Kehilangan pasangan, kehilangan hewan peliharaan kesayangan, kehilangan pekerjaan, dan berbagai tragedi dalam hidup bisa mengakibatkan patah hati dan stres yang ekstrim. Kondisi patah hati ini ternyata bisa berpengaruh terhadap kesehatan jantung Anda. Baca faktanya di sini!
Apa itu sindrom patah hati?
Sindrom yang secara medis dikenal dengan nama takotsubo cardiomyopathy ini lebih sering terjadi pada wanita. Meskipun literatur medis mengenai sindrom ini masih jarang, namun kasusnya sudah banyak mengemuka.
Sindrom patah hati atau secara harfiah diartikan jantung yang ‘patah’, ditandai dengan ruang pompa utama, vertrikel kiri, melemah, menyebabkan rasa sakit dan sesak napas. Kondisi ini reversibel dan sementara tetapi dapat menyebabkan komplikasi yang mirip dengan apa yang terjadi setelah serangan jantung. Para ahli berpikir hal ini disebabkan oleh membanjirnya hormon (seperti adrenalin) yang dihasilkan selama situasi stres yang membuat jantung tersengat.
Lebih dari 6.200 kasus sindrom patah hati dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 2012. Mayoritas pasien adalah wanita. Biasanya, mereka mengetahui kejadian apa yang terjadi dalam hidup mereka (stressor) yang memicu sindrom ini.
Rasa sakit yang teramat sangat bisa memicu sindrom ini. Begitu juga asma, bertengkar hebat dengan pasangan, pesta kejutan, bahkan harus berbicara di depan umum.
Sindrom ini menyerupai serangan jantung, seperti nyeri pada dada dan sesak napas. Mual, muntah, dan jantung berdebar juga bisa terjadi. Namun Anda memerlukan diagnosis tepat dari dokter.
Sekitar 95% pasien pulih dalam waktu satu atau dua bulan. Biasanya pasien mendapatkan pengobatan yang sama dengan mereka yang mengalami gagal jantung untuk menguatkan jantung. Jika tidak terjadi komplikasi, sindrom ini tidak mematikan. Tingkat kematiannya hanya 3%.
Risiko sindrom patah hati
Namun jika pasien mengalami komplikasi, yang terjadi pada 1 dari 10 kasus, hal fatal bisa terjadi. Salah satu kasusnya adalah terjadi cardiogenic shock, di mana jantung tidak bisa memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Tidak ada aturan khusus untuk merawat pasien-pasien dengan sindrom patah hati. Diperlukan evaluasi secara individual dan pasien perlu dimonitor terus jangka panjang.
Pencegahan patah hati adalah kuncinya
Roda hidup memang selalu berputar, kadang di atas kadang di bawah. Mau tidak mau kita akan mengalami hal-hal negatif bahkan tragedi dalam hidup. Menghindari, mengelola stres dan berusaha ikhlas adalah kuncinya.
Bagaimana cara untuk sembuh dari patah hati
Patah hati bisa jadi adalah pengalaman yang dialami semua orang. Patah hati berlarut-larut tentu tidak akan baik untuk diri Anda. Bagamaina Anda akan menyembuhkannya? Psychology Today memberikan beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk sembuh dari patah hati.
1. Take your time
Putus cinta dapat memicu reaksi kimia, emosi, dan fisik yang menyebabkan Anda merasa kesepian, tertekan, dan tidak berharga. Alih-alih mendorong diri Anda untuk bergerak maju dengan cepat, luangkan waktu untuk mengakui bahwa Anda sedang patah hati.
2. Anti-sosial media
Media sosial memungkinkan Anda untuk terus melihat mantan hanya dengan sentuhan jari. Penting bagi Anda untuk memahami tidak ada untungnya melihat kisah-kisah mantan Anda di Instagram atau Facebook.
4. Cobalah untuk mindfulness
Untuk mengelola sensasi, pikiran, dan perasaan yang tidak menyenangkan, cobalah berlatih pernapasan dalam, meditasi, dan aktivitas mindful lainnya.
5. Kencan dengan diri sendiri
Kencan dengan diri sendiri adalah cara untuk menjadi lebih sadar tentang bagaimana perasaan Anda, apa yang terjadi dalam pikiran Anda dan mengapa Anda beperilaku demikian. Ini juga membantu Anda mengerti kebutuhan dan keinginan Anda.
6. Ingat alasan Anda putus
Mungkin menyakitkan untuk mengingat apa yang dikatakan mantan Anda ketika segalanya berakhir, tetapi itu adalah bagian penting untuk move on. Anda harus selalu ingat, ada alasan mengapa Anda dan dia tidak lagi bersama.
7. Temukan Terapi
Jika Anda membutuhkan bantuan tambahan, terapi bisa menjadi cara yang luar biasa untuk memberi Anda dukungan dan tenaga baru untuk membantu melepaskan.
Kesehatan mental dan kesehatan fisik Anda terhubung satu sama lain. Rawatlah keduanya untuk hidup yang lebih sehat dan lebih baik!
Referensi: WebMD
Baca juga:
Pemicu dan Cara Menghilangkan Stres Menurut Dr. Sonia Lupien
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.