Pernah mendengar tentang obat metronidazole, Parents? Obat ini termasuk ke dalam antibiotik golongan nitroimidazole. Antibiotik ini merupakan pilihan utama untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob.
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidup dan berkembang biak. Bakteri jenis ini umumnya hidup di mulut dan saluran cerna manusia, serta di saluran reproduksi perempuan.
Metronidazole juga dipakai untuk mengatasi infeksi protozoa Entamoeba histolytica yang menyebabkan disenteri amoeba dan parasit Trichomonas vaginalis yang menyebabkan keputihan pada perempuan. Cara kerjanya dengan memproduksi radikal bebas yang beracun bagi kuman sasaran.
Artikel terkait: Obat Domperidone untuk Antimuntah Bumil, Bisa Bantu Lancarkan ASI?
Obat Metronidazole: Manfaat, Dosis, Efek Samping
Jenis infeksi yang dapat diobati dengan metronidazole mencakup:
- Infeksi saluran cerna, khususnya akibat bakteri Clostridium difficile
- Infeksi hati, kulit dan sendi, otak, jantung dan saluran nafas akibat bakteri anaerob
- Diare berdarah akibat amoebiasis (disenteri amoeba)
- Keputihan pada perempuan seperti trikomoniasis (akibat infeksi parasit Trichomonas vaginalis) dan vaginosis bakterial (akibat infeksi bakteri Gardnerella vaginalis)
Terkait dengan keputihan, perlu diketahui bahwa metronidazole tidak dapat mengobati keputihan akibat jamur Candida albicans.
Obat ini aman dikonsumsi oleh orang dewasa, tetapi untuk anak-anak hanya boleh digunakan atas anjuran dokter yang memeriksa.
Penggunaan metronidazole untuk ibu hamil juga perlu dihindari, khususnya pada trimester pertama sebab dapat membahayakan janin. Sedangkan pada ibu menyusui, diketahui bahwa metronidazole dikeluarkan ke dalam Air Susu Ibu (ASI) dan belum diketahui apakah berefek negatif kepada bayi.
Peringatan Penting Sebelum Mengonsumsi Metronidazole
Hindari metronidazole bila Anda alergi dengan obat ini atau pernah menggunakan obat disulfiram dalam waktu 2 minggu terakhir.
Untuk memastikan metronidazole aman dikonsumsi, beritahukan dokter bila Anda pernah mengalami:
- Penyakit hati atau ginjal
- Gangguan sistem saraf
- Sindrom Cockayne (kelainan genetik yang jarang)
- Penyakit saluran cerna seperti penyakit Crohn
- Kelainan darah seperti anemia (kekurangan sel darah merah) atau leukopenia (kadar sel darah putih yang rendah)
- Infeksi jamur
Pada studi yang melibatkan hewan, metronidazole dapat menyebabkan timbulnya tumor, yang sebagian bersifat ganas. Namun demikian, dosis obat yang digunakan pada studi ini sangat tinggi. Hingga kini, belum diketahui apakah efek ini juga terjadi pada manusia yang menggunakan dosis lebih rendah.
Dosis Obat yang Perlu Diperhatikan
Metronidazole termasuk obat keras dan untuk mendapatkannya memerlukan resep dokter.
Untuk konsumsi oral, metronidazole tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg serta sirup kering 125 mg/5 mL. Obat ini juga tersedia dalam bentuk tablet vagina (ovula), cairan infus, dan serbuk injeksi.
