Korea Selatan bukan hanya terkenal dengan band k-pop dan k-drama, maupun produk-produk kecantikannya yang mendunia. Negeri ginseng ini juga terkenal karena penduduknya yang paling susah tidur. Benar sekali, orang Korea Selatan susah tidur. Bukan main, masalah susah tidur ini juga sebabkan banyak efek lebih serius yang sangat membahayakan.
Mengulik Fakta Orang Korea Selatan Susah Tidur
(Sumber: pexels/pixabay)
Dilansir dari BBC.com, dr. Ji-hyeon Lee, seorang psikiater spesialis tidur, mengatakan ia sering bertemu dengan klien-klien yang meminum hingga 20 butir obat tidur dalam satu malam.
“Memang butuh waktu untuk terlelap, tapi orang Korea menginginkan untuk lebih cepat tidur, sehingga mereka minum obat tidur,” katanya.
Kecanduan obat tidur sudah menjadi epidemi di negara Korea. Meski tak ada data yang resmi, diperkirakan setidaknya ada 100.000 orang Korea yang kecanduan obat tidur. Ketika masih tidak bisa tidur, mereka akan beralih ke alkohol yang tentunya sangat membahayakan.
Lalu, apa saja yang membuat orang-orang di Korea sulit tidur?
Artikel terkait: 8 Lokasi Syuting Drama Korea yang Bisa Dikunjungi Saat Liburan ke Korea Selatan
Penyebab Masyarakat Korea Selatan Susah Tidur
(Sumber: pexels/cottonbro)
Masih dilansir dari BBC.com, Korea Selatan juga merupakan negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi diantara negara-negara maju, konsumsi alkohol tertinggi, juga banyaknya orang yang menggunakan antidepresan. Beberapa alasan mungkin menjadi penyebab masalah-masalah ini.
Secara historis, hanya dalam beberapa dekade, negara Korea Selatan menjadi salah satu negara yang sangat canggih dari salah satu negara termiskin didunia.
Berbeda dengan negara maju lainnya seperti Arab Saudi, Korea Selatan tidak bisa kaya dengan mengandalkan sumber daya alam yang mereka punya.
Sehingga negara ini mentransformasi diri melalui nasionalisme kolektif yang mendorong mereka untuk bekerja lebih keras dan lebih cepat. Maka dari itu, budaya bekerja di Korea Selatan menjadi salah satu alasan para penduduknya kurang tidur.
Sumber: BBC
Sementara itu, dikutip dari YonhapNewsAgency, en.yna.co.kr mengungkapkan alasan remaja di Korea Selatan kurang tidur adalah karena belajar dan juga surfing internet. Dua hal ini menjadi penyebab utama bersama dengan chatting.
Saking banyaknya orang Korea Selatan susah tidur, mereka rela mengeluarkan uang lebih untuk dapat tidur nyenyak. Dilansir dari Koreatimes.co.kr, Ki Eun-hye, seorang pekerja lepas rela mengeluarkan uang sekitar KRW 3,8 juta atau senilai Rp 44,5 juta untuk membeli kasur berkualitas dan membuatnya nyaman.
Beberapa dari respondennya juga rela menghabiskan uang dari gaji mereka untuk pergi ke kafe tidur siang untuk tidur. Perkembangan industri ‘tidur’ di Korea Selatan sangatlah besar, bahkan mereka menjulukinya dengan ‘sleeponomics’.
Mulai dari kasur, sprei, bantal, juga peralatan lampu juga semakin laris, bahkan penjualan kasur meningkat lima kali lipat dibanding lima tahun lalu. Produk lainnya yang banyak dibeli untuk meningkatkan kualitas tidur adalah kursi pijat, bantal dari serat rambut kuda, hingga air purifiers.
Artikel terkait: Artis Korea Selatan Im Siwan Berdonasi Untuk Ukraina Sebesar 20 Juta Won
Dampak Jika Seseorang Kurang Tidur
Parents, pola tidur tidak baik tentu beresiko bagi kesehatan tubuh. Dilansir dari alodokter.com, setiap harinya, orang dewasa membutuhkan 7-9 jam waktu tidur.
Sementara anak-anak dan remaja membutuhkan 8-10 jam waktu tidur. Kurangnya waktu tidur memunculkan banyak resiko kesehatan, yakni:
1. Insomnia dan Penyakit Kardiovaskular
Insomnia adalah kondisi yang menyebabkan seseorang susah tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Jika dibiarkan, insomnia dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Risiko yang akan timbul yaitu gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, juga serangan jantung.
2. Menurunkan Kekebalan Tubuh
(Sumber: pexels/freestockorg)
Untuk menjaga kekebalan tubuh, tubuh membutuhkan protein sitokin. Protein sitokin dikeluarkan tubuh saat tidur. Sehingga, kurang tidur menyebabkan produksi sitokin lebih sedikit dan membuat kekebalan tubuh menurun.
3. Daya Ingat Menurun
Ketika tidur, otak bekerja untuk menyimpan hal-hal yang telah dialami atau dipelajari selama sehari dalam sistem ingatan jangka pendek. Tidur membantu penguatan koneksi saraf yang mendukung daya ingat seseorang.
Maka dari itu, ketika mengantuk atau kurang tidur, seseorang menjadi sering lupa dan tidak fokus. Selain itu, seseorang yang kurang tidur akan cepat tua alias muncul garis halus di area mata.
Artikel terkait: 11 Minuman yang Bantu Tidur Malam Lebih Nyenyak dan Berkualitas
Kiat Memperbaiki Jam Tidur
(Sumber: pexels/williamchoquette)
Dilansir dari healthline.com, Parents, untuk memperbaiki jam tidur diperlukan waktu berhari-hari maupun berminggu-minggu. Bahkan dibutuhkan 4 hari untuk memperbaiki kurang tidur 1 jam. Lalu, bagaimana caranya untuk dapat mencegah kurang tidur?
Parents dapat mengubah gaya hidup untuk memperbaiki jam tidur. Parents dapat meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga. Selain meningkatkan kesehatan, olahraga juga membuat tubuh cukup lelah untuk dapat cepat tidur.
Selain itu, hindari mengonsumsi kopi dan minuman yang mengandung kafein yang dapat mencegah kantuk. Begitu juga dengan alkohol, mengonsumsi alkohol dapat menurunkan kualitas tidur.
Hindari perangkat elektronik sebelum tidur. Menonton TV dan menatap layar ponsel dapat membuat tubuh tetap terjaga. Ponsel memancarkan cahaya biru yang juga ada pada pancaran sinar matahari.
Cahaya ini menipu tubuh kita seakan-akan hari masih siang dan menahan mata untuk tidak mengantuk. Sebelum tidur, sebaiknya hentikan penggunaan ponsel selama 30 menit hingga 1 jam.
Tak kalah penting, cobalah membangun kebiasaan tidur yang baik dengan menentukan jam tidur, rutin mengganti sprei dan sarung bantal untuk tetap nyaman, juga menjaga pola hidup sehat.
Parents, yuk, tingkatkan kualitas hidup dengan perbaiki kualitas tidur!
***
Baca juga :
Sering Sulit Tidur? Coba 7 Cara Ini untuk Mengatasinya
16 Cara Mengatasi Susah atau Kesulitan Tidur Setelah Melahirkan
Yuk, Kenali 8 Jenis Gangguan Tidur, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.