Lauren Wasser menjalani hidupnya dengan bahagia, meraih mimpinya sebagai model di usia muda, meneruskan karir yang juga ditekuni kedua orangtuanya. Namun, semuanya berubah ketika ia terkena toxic shock syndrome akibat penggunaan tampon.
Kena infeksi bakteri akibat penggunaan tampon, Lauren kehilangan satu kaki
Lauren tak pernah menyangka, di usianya yang sudah 24 tahun, dia sudah biasa memakai tampon saat haid. Namun suatu hari, ia terbangun di rumah sakit setelah memakai tampon. Dia mengalami serangan jantung yang parah, dan didiagnosa mengalami toxic shock sydnrome (TSS).
Akibat infeksi bakteri TSS, Lauren harus kehilangan sebelah kakinya. Kaki kanan Lauren harus diamputasi, dari batas lutut hingga ke bawah. Dan beberapa jari di kaki kiri juga harus diamputasi.
“Saya berada dalam kesakitan setiap hari, saya memakai kaki palsu yang dilapisi emas. Dan sayangnya, saya juga harus merelakan kaki kiri saya untuk kembali diamputasi.”
Beberapa bulan setelah kaki kirinya diamputasi, Lauren kembali masuk rumah sakit untuk menjalani operasi amputasi kaki kanannya. Karena ternyata bakteri TSS sudah menyebar ke kaki kanan.
Lima tahun berselang dari pertamakali Lauren terkana TSS, dia kembali menjalani karir sebagai modeling, dan diberi julukan si kaki emas. Lauren juga menggunakan pengaruhnya sebagai tokoh publik untuk memberi peringatan pada semua wanita akan bahaya penggunaan tampon.
Lauren dan kedua kaki emasnya.
Dr Lovleena Nadir, seorang konsultan senior di OB-GYN Fortis la Femme, Delhi, mengatakan, “TSS adalah kondisi medis yang langka, dan biasanya berkaitan dengan penggunaan tampon saat menstruasi. Tampon yang dibiarkan terlalu lama di dalam vagina, bisa menimbulkan infeksi bakteri Staphylococcus Aureus.”
“Kadang, tampon menggesek vagina sehingga membuat bakteri lebih mudah masuk ke aliran darah. Hal ini mengakibatkan tekanan darah rendah, syok, bahkan gagal ginjal. Jika tidak segera ditangani, bisa memengaruhi organ penting lainnya,” tambah Dr. Lovleena.
Bahaya tampon yang harus diwaspadai oleh semua wanita
Bahaya tampon selain TSS.
Selain risiko terkena TSS, ada bahaya tampon lain yang harus diwaspadai sebelum Anda memilih untuk mencobanya. Yakni sebagai berikut:
1. Kandungan bahan kimia tinggi
Menurut pernyataan dari Environmental Protection Agency, tampon memiliki kandungan bahan kimia yang tinggi. Penggunaan tampon dalam jangka waktu lama bisa membuat vagina rentan terhadap berbagai penyakit, yang bisa menurunkan kesuburan, atau fatal seperti TSS.
2. Memicu perkembangbiakan bakteri jahat
Tampon dibuat dengan daya serap tinggi, sayangnya tidak hanya darah menstruasi yang diserap, bakteri baik juga diserap olehnya. Hal ini memicu bakteri jahat berkembang biak dengan subur di vagina.
3. Kram di perut
Elisa Ross, seorang OB/GYN di Cleveland Clinic Women’s Health Institute mengatakan, “Pemakaian tampon bisa memicu kram saat haid yang lebih parah. Karena cara penggunaannya yang dimasukkan ke vagina, maka bila pemasangannya salah, maka akan timbul masalah sakit perut atau lainnya.”
Tips penggunaan tampon yang baik
- Baca label di kemasan tampon
- Hindari tampon berdaya serap tinggi
- Ganti tampon setiap 4-6 jam sekali
- Penggunaan tampon hanya satu buah dalam sekali pemakaian.
- Ganti tampon sebelum pergi tidur
- Bila tidak nyaman menggunakan tampon, ganti dengan pembalut.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Toxic Shock Syndrome, Infeksi Bakteri yang Menimbulkan Racun dalam Darah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.