Tak lama umat Islam di seluruh dunia akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Biasanya, seluruh jajaran pemerintah sudah bersiap untuk menentukan jatuhnya tanggal 1 Ramadhan. Di Indonesia sendiri ada dua metode yang digunakan sebagai cara penentuan awal ramadhan, yakni rukhyatul hilal dan hisab.
Lalu, di tanggal berapakah jatuhnya 1 Ramadhan 1442 Hijriyah? Ini ulasannya.
Penentuan Awal Ramadhan 1442 Hijriyah
Biasanya ketika menentukan awal puasa atau tanggal 1 Ramadhan, pemerintah akan melakukan sidang tertutup yang jatuh pada malam terakhir di bulan Sya’ban. Pada tahun 2021 ini, sidang isbat penentuan awal Ramadhan akan diadakan pada tanggal 12 April 2021.
Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang telah menetapkan awal puasa Ramadhan 2021. Menurut Pimpinan Pusat Muhammadiyah, awal Ramadhan 1442 H jatuh pada Selasa, 13 April 2021.
Dengan demikian, puasa Ramadhan hanya tinggal 12 hari lagi. Keputusan tersebut tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.
Pada maklumat tersebut, penetapan awal Ramadhan 1442H/2021 dibuat berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Sedangkan ijtimak jelang Ramadhan 1442 H terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09.33 WIB. Dengan demikian organisasi Islam di Indonesia ini akan menjalankan ibadah Tarawih pada malam hari di tanggal 12 April 2021.
Penetapan 1 Ramadhan 1442 H dari Pemerintah
Pemerintah, dalam menetapkan awal bulan Ramadhan, Syawal ataupun Zulhijah, biasanya akan menggelar sidang isbat yang dipimpin oleh Kementerian Agama. Sidang isbat dilakukan pada hari terakhir di bulan Sya’ban. Untuk tahun ini, Kemenag akan menggelar sidang tersbut pada hari Senin, 12 April 2021.
“Untuk Isbat awal Ramadhan 1442 H pada tanggal 12 April 2021 M,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin dikutip dari Kompas.com.
Kegiatan sidang isbat diawali dengan pemaparan posisi hilal awal oleh Tim Falakiyah Kemenag. Kemudian dilanjutkan dengan melaporkan hasil hisab dan pantauan Rukyatul hilal oleh tim Kemenag di seluruh wilayah Indonesia.
Melalui hasil tersebut, Kemenag beserta jajarannya akan memutuskan dan menetapkan awal Ramadhan 1442 H. Untuk itu, mari nantikan pengumuman selanjutnya dari pemerintah terkait kapan awal Ramadhan.
Cara dan Metode Penentuan Awal Ramadhan
Ada beberapa cara dan metode dalam menentukan awal puasa Ramadhan, akhir Ramadhan dan juga awal bulan Syawal. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.
Diketahui, dalam penentuan awal puasa Ramadhan, umumnya menggunakan dua metode yaitu melalui pemantauan hilal (rukyatul hilal) dan hisab.
1. Penetapan dengan Hisab Melalui Pendekatan Wujudul Hilal
Dalam menentukan awal Ramadhan ataupun Syawal dengan menggunakan metode ini, didasari oleh perhitungan hisab. Akan tetapi pastikan posisi hilal berada di atas ufuk berapa pun derajat tingginya walaupun kurang dari 0,5 derajat. Bahkan meskipun hilal tidak dapat dilihat dengan mata kepala, yang penting sudah ada wujud hilal.
2. Penetapan dengan Hisab Melalui Pendekatan Imkanur Rukyat
Pada metode atau cara ini, penentuan awal Ramadhan ditetapkan berdasarkan perhitungan hisab dengan posisi hilal berada pada ketinggian minimal dua derajat. Oleh karena itu, apabila posisi hilal kurang dari dua derajat tidak imkan dirukyat, tidak bisa ditetapkan sebagai awal Ramadhan. Sehingga penetapan awal Ramadhan pada hari berikutnya.
3. Penetapan Awal Ramadhan dengan Rukyat bil Fi’li
Artinya penetapan awal Ramadhan didasarakan pada melihat bulan sabit, Hisab hanya berfungsi sebagai pemandu dalam melakukan rukyat bil fi’li agar rukyat dilakukan menjadi efektif. Syahadah atau rukyat bil fi’li yang bisa diterima adalah posisi hilal berada diatas ufuk. Apabila posisi hilal di bawah ufuk maka harus ditolak.
4. Menggenapkan 30 Hari pada Bulan Sya’ban
Cara selanjutnya dalam penentuan awal maupun akhir Ramadhan adalah dengan menggenapkan bilangan pada bualn Sya’ban yakni menjadi 30 hari. Namun cara ini hanya boleh ditempuh ketika rulyatul hilal menemui kegagalan karena hilal tidak dapat terlihat. Hal ini berdasarkan hukum kuat yang terdapat dalam Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Imam al-Bukhari,
فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
“Apabila kalian terhalang oleh awan maka sempurnakanlah jumlah bilangan hari bulan Sya’ban menjadi tiga puluh.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam riwayat muslim disebutkan juga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنْ غُمِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعَدَدَ
“Dan jika bulan itu tertutup dari pandangan kalian, maka genapkanlah bilangannya.” (HR. Muslim)
Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan dengan menggenapkan bilangan bulan menjadi 30 hari ini dikenal dengan istilah metode istikmal.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, diketahui pula bahwa pendapat pertama, kedua dan keempat dalam menetapkan awal dan akhir Ramadhan menggunakan hisab tanpa melakukan rukyat. Sedangkan untuk pendapat ketiga lebih mengedepankan rukyat bil fi’li. Sehingga awal Ramadhan baru bisa ditetapkan setelah melakukan rukyatul hilal pada malam 30 Sya’ban.
Apabila hilal dapat di rukyat sekalipun kurang dari dua derajat maka awal Ramadhan dapat ditetapkan. Namun, kalau tidak berhasil di rukyat maka ditetapkan pada hari berikutnya dengan metode istikmal atau menyempurnakan 30 hari di bulan Sya’ban.
Nah, Parents, itulah mengenai informasi penetapan 1 Ramadhan 1442 H. Semoga para Parents selalu diberikan kesehatan dan umur panjang untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Aamiin…
Baca juga ;
6 Pertanyaan Seputar Bayar Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Digabung dengan Puasa Lain?
Tingkatkan Kebaikan dengan 12 Amalan Saat Puasa Ramadan Ini!
5 Dongeng untuk Bayi dalam Kandungan yang Bisa Bunda Bacakan, Bikin Bayi Cerdas!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.