehari-hari, rekening untuk dana darurat, dan rekening untuk memenuhi gaya hidup
- Buat skala prioritas. Paling penting cobalah untuk menyusun skala prioritas. Urutkan dalam tabel mana pos yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda. Dianjurkan untuk mendahulukan membayar cicilan jika ada, biaya hidup, lalu alokasikan untuk tabungan dan investasi
- Kurangi trip ke ATM. Dengan kata lain, hitung lebih dulu berapa kebutuhan dana tunai setiap minggunya. Tentukan hari berkunjung ke ATM karena menyimpan uang tunai di dompet terlalu banyak akan membuat Anda terus tergoda mengeluarkan uang
- Buat tujuan keuangan. Misalnya ingin mempunyai rumah, menabung dana liburan ke negara impian, dan sebagainya. Mempunyai tujuan keuangan akan membuat Anda termotivasi untuk rajin menabung dan berinvestasi
Itu dia Parents penjelasannya penyebab gaji cepat habis, mana nih yang paling sesuai dengan kondisi keuangan saat ini?
Baca juga:
Jangan Panik, Ini 6 Tips Mengatur Keuangan Keluarga dengan Gaji Kecil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.