Betapa lucunya bayi yang sudah mulai berceloteh. Namun seiring dengan perkembangan bahasa yang ia miliki, ocehannya pelan-pelan semakin berkurang.
Ia akan mulai mengucapkan kata, lalu kalimat. Tapi sebetulnya kapan ya bayi mulai mengatakan kata pertamanya?
Berikut ini adalah tahapan penting perkembangan bahasa pada bayi sejak lahir hingga berusia 3 tahun.
Perkembangan bahasa pada bayi 0-4 bulan
Apa yang bayi lakukan?
Bayi terlahir sebagai pendengar. Setelah lahir, ia akan mulai membuat ‘kesimpulan’; misalkan suara berat milik ayah, suara lembut milik ibu.
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Tapi tak lama lagi ia akan mulai menggunakan lidah, bibir, dan langit-langit mulutnya untuk membuat degukan, atau suara seperti “oohs”, dan “aahs”.
Apa yang bayi bisa pahami?
Bayi usia 4 minggu dapat membedakan suara dengan suku kata yang sama seperti “ma” dan “na”. Dan tepat usia 2 bulan, bayi akan mulai mampu menghubungkan beberapa suara dengan gerakan bibir.
Perkembangan bahasa pada bayi 4-6 bulan
Apa yang bayi lakukan?
Dengusan bayi adalah caranya untuk berlatih mengoceh. Tak lama lagi Anda akan mendengar suara yang seperti berasal dari bagian belakang lidah, seperti suara “g” dan “k”. Atau suara bibir seperti “m”, “w”, “p”, dan “b”.
Perhatian si kecil akan berfokus pada kata-kata yang biasa ia dengar, misalnya namanya, kata “Mama”, “Ibu”, “Bunda”, “Ayah”, “Papa” sebagai caranya untuk memahami kalimat.
Apa yang bayi bisa pahami?
Di usia 4 – 4,5 bulan, si kecil mungkin mengenal namanya, tapi ia hanya akan paham beberapa kata penting seperti “hai” atau “dadah”. Baru pada usia 6 bulan ia akan sadar bahwa nama yang sering disebutkan tersebut ditujukan untuknya.
Perkembangan bahasa pada bayi 7-12 bulan
Apa yang bayi lakukan?
Pada usia ini, ocehannya akan mulai terdengar seperti kata (misal “gaga”). Dan ia akan sering mengulangi kata-kata tersebut berulang kali.
Pada usia 9 bulan, ia akan mulai mengerti arti gerak tubuh, mampu menunjuk atau menggerutu untuk menunjukkan apa yang ia inginkan.
Dan kira-kira di usia 10 bulan, ia mulai mampu mengendalikan dan mengkombinaskan suara.
Biasanya kata-kata yang pertama muncul adalah kata-kata sapaan (seperti “hai” atau “dadah”), orang (“ma, ma” atau “da, da”), binatang piaran (“guk, guk” untuk anjing atau “pus” untuk kucing), dan makanan (seperti “ue” untuk kue, “mam”, dan “cu,cu” untuk susu).
Apa yang bayi bisa pahami?
Si kecil pelan-pelan mulai memahami beberapa kata, misalkan nama-nama benda yang sering ia temui, seperti botol atau sepatu.
Ia juga akan mengenali intonasi, dan tahu bahwa intonasi tinggi seringkali berarti “tidak” atau “jangan”.
Perkembangan bahasa pada bayi 13-18 bulan
Apa yang balita lakukan?
Begitu ia mampu mengeluarkan kata pertamanya, maka ia kan terus mencoba.
Awalnya perbendaharaan katanya bertambah sangat pelan, hanya beberapa kata setiap bulannya. Anak-anak sepertinya lebih menyukai kata-kata benda, baru kemudian kata kerja dan kata sifat.
Dia juga akan mencoba kata tanya yang hanya terdiri dari 2 suku kata seperti “ue?” untuk bertanya “Boleh makan kue?” dan suka sekali berkata “tidak”.
Apa yang balita bisa pahami?
