X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Korea Update
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Demam Pendidikan Berkualitas Mengjangkiti Orangtua Asia - Andakah Salah Satunya?

Bacaan 4 menit
Demam Pendidikan Berkualitas Mengjangkiti Orangtua Asia - Andakah Salah Satunya?Demam Pendidikan Berkualitas Mengjangkiti Orangtua Asia - Andakah Salah Satunya?

Memberikan pendidikan berkualitas adalah kewajiban orangtua. Namun jangan sampai hal tersebut mengesampingkan kebutuhan dasar keluarga lainnya.

Dalam salah satu artikelnya, bbc.com mengunggah satu berita yang cukup menggelitik, tentang munculnya  demam pendidikan berkualitas yang menjangkiti para orangtua di Asia.

Keinginan tersebut merupakan hal yang wajar, toh setiap orangtua pasti menginginkan masa depan yang lebih baik untuk anaknya. Dan mengupayakan pendidikan berkualitas adalah salah satu caranya.

Keinginan tersebut menjadi masalah ketika kebutuhan dasar lainnya kemudian dikesampingkan demi memasukkan anak pada sekolah-sekolah mahal, sekolah yang dianggap mampu memberikan pendidikan berkualitas untuk anak.

Dalam artikel tersebut BBC menyoroti kecederungan masayarakat Cina dan Korea Selatan yang terlalu memaksakan diri, mendorong anak-anak mereka masuk ke sekolah yang biayanya bisa jadi di luar kemampuan mereka.

Para orangtua tersebut lebih memilih untuk mengenyampingkan dana kesehatan, kebutuhan rumah, dana pensiun dan kebutuhan dasar keluarga lainnya agar anak-anak mereka bisa bersekolah pada institusi pendidikan nomor satu.

Beberapa orangtua malah melakukan tindakan ekstrem dengan menjual rumah mereka agar mampu membayar biaya pendidikan anak-anaknya.

Pemerintah Korea Selatan malah menyebutkan bahwa sebagian rakyatnya telah mengalami hutang rumah tangga yang memprihatinkan dikarenakan obsesi pendidikan yang muncul.

Tiger parenting dianggap sebagai munculnya "demam" pendidikan berkualitas

pendidikan berkualitas

Todd Maurer, ahli pendidikan Asia dan konsultan patner dari Sinica Advisor mengatakan, bahwa pendidikan di Asia sudah seperti “proyek keluarga”.

Ambisi untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih mahal dengan berharap memperoleh kualitas pendidikan yang lebih baik, tidak hanya merupakan keinginan orangtua, namun juga sudah menjadi ambisi dari kakek dan nenek dalam keluarga tersebut.

Pengeluaran untuk pendidikan terus meningkat di Cina, Korea Selatan, Taiwan dan Hong kong. Dan gejala yang sama juga terlihat pada keluarga-keluarga di India dan Indonesia.

Sistem ujian yang sangat kompetitif serta meningkatnya aspirasi (red: minat masyarakat terhadap suatu bidang atau institusi tertentu) seringkali dituduh sebagai penyebab utamanya.

Anak-anak di Korea Selatan dan Cina bahkan telah disiapkan sedini mungkin untuk memasuki universitas ternama. Sembilan dari sepuluh anak di Cina memiliki jadwal pelajaran tambahan atau aktivitas edukatif  berbayar lainnya seusai jam sekolah.

Orangtua disana percaya bahwa aktivitas tambahan tersebut akan mempermudah jalan anak-anak mereka nanti memasuki universitas unggulan.

Sistem pendidikan di Korea menyebabkan anak-anak tertekan. Pilihan yang tersisa untuk bebas dari tekanan tersebut adalah tidak memiliki anak. Sangatlah mahal untuk mendidik anak di Korea. Wajar bila angka kelahiran di Korea saat ini sangatlah rendah.

Lulusan yang kadang tak sebanding dengan usaha yang telah dikeluarkan

pendidikan berkualitas

 

Demam pendidikan berkualitas lain yang juga mengemuka adalah keinginan orangtua untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah di luar negeri sebagai salah satu jalan pintas untuk menuju kesuksesan.

Menurut data dari Akademi Ilmu Sosial di Cina, di tahun 2010, sepertiga pelajar yang bersekolah di luar negeri adalah anak-anak dari orangtua kelas pekerja.

Hal ini tentu pertanda bagus apabila keinginan tersebut tidak kemudian menjebak para orangtua ke dalam masalah keuangan. Menurut Zhang Jianbai, pemilik sekolah swasta di propinsi Yunan, banyak orangtua disana yang menjual apartemen mereka agar anak-anaknya bisa bersekolah ke luar negeri.

Akibatnya, ketika anak-anak mereka nantinya lulus, sebuah beban besar telah disematkan pada pundak mereka. Anak-anak dari orangtua yang telah mempertaruhkan seluruh usaha dan harta mereka demi pendidikan anaknya, dituntut untuk segera memiliki penghasilan yang tinggi.

Sayangnya, hasil yang terjadi malah sebaliknya; banyak sekali lulusan luar negeri di Cina yang malah melakukan pekerjaan yang sebetulnya bisa dilakukan mereka yang tak berpendidikan tinggi.

Pelajaran yang bisa petik dari usaha keras para orangtua di Asia

pendidikan berkualitas

Setiap kita, pasti menginginkan pendidikan berkualitas dan masa depan yang cerah untuk anak-anak kita. Namun alangkah bijak bila keinginan tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Masih ada banyak cara kreatif yang bisa digunakan untuk mendorong anak menuju cita-citanya, tanpa terlalu memaksakan diri dengan mengesampingkan kebutuhan dasar lainnya.

Tidak selamanya pendidikan mahal sebanding dengan kualitas anak didik yang dihasilkan. Dan ukuran anak didik yang berkualitas saat ini tidak hanya dari berapa nilai matematika atau fisika-nya, namun juga seberapa tinggi “skor” soft skills (empati, sopan santun, kemampuan bekerja sama dan lain sebagainya) yang dimilikinya.

Karena itu, selayaknya kita melihat pendidikan berkualitas dari bagaimana sekolah mampu menghantarkan setiap anak didiknya untuk mencapai potensi unggulnya, bukan dari seberapa mahal dan dimana sekolah itu berada.

Cerita mitra kami
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!

Ref: bbc.com

Artikel terkait: Memilih Sekolah Ideal untuk Anak

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Rahayu Pawitri

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Demam Pendidikan Berkualitas Mengjangkiti Orangtua Asia - Andakah Salah Satunya?
Bagikan:
  • Banyak menjadi pilihan, seperti apa sistem pendidikan homeschooling?

    Banyak menjadi pilihan, seperti apa sistem pendidikan homeschooling?

  • Perlukah Pendidikan Seks Pada Anak?

    Perlukah Pendidikan Seks Pada Anak?

  • Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

    Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

  • Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

    Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

app info
get app banner
  • Banyak menjadi pilihan, seperti apa sistem pendidikan homeschooling?

    Banyak menjadi pilihan, seperti apa sistem pendidikan homeschooling?

  • Perlukah Pendidikan Seks Pada Anak?

    Perlukah Pendidikan Seks Pada Anak?

  • Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

    Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

  • Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

    Beli Sperma via Online, Ibu Ini Sukses Lahirkan 'Bayi Online' Pertamanya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.