Pendarahan Saat Hamil Tua, Berbahayakah? Ini Penjelasannya, Bunda!
Pendarahan saat hamil tua akan membuat Bumil khawatir. Namun, apa penyebab pendarahan ini, dan apakah kondisi ini berbahaya? Berikut penjelasannya!
Setiap terjadi pendarahan dari vagina, Bumil akan merasa sangat khawatir, apalagi jika perdarahan tersebut terjadi saat usia kehamilan 9 bulan. Lalu, berbahayakah pendarahan saat hamil tua ini?
Untuk mengetahui penyebab dan apa yang harus dilakukan saat mengalami, baca sampai habis artikel ini ya, Parents.
Artikel terkait: Keputihan dan Muncul Flek Kuning Saat Hamil Tua, Bahaya atau Normal?
Pendarahan Saat Hamil Tua, Berbahayakah?
Dilansir dari Livestrong, perdarahan selama bulan ke-9 kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari persiapan tubuh untuk persalinan, hingga kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian medis segera.
Selain itu, kondisi lain yang tidak terkait dengan kehamilan juga dapat menyebabkan perdarahan terjadi.
Saat Anda mendekati akhir kehamilan, leher rahim lebih menipis dan rileks, untuk mempersiapkan proses persalinan.
Ketika ini terjadi, sering ada beberapa cairan atau darah yang keluar dalam jumlah sedikit. Ini adalah tanda normal persalinan yang akan datang dan dapat terjadi hingga 2 hingga 3 minggu sebelum persalinan dimulai.
Jadi, tidak ada yang bisa memastikan perdarahan tersebut normal atau tidak, sampai Anda berkonsultasi dengan dokter.
Jadi jika hal ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.
Artikel terkait: Amankah Berhubungan Seks Saat Hamil Tua? Ini Aturannya!
Penyebab Perdarahan Saat Hamil tua yang Perlu Diwaspadai
1. Solusio Plasenta
Plasenta berkembang di dalam rahim selama kehamilan dan menyediakan nutrisi bagi janin melalui tali pusat.
Saat terjadi solusio plasenta, sebagian plasenta terlepas dari dinding rahim. Ini sering menyebabkan perdarahan vagina.
Selain perdarahan, gejala lain dari solusio plasenta termasuk sakit perut, sakit punggung, rahim yang lembut dan kontraksi.
2. Plasenta Previa
Kondisi ini mengacu pada plasenta yang menutupi pembukaan serviks. Plasenta dapat menutupi seluruh serviks atau hanya sebagian saja.
Faktor risiko untuk plasenta previa meliputi, usia lebih tua, pernah menjalani persalinan sebelumnya, merokok atau penggunaan kokain selama kehamilan
Selain perdarahan, gejala lain plasenta previa yaitu perut yang terasa sangat kram.
Artikel terkait: Apa Itu Plasenta? Kenali Fungsinya dan Gangguan yang Bisa Terjadi
3. Ruptur Uteri
Dalam kasus yang jarang terjadi, robeknya dinding rahim (ruptur uteri), dapat menjadi penyebab perdarahan vagina selama akhir kehamilan.
Gejala ruptur uteri termasuk sakit perut, kelainan denyut jantung pada bayi, dan lemas.
Ruptur uterus paling sering terlihat pada wanita yang pernah menjalani operasi rahim sebelumnya, seperti operasi caesar atau pengangkatan fibroid rahim.
Ruptur uteri adalah keadaan darurat medis yang berpotensi mengancam jiwa. Diagnosis harus dibuat dengan cepat untuk pembedahan segera.
Artikel terkait: Cegah stillbirth, ini posisi tidur saat hamil tua yang aman untuk Bumil
Pendarahan Tidak Terkait Kehamilan
Pendarahan di akhir kehamilan mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Vulva, vagina, serviks, dan rektum semuanya diperiksa untuk mengetahui adanya infeksi, trauma, dan kelainan lain jika terjadi perdarahan.
Infeksi seperti genital warts atau herpes, gangguan kulit tertentu dan beberapa lesi kulit prakanker dan kanker, dapat menyebabkan perdarahan dari vagina.
Wasir umum terjadi selama kehamilan dan mudah berdarah. Infeksi, trauma, dan pertumbuhan non-kanker dan kanker pada leher rahim, juga dapat menjadi sumber perdarahan.
Jika Anda mengalami perdarahan dari vagina saat akhir kehamilan, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menentukan sumber perdarahan sehingga penanganan yang tepat dapat diberikan tanpa penundaan.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Bahayakah Batuk saat Hamil Tua? Ini Tanda Bumil Harus Waspada
15 Pantangan Ibu Hamil saat Memasuki Trimester Akhir, Catat Bun!