Parents, pernahkah Anda mendengar soal penyakit lupus? Lupus atau dalam bahasa medis disebut lupus eritematosus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh termasuk kulit, sendi, ginjal, hingga otak.
Penyakit ini memang bisa menyerang siapa saja, tetapi faktanya lebih sering dialami oleh perempuan
Pada dasarnya, saat tubuh dalam kondisi normal, sistem imunitas tubuh akan melindungi dari infeksi atau cedera dalam bentuk apa pun.
Namun, bagi seseorang yang mengalami penyakit autoimun termasuk lupus akan mengalami sebaliknya. Sistem imun justru menyerang jaringan dan organ tubuh yang sehat.
Penyebab Lupus
Sayangnya, sampai saat ini penyebab seseorang menderita lupus belum diketahui secara pasti. Namun, kombinasi faktor genetik dan lingkungan ditengarai menjadi penyebabnya.
Beberapa pemicu lain seperti seringnya terkena paparan sinar matahari, adanya infeksi, atau konsumsi obat-obatan tertentu. WebMD juga menyebutkan ada beberapa faktor risiko lupus yang patut dicermati.
- Ras. Orang yang berasal dari Afrika, Asia, dan Amerika cenderung berisiko tinggi mengalami lupus
- Jenis kelamin. Faktanya, 99% orang yang didiagnosis lupus berjenis kelamin perempuan. Fluktuasi hormon menjadi alasan utama
- Usia. Perempuan dalam rentang usia 14-45 tahun sering didera penyakit ini
- Riwayat keluarga. Anda patut memperhatikan apabila ada anggota keluarga yang mengalami lupus, tak menutup kemungkinan Anda juga dapat mengalaminya. Namun, hanya 10% orang dengan lupus yang juga mengalami kerabat keluarga dengan penyakit serupa
- Kontak dengan virus tertentu dan bahan kimia memungkinkan memicu penyakit lupus
Artikel terkait: Bisa Sebabkan Komplikasi Serius, Ketahui Gejala Sinusitis dan Cara Mencegahnya
Gejala Lupus
Lupus dapat dialami siapa pun, dan gejalanya bervariasi untuk setiap orang. Namun, umumnya tanda berikut akan dirasakan penderita lupus:
- Sendi pegal (artralgia)
- Demam lebih tinggi dari 100′ F
- Pembengkakan sendi (arthritis) dan pergelangan kaki
- Kelelahan yang konstan atau parah
- Ruam kulit berbentuk kupu-kupu, seringnya mengenai area pipi dan hidung
- Nyeri di dada saat bernapas dalam (radang selaput dada)
- Kerontokan rambut
- Sensitivitas terhadap matahari atau cahaya lain
- Kejang
- Jari tangan atau kaki pucat atau ungu saat Anda kedinginan atau stres (fenomena Raynaud)
- Berat badan menurun
- Sariawan
Artikel terkait: Waspada Serangan Serangan Jantung, Ini Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Diagnosis Penyakit Lupus
Lupus adalah penyakit yang sulit didiagnosis. Dokter akan melakukan tanya jawab, pemeriksaan fisik untuk melihat tanda dan gejala yang timbul, serta melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit ini.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan untuk memastikan lupus yaitu tes lab (tes darah, tes urine, biopsi) dan pemindaian seperti Rontgen.
Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk memastikan adanya antibodi ANA (antinuclear antibody) yang kadarnya meningkat pada penderita penyakit autoimun.
Mengutip Medical News Today, American College of Rheumatology mempunyai 11 checklist untuk membantu dokter mengklasifikasi seseorang menderita lupus atau tidak.
Bila seseorang mengalami 4 dari kriteria berikut ini, dokter akan mempertimbangkan kemungkinan menderita lupus.
- Ruam malar: Ruam berbentuk kupu-kupu yang muncul di pipi dan hidung.
- Ruam diskoid: adanya bercak kemerahan
- Fotosensitivitas: Ruam kulit yang muncul setelah terpapar sinar matahari.
- Ulkus mulut atau hidung: Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
- Artritis non-erosif: Ini tidak merusak tulang di sekitar sendi tetapi ada nyeri tekan, bengkak, atau efusi pada 2 atau lebih sendi perifer.
- Perikarditis atau pleuritis: Peradangan yang akan memengaruhi lapisan di sekitar jantung (perikarditis) atau paru-paru (pleuritis).
- Masalah pada ginjal: Tes menunjukkan kadar protein atau sel yang tinggi dalam urin jika seseorang memiliki masalah ginjal.
- Adanya gangguan neurologis: Mengalami kejang, psikosis, atau masalah dengan pemikiran dan penalaran.
- Gangguan hematologi (darah): Ada anemia hemolitik dengan jumlah sel darah putih atau trombosit yang rendah.
- Kondisi imunologi yang tidak normal: Tes menunjukkan bahwa terdapat antibodi terhadap DNA untai ganda (dsDNA), antibodi terhadap Sm, atau antibodi terhadap kardiolipin.
- ANA Positif: Tes untuk ANA positif, dan orang tersebut belum pernah menggunakan obat apapun yang menjadi penyebab
Artikel terkait: Ombrophobia atau Fobia Hujan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Pengobatan dan Pencegahan Lupus
Sayangnya, hingga kini lupus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, obat tertentu akan dianjurkan dokter dengan mengubah gaya hidup dan mengurangi risiko penyakit ini kambuh lebih sering.
Obat-obatan juga diberikan dalam rangka mengatur sistem kekebalan tubuh, menyeimbangkan hormon tubuh, meminimalisasi tekanan darah, menekan risiko infeksi, serta mengontrol kolesterol.
Di samping itu, cara berikut ini akan dianjurkan dokter untuk mengurangi lupus kambuh antara lain:
- Olahraga teratur untuk menghilangkan rasa sakit pada tubuh
- Rutin melakukan aktivitas relaksasi atau meditasi, misalnya yoga dan tai chi
- Mengurangi terpapar sinar matahari, seperti memakai sunblock berkala, memakai topi lebar, pakaian lengan panjang
- Sebisa mungkin menghindari stres.
Parents, semoga informasi perihal penyakit lupus bermanfaat untuk Anda dan keluarga, ya!
***
Baca juga:
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Kenali Beragam Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Penyakit Autoimun
id.theasianparent.com/gangguan-kepribadian-paranoid
Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Stroke