Apakah anak Anda selalu minta diperhatikan setiap saat? Bisa jadi ia termasuk anak caper alias suka mencari perhatian.
Ya, beberapa anak memang menganggap mereka adalah pusat dari dunia dan menuntut orang di sekelilingnya untuk selalu memperhatikan mereka.
Meskipun memberi perhatian pada anak adalah kewajiban orangtua, namun jika si kecil selalu menuntut perhatian terus menerus pastinya membuat Anda kewalahan.

Lantas bagaimana mengatasinya? Simaklah trik berikut ini!
1. Buat anak caper merasa terlibat
Saat Anda sedang sibuk memasak lantas si kecil menarik-narik baju Anda meminta bermain? Daripada memintanya untuk bermain sendiri, buatlah agar ia merasa dilibatkan.
Ajak ia untuk ikut membantu Anda. Misalkan mengaduk-aduk adonan atau mencabut pucuk sayuran yang bisa ia lakukan tanpa berada di dekat kompor yang berbahaya.
Melibatkan anak saat Anda sibuk membuatnya merasa dihargai dan Anda tetap bisa menyelesaikan pekerjaan rumah.
2. Diamkan
Ketika ia mulai merajuk dan tantrum, kuatkan mental Anda dan diamkan perilakunya tersebut (namun pastikan ia tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain).
Mendiamkan anak saat ia tantrum karena meminta perhatian atau meminta keinginannya dituruti akan mengajarkan si kecil bahwa perilaku seperti itu tidak akan membuatnya mendapatkan apapun.
Ajarkan anak ‘kalimat ajaib’ agar kebiasaan capernya berkurang. Simak di halaman selanjutnya!

3. Kalimat ajaib
Tolong, maaf, dan terima kasih adalah 3 kata ajaib yang harus Anda tanamkan kepada si kecil sejak dini.
Sejak ia mulai mengerti perintah dan ucapan Anda, ajarkan ia untuk mengatakan dengan jelas apa yang dia inginkan.
Jika ia meminta di waktu yang tidak tepat, tetaplah puji ia dan mintalah untuk bersabar.
Contoh: Waah, terima kasih abang sudah meminta dengan baik-baik. Tapi bunda sekarang harus mencuci baju dulu. Tunggu sebentar ya
4. Berikan pilihan
Anak terkadang menjadi ‘caper’ karena ia berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan.
Jika memang Anda tidak bisa memberikan apa yang dia inginkan, berikan ia pilihan pengganti sebagai alternatif.
Contoh: Boneka barbienya sudah habis di toko. Adik mau boneka beruang atau mainan masak-masakan?
5. Buat kesepakatan
Beberapa anak menjadi ‘caper’ karena ia menolak mengerjakan hal yang ia kurang sukai.
Misal Anda menyuruhnya menyikat gigi dan ia mendadak merajuk berusaha mengalihkan perhatian Anda dari sikat gigi.
Daripada memarahinya, buatlah kesepakatan yang Anda dan ia setujui.
Contoh: Kamu mau baca buku bergambar? Nanti kita baca sama-sama sehabis kamu sikat gigi ya
Balita biasanya rewel saat akan ditinggal pergi Bunda
Mengapa anak cari perhatian
Meskipun anak Anda baru berusia tiga tahun, dia bisa tahu persis bagaimana mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Ketika dia menginginkan es krim sebelum makan malam, dia merengek dan berpegangan pada kaki ayah selama ayahnya memasak.
Anak akan terus melanjutkan hal itusampai ayahnya menyerah. Ketika anak tidak ingin pergi tidur, dia berlari di sekitar rumah hingga berkejaran dengan orang tua, sampai akhirnya orang tua yang menyerah dan membiarkannya terjaga hingga satu jam kemudian.
Dan ketika anak ingin menonton video, meskipun dia dilarang berkali-kali, anak akan berteriak dan menangis sampai akhirnya dia berhasil membuat orang tua mengabulkan permintaanya. Mengapa anak-anak kecil mencari perhatian dengan cara yang terkadang menjengkelkan?
Parents perlu mencatat, perilaku mencari perhatian seperti itu (merengek, menangis, menjerit, dan lain-lain) adalah bagian yang sangat normal dari perkembangan anak kecil.
Empowering Parents menyebutkan, anak-anak dalam rentang usia 3 hingga 7 tahun sama sekali tidak dapat menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan mereka secara terorganisir dan kemudian mengungkapkannya.
Jadi bagi mereka, metode komunikasi yang paling mudah adalah dengan terlibat dalam perilaku mencari perhatian — biasanya dengan cara yang menjengkelkan dan sering.
Ada banyak alasan anak-anak mencari perhatian: mereka bosan, menghabiskan hari di sekolah atau tempat penitipan anak dan benar-benar menginginkan perhatian orang tua, mereka lelah, atau lapar. Kuncinya adalah tidak banyak mencari tahu mengapa anak bertindak seperti ini, sebanyak belajar bagaimana merespons ketika anak melakukannya.
Ingat ya Parents, perilaku mencari perhatian bisa menyebalkan dan sulit bagi orang tua untuk menanganinya. Tetapi pada akhirnya, ingatlah bahwa ini adalah tahap perkembangan anak yang normal dan akan segera berlalu. Berikan perhatian dan cinta yang konsisten, pahami keinginan anak beri respons, niscaya anak akan berkembang dengan baik.
Baca Juga:
5 Tanda Anda Membesarkan Si Kecil Menjadi Anak Manja
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.