Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi, Apakah Harus Dioperasi?

Perkembangan teknologi memungkinkan invasi nonbedah untuk bayi penderita penyakit jantung bawaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tahukah Parents bahwa penyakit jantung adalah penyakit yang menjadi penyebab tertinggi kematian di Indonesia? Tak hanya penyakit jantung yang perlu diwaspadai, begitu pula penyakit jantung bawaan yang bisa terjadi pada bayi baru lahir.

Penting untuk melakukan deteksi dini pada penyakit jantung kongenital ini, untuk dapat menyelamatkan nyawa pasien dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Waspada Penyakit Jantung Bawaan, Penyakit Bawaan Paling Umum di Indonesia

Sumber: Freepik

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan struktur jantung yang ditemukan sejak lahir akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Kasus penyakit jantung bawaan berkisar antara 8 hingga 10 per 1000 kelahiran hidup.

Tak hanya itu, PJB juga berkontribusi besar pada angka kematian bayi di Indonesia. Ada 80 ribu bayi yang lahir dengan PJB per tahunnya, dan 1 dari 4 bayi lahir dengan PJB kritis yang memerlukan intervensi segera.

Sekitar 30% dari kasus PJB ditemukan pada bulan pertama kehidupan, dan 50% meninggal pada bulan pertama sehingga deteksi dini untuk penyakit jantung kongenital ini sangat penting untuk melakukan rujukan dan mendapatkan diagnosis yang jelas dan efektif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan dan Penyebabnya, Bisa Dialami Sejak Bayi

Beberapa gejala PJB pada bayi baru lahir yang umum dilihat pada penderitanya adalah sebagai berikut:

  • Sulit menyusu
  • Mengalami gangguan tumbuh kembang
  • Badannya biru atau mengalami hipoksia
  • Napas cepat
  • Keringat dingin
  • Terdengar bising jantung pada pemeriksaan
  • Nadi perifer lemah
  • Pembesaran liver

Cara Deteksi PJB

Sumber: Freepik

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit jantung bawaan pada tiga tahap, yaitu saat merencanakan kehamilan, saat kehamilan, dan segera setelah bayi lahir. Proses skrining tersebut adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Skrining Premarital

Skrining premarital dan konseling genetik dapat mengindentifikasi dan memodifikasi melalui pencegahan dan manajemen dari beberapa kebiasaan atau kondisi medis dan faktor risiko lainnya yang dapat memengaruhi hasil kehamilan.

Misalnya jika diketahui adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau faktor risiko tertentu seperti penyakit diabetes yang dialami ibu, maka dokter dan pasangan suami istri yang sedang merencakan kehamilan dapat mendiskusikan langkah yang harus diambil, seperti menjaga kadar gula darah agar tidak berpengaruh pada kehamilan,

2. Skrining Prenatal

Saat sedang hamil, ibu yang memiliki faktor risiko juga bisa melakukan skrining prenatal. Skrining ini dilakukan melalui USG untuk melihat apakah ada malformasi jantung pada janin. Namun, faktanya hanya sekitar 23% PJB yang terdeteksi sebelum kelahiran.

3. Skrining Bayi Baru Lahir

Saat bayi baru lahir, dapat dilakukan pemeriksaan salah satunya dengan menggunakan pulse oxymetri untuk mengukur saturasi oksigen bayi. Skrining ini dapat dilakukan ketika bayi berusia minimal 24 jam atau selambat-lambatnya sebelum bayi dipulangkan dari rumah sakit.

Artikel Terkait: Pentingnya Nutrisi untuk Penyakit Jantung Bawaan Menurut Pakar, Tingkatkan Kualitas Hidup Anak

Apakah Bayi Penderita Penyakit Jantung Kongenital Harus Dioperasi?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Freepik

Keputusan operasi pada penderita penyakit jantung bawaan harus dilakukan sesuai dengan diagnosis dan kebutuhan. Namun, kini dengan perkembangan teknologi, Parents juga bisa memilih untuk melakukan intervensi nonbedah.

Intervensi nonbedah untuk PJB adalah metode yang dapat menurunkan tingkat mortalitas, dengan perawatan yang singkat, dan biaya yang lebih rendah daripada tindakan bedah.

Salah satu tindakan intervensi nonbedah yang dapat dilakukan pada penderita PJB adalah metode zero floroskopi, yaitu teknik yang menggunakan teknologi ekokardiografi dan mengeliminasi penggunaan fluroskopi.

Kemudian ada RVOT stent, yaitu intervensi dengan menggunakan nonbedah dengan cara membesarkan dan pemasangan stent pada alur keluar bilik kanan yang dapat dilakukan pada pasien dengan risiko yang tinggi untuk operasi bedah jantung terbuka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada pula PDA stent, yakni suatu prosedur yang dilakukan dengan memasang stent untuk menjaga patensi dari ductus arteriosus pada bayi yang mengandalkan ductus arteriosus untuk mendapatkan aliran darah sistemik. PDA stent adalah tindakan yang sering dilakukan di daerah yang memiliki fasilitas dan sumber daya terbatas untuk bedah jantung anak seperti di Indonesia.

Artikel Terkait: Wajib Tahu! Ini Bisa Parents Lakukan untuk Mengurangi Risiko Penyakit Jantung Kongenital pada Anak

Permasalahan mengenai rendahnya deteksi penyakit jantung bawaan di Indonesia juga membawa masalah krusial. Sebab, rendahnya deteksi penyakit jantung bawaan akan memengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yang secara tidak langsung berdampak terhadap masa depan dari sebuah bangsa dan negara.

Dalam acara virtual press conference ’31st Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) Cardiovascular Medicine in 2022 and Beyond: Adaptive, Personalized and Evidence-based’ Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengadakan pertemuan untuk menyambut rekan-rekan baru PERKI. Seremoni ini telah diadakan setiap tahun sejak tahun 2003, dan dihadiri oleh para pemimpin pusat kardiovaskular di Indonesia.

ASMIHA bertujuan untuk memberikan pendidikan kedokteran berkelanjutan mengenai topik kardiovaskular, yang mencakup ilmu pengetahuan terbaru serta tantangannya.

Dengan berkembangannya teknologi medis dan meningkatkan kualitas sumber daya terutama pada para tenaga kesehatan dan kardiolog, diharapkan angka penyakit jantung yang menjadi penyebab kematian no 1 di Indonesia pun dapat ditekan, begitu pula penyakit jantung bawaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga:

5 Cacat lahir pada bayi yang sering terjadi di Indonesia

Kondisi Murmur Jantung Dapat Dialami Bayi, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Mengenal Sianosis pada Bayi, Muncul Semburat Biru atau Keunguan di Kulit Bayi