India ciptakan pembalut biodegradable yang diharapkan mampu mengurangi peningkatan sampah di bumi. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, sampah pun kian bertambah dan masih belum ada cara terefektif untuk mengatasinya.
Beragam ide dicetuskan dan perlahan dikembangkan dengan harapan mampu membantu dalam mengurai masalah sampah. Seperti apa ide terbarukan dari India tersebut? Simak informasinya berikut.
Sampah Jadi Permasalahan di India
India merupakan salah satu negara dengan kepadatan penduduk sebesar 1,38 miliar. Jumlah yang luar biasa tersebut jelas menghasilkan sampah yang tidak sedikit, dan lama kelamaan membahayakan kesehatan serta lingkungan.
Sumber: unsplash
Gerakan zero waste mulai sering dicanangkan demi pengurangan sampah, namun sayangnya gerakan tersebut masih belum ampuh mengatasi permasalahan sampah di India. Salah satu jenis sampah yang sulit terurai yakni pembalut.
Pembalut merupakan kebutuhan bagi setiap perempuan. Di India sendiri, tidak semua perempuan dapat memeroleh pembalut, mengutip yoursay.id, hanya 3 dari 5 penduduk saja yang berkesempatan menggunakan pembalut.
Sumber: freepik
Sedangkan sisanya akan menggunakan pembalut kain yang dinilai tidak higienis dan berbahaya bagi kesehatan, pun pembalut sekali pakai yang jadi limbah.
Atasi Sampah dengan Bahan Alami
Memikirkan limbah pembalut yang tidak bisa terurai ini menjadikan ide terbarukan oleh Chirag Desai, seorang peneliti yang memanfaatkan limbah batang pisang sebagai pembalut.
Selain di Indonesia, tanaman pisang tumbuh subur di India dan banyak dibudidayakan. Suburnya tanaman ini pun menambah sampah baru, terlebih batang pisang yang biasanya dibuang untuk peremajaan pohonnya.
Sumber: unsplash
Batang pisang tersebut menjadi ide Chirag melakukan percobaan untuk diolah ke dalam beberapa produk seperti permen, kain, juga pupuk cair. Pembalut pun bisa diolah dari batang pisang selagi diolah dengan benar.
Founder Saathi, produsen pembalut ramah lingkungan menyambut ide cemerlang ini dengan baik dan mulai mengembangkan pembalut berbahan dasar batang pisang.
Artikel terkait: Mencari Alternatif Pembalut Wanita yang Lebih Aman
Bagaimana Proses Pembuatannya?
Pertama, batang pisang yang ditebang ini dipotong menjadi dua bagian. Batang tersebut dipisahkan per lapisan menggunakan mesin dan diproses menjadi serat. Serat-serat ini kemudian dikeringkan dan diolah.
Sumber: instagram/saathipads
Serat yang mengering ini dipotong hingga mengecil dan diproses kembali sampai jadi serat halus. Serat halus tersebut merupakan bahan dasar pembuatan pembalut. Bagian lem, plastik pun dibuat dari bahan alami.
Pembalut produksi Saathi ini 100% tidak menggunakan plastik, mereka memanfaatkan bahan alam yang dapat terurai selama 6 bulan setelah pemakaian dan dikubur dalam tanah. Selain dari batang pisang, Saathi juga produksi pembalut dari bambu.
Ide cemerlang ini bisa menjadi solusi baik dalam pengurangan limbah sampah di dunia, serta semoga adanya pembalut biodegradable ini efektif mengatasi permasalahan di lingkungan.
Bagaimana pendapat Parents dengan ide ini?
Baca juga:
Daftar Pembalut yang Mengandung Klorin Menurut YLKI
Coba yuk, 12 kegunaan pembalut dan panty liner yang tak cuma buat menstruasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.