Bayi akan mengingat bahasa lahirnya sampai ia dewasa. Sekalipun, saat mulai bicara nanti, ia justru mempelajari bahasa yang berbeda.
Penelitian ini diadakan oleh Universitas Hanyang di Seoul dan dipimpin oleh Dr Jiyoun Choi. Ia menyatakan bahwa seorang anak akan mendapatkan manfaat dari bahasa yang didengarnya semasa bayi, yaitu dengan kemudahan mereka belajar bahasa yang mereka pikir sudah dilupakannya.
Ia mencontohkan anak asal belanda yang diadopsi oleh orang Korea. Sekalipun ia nantinya bicara bahasa Korea, anak asal Belanda ini hanya perlu belajar ulang bahasa Belanda karena otaknya menyimpan bahasa yang diingatnya dulu.
Begitupun dengan orang Korea yang diadopsi oleh keluarga Belanda. Sekalipun sehari-hari berbicara dengan bahasa Belanda, anak asal Korea yang pernah mendengar bahasa Korea saat bayi mampu menirukan konsonan dalam alfabet Korea dengan sempurnya.
Padahal, anak tersebut tidak pernah belajar bahasa Korea sebelumnya. Apalagi bunyi huruf vokal maupun konsonan Belanda dan Korea sangat berbeda.
Bayi yang diadopsi pada usia di bawah enam dan 17 bulan, kecepatan belajar bahasanya sama. Artinya, kemampuan menyerap bahasa asli lahirnya dan bahasa yang dipelajari negara tempat ia tinggal tidak berbeda.
Dua anak yang diasuh di umur berbeda di negara yang sama akan sama-sama lancar dalam menggunakan bahasa negara yang ia tinggali kini.
“Suara ibu yang didengar bayi sangat berpengaruh pada ingatan bayi atas bahasa yang pertama kali didengarnya,” terang Dr Jiyoun Choi
Ia juga mengingatkan para orang tua untuk mengajak anak bicara sedini mungkin karena anak akan menyerap pengetahuan tersebut saat itu juga. Selain itu, kemampuan otaknya dalam menyerap pelajaran baru juga sangat luar biasa.
Ia juga memperingatkan orang tua untuk memperhatikan bahasa macam apa yang digunakan saat bicara dengan bayi. Karena bayi akan menyerap apapun yang dikatakan oleh orang tua, terutama ibunya.
Bayi akan mengingat bahasa lahirnya sebagai bahasa pertamanya. Kemudian, bahasa yang ia gunakan saat ia mulai mampu bicara disebut sebagai bahasa keduanya sekalipun nantinya lebih ia kuasai.
Namun hingga kini, penelitian tentang transisi bahasa bayi dari bahasa asli menuju bahasa sehari-harinya belum selesai dilakukan.
Karena bayi akan mengingat bahasa lahirnya, maka kita bisa membayangkan jika anak mempelajari dua bahasa asli sekaligus dari ibunya. Apakah otomatis anak akan memiliki dua bahasa asli sekaligus dan dapat dengan mudah mempelajari bahasa lainnya saat ia mulai bicara nanti?
Tentu saja hal itu bisa dicoba. Karena punya anak poligot (mampu bicara dengan banyak bahasa) adalah impian banyak orang tua.
Baca juga:
Tahapan Perkembangan Bahasa Sejak Bayi Hingga 3 Tahun
Pernahkah Anda melihat seorang anak yang dapat berbicara dengan dua bahasa berbeda? Hal tersebut dapat dilator belakangi karena bahasa saat lahir dan bahasa sehari hari bertolak belakang. Akan tetapi, kemampuan otak si kecil mampu merekam bahasa yang didengarnya semasa baru lahir atau dalam kandungan dengan baik. Tidak heran, si kecil dapat menguasai bahasa dengan mudah karena bayi akan mengingat bahasa lahirnya. Yuk simak ulasannya di sini!
Mudah Menyerap Pengetahuan
Tahukah Anda bahwa si kecil sangat mudah dalam menyerap informasi yang didengarnya dari orang orang di sekitarnya? Sejak dini, orang tua khususnya ibu disarankan untuk berkomunikasi dengan bayinya. Dengan begitu, bayi Anda akan merekam informasi yang diberikan dan bahasa yang digunakan. Tidak heran, jika si kecil mampu melafalkan beberapa kosa kata atau belajar bahasa terkait dengan sangat cepat.
Seperti anak asal Belanda yang diadopsi oleh orang Korea. Meskipun pada saat mulai berbicara ia melafalkan bahasa Korea, tetapi ia dapat dengan mudah berbicara dalam bahasa Belanda. Hal itu cukup dilakukan dengan belajar ulang bahasa Belanda karena otaknya telah merekam bahasa yang didengarnya dahulu. Bahasa Korea dan Belanda tentu memiliki pelafalan yang berbeda, tetapi ia dengan mudah dapat beradaptasi dengan bahasa saat ia lahir.
Memilah Bahasa yang Digunakan
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa si kecil dapat merekam bahasa yang didengarnya. Oleh karena itu, para orang tua khususnya ibu harus berhati hati dalam berbicara dengan si kecil. Gunakan bahasa yang baik agar yang terekam dalam memori bayi Anda adalah bahasa yang baik. Dengan begitu, harapannya si kecil dapat memahami kosa kata yang baik. Ia pun dapat mengucapkan kata kata yang baik, saat ia sudah berbicara kelak karena bayi akan mengingat bahasa lahirnya.
Sejak bayi dalam kandungan memang sangat disarankan untuk sering berkomunikasi dengan ibu atau ayahnya. Melalui komunikasi tersebut, si kecil dapat mengenali suara kedua orang tuanya dan memahami bahasa yang digunakan. Tidak hanya itu, memorinya akan merekam bahasa dan dapat memahami bahasa tersebut dengan mudah saat sudah dewasa. Bahkan bahasa tersebut akan terus diingat dan memungkinnya menguasai beberapa bahasa yang berbeda.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.