Dosis yang dianjurkan dokter akan disesuaikan dengan jenis infeksi yang dialami dan kondisi individu. Oleh sebab itu, selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan obat. Secara umum, dosis metronidazol oral berdasarkan jenis infeksi adalah sebagai berikut:
– Amebiasis
- Dewasa 500-750 mg, 3 kali sehari selama 5-10 hari
- Anak-anak 35-50 mg per kilogram berat badan per hari, dalam dosis terbagi 3 kali sehari, selama 10 hari
– Infeksi bakteri
- Dewasa 7,5 mg per kilogram berat badan, 4 kali sehari selama 7-10 hari (tidak lebih dari 4.000 mg per hari)
- Anak-anak Sesuai anjuran dokter
– Trikomoniasis
- Dewasa Dosis tunggal 2 gram ATAU 1 gram, 2 kali sehari selama 1 hari ATAU 250 mg, 3 kali sehari selama 7 hari ATAU 375 mg, 2 kali sehari selama 7 hari (kapsul)
- Anak-anak Sesuai anjuran dokter
– Vaginosis bakterial (tablet lepas lambat)
- Dewasa 750 mg, 1 kali sehari selama 7 hari
- Anak-anak Sesuai anjuran dokter
Artikel terkait: Jangan sembarangan! Ini cara membuang sampah obat yang benar dan aman
Metronidazole dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Untuk mengurangi gangguan lambung, lebih baik mengonsumsinya bersamaan dengan makanan. Metronidazole dalam bentuk tablet lepas lambat harus dikonsumsi saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Obat ini dapat bekerja secara efektif bila kadarnya konstan di dalam darah. Oleh sebab itu, minum antibiotik ini pada waktu yang sama setiap harinya. Dan jangan lupa untuk menghabiskan obat ini sesuai anjuran dokter meski gejala hilang setelah beberapa hari menggunakan antibiotik. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan kekambuhan infeksi.
Interaksi Obat
Metronidazole yang dikonsumsi secara oral dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, vitamin, atau obat herbal. Interaksi ini dapat bersifat berbahaya atau membuat obat tidak bekerja secara efektif.
Hindari menggunakan obat disulfiram bersamaan dengan metronidazole karena dapat menimbulkan efek berbahaya seperti gangguan psikotik. Gejalanya mencakup kebingungan, halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata), dan delusi (mempercayai hal-hal yang tidak nyata atau memiliki keyakinan yang salah). Hindari pula konsumsi metronidazole bila Anda menggunakan disulfiram selama dua minggu terakhir.
Interaksi metronidazole dengan obat-obatan lain yang dikonsumsi bersamaan dapat membuat kadar salah satu obat meningkat. Ini akan meningkatkan risiko efek samping dari salah satunya. Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan metronidazole di antaranya lithium, warfarin, busulfan, cimetidine, phenytoin, dan phenobarbital.
Di samping itu, hindari konsumsi alkohol, makanan atau obat-obatan yang mengandung propylene glycol selama mengonsumsi metronidazole dan 3 hari setelah mengonsumsinya. Efek samping yang dapat terjadi yakni detak jantung cepat, kemerahan atau hangat pada kulit, kesemutan, mual dan muntah.
Artikel terkait: Digunakan untuk Mengurangi Demam, Ini Manfaat dan Dosis Aspirin yang Perlu Diperhatikan
Efek Samping Obat
Metronidazole dapat menyebabkan sejumlah efek samping, yang umum ditemukan yakni:
- Sakit kepala
- Hilang nafsu makan
- Mual atau muntah
- Diare
- Rasa panas terbakar di dada (heartburn)
- Kram perut
- Konstipasi
- Rasa metalik di mulut (metallic taste)
Efek samping yang ringan biasanya akan menghilang dalam beberapa hari atau minggu.
Metronidazole juga dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti:
- Reaksi alergi berat seperti ruam kulit, gatal-gatal atau biduran, bengkak pada wajah, bibir, lidah
- Gangguan sistem saraf dan ensefalopati (gangguan fungsi otak), ditandai dengan kejang, rasa melayang, sakit kepala, kebingungan, atau hilang kontrol terhadap gerak tubuh (ataksia)
Itulah penjelasan mengenai manfaat, dosis, dan efek samping obat metrondazole. Segera kunjungi dokter bila gejala efek samping dirasa lebih berat atau tak kunjung menghilang. Segera pula mencari pertolongan medis mengalami efek samping yang bersifat serius dan membahayakan.
***
Baca juga:
Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengobati Peradangan!
4 Penyebab Memar Tanpa Sebab pada Anak, Bagaimana Pertolongan Pertamanya?