Piroxicam merupakan jenis obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yakni hormon yang menyebabkan rasa sakit, demam, dan peradangan.
Perlu digarisbawahi, obat ini tidak menyembuhkan penyebab dan hanya membantu mengurangi gejala.
Manfaat Obat Piroxicam
Piroxicam biasanya dikonsumsi secara oral untuk mengatasi nyeri sendi, nyeri otot dan pembengkakan, nyeri haid, serta nyeri setelah operasi dan melahirkan. Berbagai nyeri sendi yang dapat diatasi dengan piroxicam antara lain osteoartritis, artritis reumatoid, artritis gout, dan ankylosing spondylitis.
Obat ini khusus untuk dikonsumsi oleh orang dewasa (lebih dari 18 tahun) dan lansia. Ibu hamil dan menyusui tidak dapat mengonsumsi obat ini.
Peringatan Khusus Sebelum Mengonsumsi Piroxicam
Piroxicam dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke yang bersifat fatal. Oleh sebab itu, hindari konsumsinya sebelum atau setelah operasi bypass pembuluh koroner jantung (coronary artery bypass graft/CABG).
Obat ini juga dapat menyebabkan perdarahan lambung atau usus sehingga perlu dihindari bila sedang atau pernah memiliki riwayat tukak lambung atau duodenal (usus 12 jari). Atau memiliki riwayat perdarahan saluran cerna yang mencakup muntah darah, perdarahan usus, buang air besar berdarah atau kehitaman.
Untuk memastikan piroxicam aman digunakan, beritahukan dokter bila Anda memiliki riwayat:
- Penyakit jantung, tekanan darah tinggi
- Serangan jantung, stroke, atau penggumpalan darah
- Tukak lambung atau perdarahan lambung akibat menggunakan OAINS
- Asma
- Penyakit hati atau ginjal
- Bila mengonsumsi aspirin untuk mencegah serangan jantung atau stroke
- Sedang hamil atau menyusui. Mengonsumsi piroxicam atau obat golongan OAINS lain pada 20 minggu pertama kehamilan dapat menyebabkan gangguan jantung atau ginjal yang serius pada janin dan komplikasi pada kehamilan.
Dosis Obat Piroxicam
Piroxicam dipasarkan sebagai obat keras yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg, serta gel.
Dosis obat ini tentu saja akan bergantung pada berat ringannya nyeri dan peradangan serta usia penggunanya. Pada umumnya, digunakan dosis terendah yang paling efektif dalam mengatasi gejala. Dosis yang direkomendasikan biasanya 20 mg sekali sehari atau 10 mg dua kali sehari.
Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi piroxicam:
- Konsumsi alkohol akan semakin menambah risiko perdarahan lambung.
- Hindari konsumsi aspirin atau OAINS jenis lain kecuali dianjurkan oleh dokter.
- Bila Anda memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular yang signifikan seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dan trigliserida darah tinggi, memiliki diabetes, atau merokok, gunakan dosis terendah yang paling efektif dengan durasi sesingkat mungkin.
- Untuk mengurangi efek pada lambung, konsumsi piroxicam dengan makanan atau susu.
- Tidak berbaring minimal 10 menit setelah minum obat.
Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini dalam jangka panjang walau umumnya diperlukan waktu sekitar 2 minggu setelah dosis pertama untuk memberikan efek yang optimal. Bila ada dosis yang terlewati, minumlah segera setelah Anda ingat.
Namun, bila sudah mendekati jadwal konsumsi dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupa dan jangan menggandakan dosis. Pastikan Anda mengonsumsi obat secara teratur dan sesuai dengan anjuran dokter.
Interaksi Piroxicam dengan Obat Lain
Piroxicam dapat berinteraksi dengan obat lain, vitamin, atau obat herbal yang sedang Anda konsumsi secara bersamaan. Beberapa di antaranya adalah aliskiren, ACE inhibitor (seperti kaptopril, lisinopril), penghambat reseptor angiotensin II (seperti losartan, valsartan), cidofovir, kortikosteroid (seperti prednison), lithium, dan obat diuretik (seperti furosemid).
Interaksi dapat mengganggu kinerja obat menjadi kurang efektif atau menyebabkan efek samping yang membahayakan. Oleh sebab itu, selalu beritahu dokter mengenai riwayat obat-obatan yang dikonsumsi untuk menghindari efek dari interaksi piroxicam dengan obat lain.
Efek Samping yang Bisa Muncul
Efek samping yang umum yang dibisa muncul, yakni:
- Gangguan pencernaan, sering buang angin, mual, muntah, nyeri ulu hati
- Buang angin, diare, konstipasi
- Sakit kepala, rasa melayang
- Gatal-gatal, ruam kulit
- Telinga berdenging
- Gangguan berkemih
Bila Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter apakah penggunaan obat ini perlu tetap dilanjutkan.
Efek samping berikut bersifat berbahaya sehingga Anda perlu segera menghentikan penggunaan piroxicam dan mencari pertolongan medis:
- Reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal, bengkak pada wajah, bibir, dan lidah.
- Masalah kulit dengan tanda kulit kemerahan, melepuh, hingga mengelupas.
- Masalah perut seperti maag dan pendarahan. Gejalanya dapat berupa nyeri perut, muntah darah, serta feses bercampur darah dan bertekstur lembek.
- Gangguan pada hati, ditandai dengan bagian putih mata dan kulit menguning, nyeri perut bagian atas, serta muncul gejala seperti flu.
- Kerusakan ginjal yang ditandai dengan frekuensi buang air kecil berkurang dan pembengkakan di lengan, kaki, tangan, atau kaki.
- Serangan jantung atau stroke, gejalanya meliputi nyeri dada, sesak napas, bicara cadel, dan kelemahan di salah satu sisi tubuh.
- Gagal jantung dengan gejala kenaikan berat badan yang tidak biasa serta pembengkakan di lengan, kaki, tangan, atau kaki.
Efek samping juga dapat terjadi bila piroxicam dikonsumsi melebihi dosis yang dianjurkan. Gejala overdosis mencakup nyeri perut berat yang sangat mengganggu, muncul rasa kantuk berlebihan, hingga kesulitan bernapas.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.