Keterampilan berbahasa perlu dilatih sejak dini.
Keterampilan berbahasa pada anak amat penting untuk dikembangkan oleh orangtua. Sebagaimana kita ketahui, keterampilan anak dalam berbahasa kerap dijadikan tolok ukur kecerdasan anak.
Anak yang pintar mengemukakan keinginannya melalui kata-kata juga lebih sering mendapat apresiasi daripada anak yang tidak bisa berbahasa dengan baik.
Namun demikian, sebagai orangtua, kita sering kali lalai dalam mengajari anak tata cara berbahasa yang baik dan benar. Seringkali kita beranggapan, bahasa anak itu sebatas cukup dimengerti dan sesuai dengan bahasa sehari-hari.
Kita membiarkan perkembangan keterampilan berbahasa anak secara alakadarnya dan tidak pernah mengajari mereka bagaimana berbahasa yang baik dan benar. Padahal pada periode masa kanak-kanak, mengajari anak berbahasa sesuai kaidah merupakan pintu gerbang bagi anak untuk memasuki dunia ilmu pengetahuan.
Kapan keterampilan berbahasa harus mulai diasah?
Bunda, apa bila kita terbiasa membiarkan anak hanya mendengar dan berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak baku, anak akan mengalami kesulitan ketika kelak harus mempelajari pelajaran-pelajaran di sekolah atau membaca literatur-literatur ilmiah.
Selain hal tersebut, bahasa juga amat menentukan apa dan bagaimana si anak harus mempelajari lingkungannya. Bahasa bisa mengembangkan kemampuan belajar atau bahkan menghambat keinginan anak untuk belajar.
Montessori menyebutkan usia antara 1,5 tahun hingga 3 tahun merupakan periode sensitif bagi perkembangan kemampuan berbahasa bagi anak. Pada periode ini kemampuan berbahasa anak berkembang pesat.
Dan jika Anda memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu, pada periode inilah saat yang tepat untuk mengajarkan berbagai bahasa pada buah hati Anda.
“Otak anak kecil mempunyai kemampuan khusus untuk belajar bahasa, suatu kemampuan yang akan menurun dengan berjalannya waktu, “ demikian dinyatakan Dr. Wilder Penfielld, seorang ahli bedah syaraf, yang selama 25 tahun menjabat direktur Intitut Neurologi Universitas Mc. Gill di Montreal, dikutip dari buku Meningkatkan Kecerdasan Anak karangan Joan Beck.
Dr. Penfield menjelaskan, bahwa selama tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, otaknya membentuk “unit-unit bahasa” yang mencatat segala seuatu yang didengarnya. Unit-unit ini saling berhubungan dengan sel-sel syaraf yang lain yang mengatur kegiatan motorik, berpikir dan fungsi intelek lainnya.
Bagaimana caranya agar anak terampil menggunakan bahasa yang baik dan benar?
1. Berikan model yang baik
Anak adalah peniru yang ulung. Anda dan orang terdekatnya akan menjadi model bagi anak dalam berbahasa. Hal ini berarti, kemampuan Anda berbahasa akan mempengaruhi perkembangan keterampilan berbahasa anak.
Biasakanlah untuk senantiasa mengucapkan kata-kata yang baku dan benar pada masa periode sensitif anak untuk menanamkan unit bahasa yang benar.
2. Latih anak untuk terbiasa mengucapkan dengan benar
Ketika anak belajar mengucapkan sepatah kata, latihlah anak untuk mengucapkan kata-kata dengan tepat. Misalkan : biasakan mengucapkan kata “tidak” bukan “enggak”.
3. Bacakan cerita
Membacakan cerita untuk anak, selain menambah pengetahuan juga membiasakan anak untuk mendengarkan pengucapan kosakata yang baik dan benar. Kosakata ini akan tersimpan dengan baik dalam kortex-kortex otak anak. Dan kelak akan memudahkannya mempelajari materi-materi peajaran di sekolah.
Baca juga : Manfaat mendongeng untuk anak
4. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mendidik
Tontonan di televisi yang kerap mengumbar kata-kata yang kasar, tidak sopan dan jauh dari konsep berbahasa yang baik, bisa menimbulkan kekacauan pada anak. Mereka cenderung mengucapkan kata-kata yang sering mereka dengar, terkadang tanpa mengetahui maksud dan tujuannya.
Baca juga : 10 Film Kartun Terlarang untuk Anak
Demikianlah Parents, semoga bermanfaat….
Referensi :
- Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Pra-Sekolah, Elizabeth G.Hainstock, Pustaka Delapratasa, Jakarta, 1999
- Meningkatkan Kecerdasan Anak, Joan Beck, Pustaka Delapratasa, Jakarta,2000
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.