Baru-baru ini, sedang viral di media sosial mengenai kasus perpeloncoan dalam ospek daring Unesa.
Bulan September adalah waktunya para mahasiswa baru (maba) di Indonesia menjalani orientasi studi dan pengenalan kampus alias ospek. Sebagian kampus memberlakukan ospek secara daring karena pandemi, salah satunya Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Sayangnya, meski digelar secara virtual melalui Zoom, ospek Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa itu tak luput dari budaya perpeloncoan senior kepada maba. Hal itu diketahui dari sebuah video ospek yang terunggah di Twitter dan menjadi viral. Video itu memperlihatkan mahasiswa senior yang sedang membentak maba lantaran tidak memakai sabuk.
Viral Video Ospek Daring Unesa Berisi Kekerasan Verbal pada Maba
Salah seorang Komdis FIP Unesa yang menjelaskan perannya di PKKMB. Screenshoot YouTube/FIP Unesa via IDNTimes
Video berdurasi 29 detik tersebut diketahui pertama kali diunggah oleh akun Twitter @rafirizqu19 pada Jumat (14/9/2020), pukul 17.42 WIB. Hingga Selasa pagi (15/9/2020), video ini telah mendapatkan 3 juta penonton, 3.612 retweet, 4.149 quote retweet, dan 11,3 ribu penyuka.
Video itu juga dilengkapi dengan logo Unesa serta keterangan subtitle PKKMB (Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) FIP Unesa 2020.
Pada video itu terlihat panitia memarahi seorang peserta lantaran tidak memakai sabuk.
“Ikat pinggangnya mana? Ikat pinggang diperlihatkan!” ujar seorang panitia laki-laki dalam video itu.
“Nggak ada kak,” jawab mahasiswi peserta ospek yang tidak memakai ikat pinggang itu dengan polos.
Bentakan-bentakan lainnya pun menyusul seusai sang mahasiswa baru meminta maaf.
“Gak dibaca tata tertibnya?” tutur seorang panitia perempuan berjilbab coklat.
Tak ayal, bentakan mahasiswa senior pada maba itu membuat warganet geram dan mengecamnya. Mereka menilai bentakan-bentakan seperti ini merupakan bentuk perpeloncoan yang tidak baik dilakukan kepada mahasiswa baru.
Ospek dengan kekerasan seperti itu sudah ketinggalan zaman. Mengapa masih ada yang melakukannya bahkan saat ospek digelar secara virtual?
Tanggapan Kampus Unesa: Evaluasi Video dan Panggil Panitia
Ospek FIP Unesa yang viral di Twitter. Screenshoot Twitter/com/rafirizqu19 via IDNTimes
Setelah video ospek tersebut menjadi viral di media sosial Twitter dan mendapatkan hujatan dari warganet, Kampus Unesa pun segera bertindak. Pihak kampus akhirnya memanggil panitia Perkenalan Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Baru (PKKMB), khususnya komisi disiplin (komdis) yang terlihat membentak pada kegiatan yang berlangsung daring tersebut.
Menurut Ketua Satuan Kehumasan (Unesa), Vinda Maya Setianingrum yang dilansir IDNTimes, pihaknya langsung menggelar rapat secara virtual dengan para pimpinan kampus utamanya Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
“Kami berkoordinasi dengan mahasiswa melalui BEM, Komdis terkait. Kami evaluasi bersama-sama,” ujar Vinda, Selasa (15/9/2020).
“Di luar dugaan kami ini sangat viral. Kami sudah coba memanggil panitia, utamanya komdis. Kami ingin tahu kronologinya seperti apa,” tuturnya.
Unesa menganggap ini adalah kasus internal. Pihak kampus memilih untuk mendengarkan alasan panitia dan memikirkan jalan keluar bersama-sama, alih-alih memberikan sanksi.
“Ini kan permasalahan internal. Semua anak kami. Panitia, mahasiswa, maba. ini semua mahasiswa kami. Kami berusaha menyelesaikannya secara internal,” tegasnya.
Selain itu, Vinda tetap menjamin bahwa kekerasan verbal tidak boleh lagi digunakan apalagi pada masa PKKMB. Saat ini pihaknya melakukan evaluasi internal untuk merumuskan pengawasan selama ospek agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Kami coba evaluasi detail. Kami cari solusinya dulu, bagaimana kronologinya. Ke depan kami ingin kejadian ini tidak terulang. Pasti kami akan mencari solusi yang terbaik,” tuturnya.
Pesan Kemendikbud untuk Rektor Unesa tentang Kampus Merdeka
Kampus Unesa (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Menanggapi video ospek Unesa yang viral tersebut, Kemendikbud berencana mengevaluasi insiden tersebut bersama Rektor Unesa.
“Oh iya (bakal dievaluasi) makanya saya langsung telepon rektor (Unesa),” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani ketika dihubungi detikcom, Selasa (15/9/2020).
Paristiyanti menegaskan ospek bertujuan agar mahasiswa baru terbiasa dengan situasi di perguruan tinggi. Sehingga perlunya evaluasi jika ospek yang diterapkan masih berupa model bentak membentak.
“(Ospek) untuk pengenalan (kampus) agar mahasiswa baru itu adaptif terhadap situasi proses pembelajaran baru di perguruan tinggi,” lanjutnya.
“Sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 kan ada kampus merdeka, merdeka belajar,” imbuhnya.
Ia menyebut pihaknya sudah berkomunikasi dengan Unesa dan panitia yang terlibat dalam ospek tersebut.
“Ibu sudah komunikasi langsung jadi bapak dan teman-teman panitia (ospek Unesa) sudah langsung rapat dan langsung press rilis hari ini dan kita selalu mencoba menjadi Ibu akademis yang baik bagi semuanya, bahwa ospek adalah orientasi untuk memperkenalkan lingkungan rumah baru bagi mahasiswa,” pungkas Paristiyanti.
Itulah kasus perpeloncoan yang diduga terjadi saat ospek daring Unesa. Semoga semua masalah bisa terselesaikan dengan baik.
Baca juga:
Demam Pendidikan Berkualitas Mengjangkiti Orangtua Asia – Andakah Salah Satunya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.