Kondisi laut dunia semakin mengkhawatirkan nih, Parents. Terumbu karang rusak, laut dipenuhi sampah plastik, dan terjadi kenaikan permukaan air laut. Itulah sebabnya PBB akhirnya menetapkan emergency ocean dan mendesak pimpinan dunia untuk mengambil tindakan.
Ini menjadi kode merah bahwa kondisi lautan telah benar-benar berbahaya. Seberapa parah sih kondisinya? Simak fakta-fakta berikut ini!
5 Fakta Ocean Emergency, Kondisi Laut Sangat Berbahaya
1. PBB Tetapkan Ocean Emergency
Sumber : pixabay
Kondisi laut yang sudah mencapai level gawat darurat membuat PBB mengambil langkah tegas. António Guterres, Sekjen PBB telah menyatakan bahwa dunia berada di tebgah gawat darurat laut. “Sayangnya, kita telah mengabaikan lautan dan hari ini kita menghadapi apa yang saya emergency ocean”, ujarnya dalam Pidato pembukaan Dalam konferensi kelautan PBB di Lisbon, Portugal pada 27 juni 202 lalu.
“Laut yang sehat dan produktif sangat penting untuk masa depan kita bersama.” katanya lagi seperti dikutip dari laman United Nation.
Artikel terkait : Sejarah Hari Laut Sedunia, Mari Ajarkan Anak Mencintai Lautan dan Pantai
2. Penyebab Gawat Darurat Laut
Kondisi laut yang berbahaya disebabkan oleh krisis iklim atau perubahan iklim di laut, seperti kenaikan permukaan laut, panas laut, pengasaman laut dan konsentrasi gas rumah kaca mencatat rekor baru pada tahun 2021. Ini berdasarkan laporan Keadaan Iklim Global Organisasi Meteorologi Dunia pada tahun 2021.
Jadi, kerusakan laut memang sangat erat kaitannya dengan krisis atau perubahan iklim. Misalnya pemanasan global yang juga menyebabkan es di kutub mencari dan menambah volume air laut. Pada akhirnya, daratan akan berkurang. Belum lagi gelombang panas yang menyebabkan beberapa hewan laut tidak bisa bertahan.
3. Seberapa Parah Kondisinya?
Sumber : pixabay
Polusi laut naik pada tingkat yang mengkhawatirkan, dan jika hal ini berlanjut saat lebih dari setengah spesies laut dunia mungkin akan punah pada tahun 2100. Mengutip Guardian, hiu dan pari populasinya telah menurun lebih dari 70% selama 50 tahun terakhir.
Selain itu hampir 80% air limbah dunia dibuang ke laut tanpa pengolahan. Parahnya lagi ada setidaknya 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun.
“Tanpa tindakan drastis, plastik bisa melebihi semua ikan di lautan pada tahun 2050,” ujar Guterres.
Artikel terkait : Jelaskan pada anak-anak bagaimana cara menghadapi tsunami
4. Lantas, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menangani Ocean Emergency?
PBB merekomendasikan sejumlah solusi. Salah satunya pengelolaan laut yang berkelanjutan. Contohnya membuat lautan menghasilkan makanan enam kali lebih banyak dan menghasilkan energi terbarukan 40 kali lebih banyak daripada saat ini. Selain itu juga melindungi lautan dan orang-orang di wilayah pesisir dari dampak krisis iklim.
5. Upaya PBB untuk Memperbaiki Lautan Akibat Ocean Emergency
Lebih dari 3,5 miliar orang bergantung pada laut untuk ketahanan pangan. Sekitar 120 juta orang bekerja langsung dalam kegiatan terkait perikanan dan akuakultur. Mayoritas negara berkembang dan pulau kecil bergantung pada sektor laut. Namun, dana untuk SDG 14 (sustainable development goal/tujuan pembangunan berkelanjutan) jadi paling sedikit yang didanai.
Oleh karenanya, dalam konferensi PBB, disepakati untuk membalikkan kesehatan laut, termasuk pembiayaan bagi negara berkembang untuk membantu mengimplementasikan Kawasan Konservasi Laut. Selanjutnya, ditargetkan bisa melindungi 30% lautan pada tahun 2030. Kelanjutannya akan dibahas kembali dalam konferensi di New York pada bulan Agustus mendatang.
Ajarkan Anak untuk Menjaga Lingkungan Sejak Dini
Sumber : pixabay
Melihat betapa daruratnya kondisi laut di bumi, mungkin kita tidak bisa melakukan hal-hal besar sesuai dengan rencana PBB. Namun, Parents bisa berkontribusi dengan mengajarkan pada anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Berikut contohnya.
1. Ajarkan kebiasaan ramah lingkungan di rumah
Mulailah perubahan dari rumah. Ajarkan pada anak kebiasaan yang ramah lingkungan seperti mematikan lampu yang tidak digunakan. menghemat air dengan mematikan keran saat menyikat gigi. Membawa botol minum sendiri saat kepergian. Meski hal kecil, kebiasaan ini memberikan dampak yang baik pada lingkungan.
2. Mengurangi Sampah Plastik
Lebih dari 70 persen plastik yang digunakan manusia tidak dapat didaur ulang. Banyak dari sampah plastik ini tersapu ke lautan. Mengurangi penggunaan plastik, contohnya membawa tas sendiri saat berbelanja merupakan langkah kecil yang berdampak besar.
Artikel terkait : Mengenal Perubahan Iklim, Faktor dan Dampaknya Bagi Kehidupan Manusia
3. Ajarkan Pada Mereka konsep Daur Ulang
Cara yang bagus untuk mengajarkan anak tentang daur ulang adalah mendorong mereka untuk menemukan kegunaan lain dari barang-barang lama. Daripada membuang sesuatu, bantu mereka mengubahnya menjadi seni.
4. Ajak Anak Ikut Menjaga Kebersihan
Lebih sedikit sampah di lingkungan, lebih sedikit juga sampah yang bisa hanyut ke sungai dan laut. Ajak anak dalam kegiatan memungut sampah bersama keluarga di sekitar lingkungan rumah.
Itulah penjelasan tentang ocean emergency dan fakta-fakta betapa berbahayanya kondisi lautan saat ini.
***
Baca juga :
10 Laut Terluas di Dunia, Ada yang Dekat dengan Indonesia
8 Laut Eksotis di Dunia yang Bisa Jadi Tempat Refreshing Bareng Pasangan
10 Laut Terdalam di Dunia yang Menyimpan Banyak Misteri, Cek Yuk!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.