Apakah Parents terkadang pernah mempertanyakan tentang penyebab anak jadi sosok yang pengadu? Ya, perilaku buah hati yang terkadang menggemaskan seperti ini memang sebagian terjadi karena ada penyebab yang perlu Parents ketahui.
Simak di sini beberapa penyebab anak jadi seseorang yang sering mengadu kepada orang tuanya.
Penyebab Anak Menjadi Sosok yang Pengadu
Berikut ini adalah beberapa alasan yang menyebabkan anak menjadi sosok yang sering mengadu pada orang tuanya.
1. Mencari Perhatian Orang Tua
Setiap anak kecil memang selalu memiliki sikap ingin diperhatikan, terutama dari orangtuanya sendiri. Karenanya, kadang sikap yang kurang menyenangkan, salah satunya sering mengadu, menjadi muncul sebagai bentuk usaha anak mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
2. Ingin Memenangkan Persaingan dari Saudaranya Sendiri
Hal ini terjadi ketika buah hati memiliki saudara kandung yang umurnya terpaut dekat, misalnya satu atau dua tahun. Di usia seperti ini, keduanya tentu ingin mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orangtuanya.
Untuk mendapatkan keinginannya, sifat mengadu bisa menjadi salah satu cara yang mereka tempuh untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang lebih tersebut.
Untuk menangani hal ini, Parents tentunya perlu menunjukkan sikap netral di antara anak. Yakinkan mereka bahwasanya setia dari mereka akan menerima kasih sayang yang 100% dari orangtuanya, tidak ada keberpihakan atau ketidakberimbangan.
Ketika ada masalah atau perselisihan di antara keduanya, dengarkan cerita dan alasan dari masing-masing anak, baik dari kakak atau adiknya.
Artikel terkait: Sharena Delon bagikan tips agar kakak dan adik tak saling cemburu
3. Ingin Meminta Bantuan dari Orangtua untuk Menyelesaikan Masalah yang sedang Dihadapi
Perilaku mengadu dari anak terkadang adalah bentuk dari permintaan tolong kepada orang tuanya untuk menyelesaikan masalah yang muncul di antara lingkungan sosialnya. Ketika anak mulai beranjak besar, ia mulai berteman dan perselisihan di antara mereka akan muncul.
Ketika ini terjadi, cobalah untuk mendengarkan anak dengan baik, lalu tawarkan beberapa solusi sederhana untuk membantu menyelesaikan permasalahan mereka.
4. Ingin Meminta Dukungan dari Orang Tua
Ketika mulai memiliki konflik dan perselisihan dengan teman-temannya, anak mulai mengadu pada orang tua untuk mendapatkan dukungan dan pembelaan. Sudah sewajarnya, sih, jika anak ingin memiliki pembenaran dari orang dewasa yang paling penting untuk dirinya. Apalagi, jika anak tersebut memang masih kecil dibandingkan dengan teman-teman bermain di lingkungannya.
Akan tetapi, orang tua tentu perlu mendengarkan dan mengambil jalan yang netral untuk cerita yang disampaikan oleh buah hati.
Daripada memberikan respons pembelaan yang berlebihan, pastikan bahwasanya orang tua siap untuk mendengarkan dan memberikan solusi sebagai jalan tengah serta nasihat yang lembut untuk anak jika ia melakukan kesalahan pada temannya.
Artikel terkait: Memberikan sogokan untuk anak, boleh atau tidak, ya?
5. Ingin Menguasai atau Mengontrol Sesuatu
Sifat mengadu juga dilakukan anak ketika ia ingin menguasai atau mengontrol sesuatu. Misalnya, adalah seorang kakak yang ingin mengontrol adiknya sendiri biasanya melaporkan perilaku adiknya pada orangtuanya untuk mendapatkan dukungan.
Bagaimana Merespons Sifat Sering Mengadu pada Anak?
Respons orang tua terhadap perilaku sering mengadu seperti ini memang sebaiknya disesuaikan dengan konteksnya masing-masing.
Jika anak mengadu untuk menceritakan kabar sedih atau tentang masalah di sekitar lingkungannya, maka berikanlah perhatian terhadap mereka.
Buat anak merasa bahwa orang tua menjadi orang dewasa terpercaya yang akan menerima segala keluh kesah mereka dan siap untuk membantu jika memang diperlukan.
Jika anak mengadu untuk masalah seperti ingin mendapatkan pembelaan di depan saudaranya sendiri atau ingin menunjukkan bahwa mereka yang paling benar di dalam sebuah perselisihan, sebaiknya Parents menunjukkan sikap yang netral.
Ketahui seluk beluk permasalah yang sesungguhnya sebelum memberikan solusi yang tepat untuk anak.
Daripada terlalu sering mencampuri urusan perselisihan anak-anak, Parents bisa mulai memberikan buah hati semacam tanggung jawab untuk mereka agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika memang terjadi konflik yang besar, barulah meminta pertolongan dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
Demikianlah beberapa penyebab anak jadi pengadu. Menurut laman Republika, daripada memberikan label pengadu pada anak, Parents bisa mulai memerhatikan konteks cerita yang mereka adukan, lalu beri respons secara bijaksana. Dengan demikian, anak bisa mengakhiri sikap seperti ini karena sudah memiliki rasa aman secara fisik dan emosional.
Baca juga:
Kesulitan Menghadapi Anak 'Caper'? Ini Trik Mengatasinya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.