Ia akan mulai tahu kalimat dasar seperti “Ibu melempar bola” dan “Bola dilempar ibu”. Dia juga mulai paham perintah-perintah sederhana dan mengerti lebih banyak kata dibanding yang bisa ia ucapkan.
Perkembangan bahasa pada bayi 19-24 bulan
Apa yang balita lakukan?
Meski para ahli bahasa tidak begitu yakin alasannya, tapi rata-rata bayi mengalami “ledakan bahasa” di usia 19-20 bulan.
Setelah berbulan-bulan berkembang dengan sangat lambat, tiba-tiba ia mulai belajar banyak kata dengan sangat cepat,bahkan hingga sembilan kata per hari.
Ledakan kata ini kadang diikuti dengan fase menggabungkan kata, seperti bertanya “apa itu” menjadi “patu” yang kadang bisa jadi sangat mirip dengan saat ia mengucapkan “sepatu”.
Bersabarlah ketika si kecil memasuki tahap ini, karena menanggapi pertanyaan atau permintaannya bisa sangat melelahkan. Sering si kecil mudah ngambek karena kita tidak tahu apa yang ia inginkan.
Meskipun begitu, cara bayi bicara yang seperti itu, malah terlihat sangat lucu.
Pada fase ini pula kadang ia salah menginterpretasikan maksudnya. Misalkan karena ia telah mengenal bola adalah benda berbentuk bulat, maka, ketika melihat semua benda bulat, ia akan menganggap itu bola.
Apa yang balita bisa pahami?
Si kecil akan mulai mengerti bagaimana menggunakan kata kerja. Ia sangat paham bahwa orangtuanya adalah kunci baginya belajar bahasa. Ia akan melihat, mendengar, menyerap semua kata yang orangtuanya katakan atau lakukan.
Perkembangan bahasa pada bayi 25-36 bulan
Apa yang balita lakukan?
Pada tiga tahun pertamanya, si kecil mulai menggunakan semua kosa kata yang telah ia miliki. Ia mulai bisa memilah semua yang ia pelajari selama ini.
Ia mulai menambahkan kata tanya “Kapan?”, “Mengapa?”, “Di mana?” pada kata “pa tu”-nya. Dia mulai menambahakna ide-ide yang lebih kompleks, seperti belajar bahwa “tidak” bisa berarti “jangan” atau “bukan” atau “tidak ada”.
Di akhir tahun ketiganya, kata-kata abstrak seperti “tahu” dan “suka” mulai ia gunakan. Seiring ingatannya yang berkembang, ia juga mulai mampu bercerita cerita-cerita pendek.
Apa yang balita pahami?
Si kecil mulai memahami konsep waktu dalam kalimat, arti kata yang berarti banyak, kata dengan awalan dan akhiran, serta bercerita pendek.
Yang bisa kita lakukan untuk membantu perkembangan bahasa
Batita paling mudah menyerap ajaran dalam bentuk lagu. Lagu dengan lirik berirama seperti “Pok Ame Ame”, “Balonku” bisa menjadi cara mengajarinya kosa kata baru.
Membacakan buku cerita di waktu senggangnya juga akan sangat membantu si kecil memperbanyak perbendaharaan kata.
Anak-anak butuh banyak bantuan agar mampu berkomunikasi dengan baik. Coba sesekali tanyakan tentang teman-temannya atau malah apa yang baru saja ia kerjakan, dan kita akan menemukan cerita-cerita ajaib keluar dari mulutnya.
Yang harus diperhatikan?
Pemikiran anak bisa saja lebih jauh dari kemampuannya berbicara. Dan hal ini kadang menimbulkan masalah pada komunikasi pada anak dan orangtua.
Anak bisa jadi lebih mudah marah. Merendahlah dan bicaralah kepadanya pelan, sambil merunut kembali apa sebetulnya maksud si kecil.
Gagap si kecil bisa jadi juga karena masalah ini. Bila si kecil mengalaminya, berkonsultasilah pada dokter apa langkah yang tepat untuk menanganinya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.