Asal Muasal Nasi Tumpeng, Representasi Hubungan Manusia dan Tuhan

Yuk, belajar tentang asal-usul nasi tumpeng!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Membuat nasi tumpeng untuk merayakan sesuatu masih dilakukan oleh beberapa masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di Pulau Jawa, Bali, dan Madura. Biasanya tumpengan dilakukan untuk merayakan kenduri atau suatu peristiwa penting, seperti kelahiran, akikah, dan syukuran lainnya. Yuk, belajar asal-usul nasi tumpeng melalui pembahasan di bawah ini.

Asal Muasal Nasi Tumpeng

Sejarah Diadakannya Tumpengan

Image: Brilio.com

Masyarakat Jawa zaman dahulu masih memiliki tradisi memuliakan gunung-gunung yang ada di sekitarnya karena menganggap di tempat itu arwah leluhurnya (hyang) bersemayam. Biasanya tradisi ini –dikenal dengan nama kenduri- dilakukan setelah masa panen sebagai ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas hasil bumi yang melimpah.  

Setelah Hindu masuk ke tanah Jawa, tradisi mereka juga ikut dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Persembahan (mandala) dalam bentuk nasi dan lauk-pauk yang biasa diberikan untuk sembahyang pun dicetak dengan bentuk kerucut.

Bentuk ini, melansir Tirto.id, menggambarkan falsafah geografis masyarakat Jawa yang banyak dikelilingi gunung berapi, salah satunya gunung Semeru. Situs Budaya Indonesia mengatakan, dalam ajaran Buddha Varjrayana, gunung itu diartikan sebagai gunung emas yang merupakan pusat dunia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah Hindu, lalu Islam masuk ke pulau Jawa, dan hingga kini tradisi tumpengan yang ada di Indonesia sudah mengadopsi filosofi Islam Jawa. Tumpengan tidak lagi diadakan sebagai persembahan dewa-dewi tetapi Tuhan Yang Maha Esa saat merayakan kenduri, ulang tahun orang terkasih, HUT RI, atau lainnya. Dan sebelum perayaan tumpengan diadakan, biasanya masyarakat setempat akan menggelar pengajian atau pembacaan Al-Quran terlebih dahulu.

Artikel terkait: 10 Makanan Khas Indonesia yang Identik dengan HUT RI 17

Asal dan Makna Kata Nasi Tumpeng

Image: Tastynesia

Kata 'tumpeng' sendiri merupakan akronim dari istilah Jawa, yaitu “yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh semangat). Orang Jawa memang senang memberi nama pada makanannya sesuai dengan istilah-istilah yang dianut dalam hidupnya. Selain tumpeng, ada juga 'buceng' yang berasal dari akronim “yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dikutip dari Tirto.id, Dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia dr. Ari Prasetyo mengatakan, tumpeng sarat akan makna filosofis yang dalam dan indah. Itu adalah bentuk representasi hubungan antara manusia dengan Tuhan serta manusia dengan sesamanya.

Yen metu kudu sing mempeng sendiri menurut dr. Ari diartikan begini, “Manusia ketika terlahir harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, tidak mudah putus asa. Begitu pula dalam proses itu semua, percayalah bahwa Tuhan ada bersama kita.”

Sedangkan kata 'nasi' disebutkan karena memang hidangan utama pada sajian itu adalah nasi beserta beberapa jenis lauk-pauk.

Makna Jumlah dan Jenis Lauk-pauk Nasi Tumpeng

Image: Think Asia Catering Jakarta

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nasi tumpeng disajikan di atas wadah seperti tampah yang dialasi daun singkong. Di sekitar nasi berbentuk kerucut itu biasanya diletakkan 7 jenis lauk-pauk yang berbeda. Mengapa harus 7? Itu karena masyarakat Jawa memaknai angka 7 (pitu) sebagai pitulungan atau pertolongan. Bukan sekadar hiasan, ketujuh jenis lauk-pauk yang dipilih juga memiliki makna tersendiri.

  • Nasi melambangkan makanan pokok yang berasal dari sesuatu yang bersih dan halal.
  • Ayam (jantan atau jago) artinya menghindari hal-hal buruk yang lekat pada ayam jago: sok jago, kesombongan, selalu menyela pembicaraan, dan merasa benar sendiri.
  • Ikan lele lambang dari ketabahan meski hidup di dalam air yang tidak mengalir dan ulet mengatasi setiap masalah.
  • Ikan teri melambangkan keguyuban atau kebersamaan.
  • Telur rebus yang dipindang dengan kulitnya, melambangkan manusia diciptakan dengan fitrah yang sama.
  • Sayur urap yang terdiri dari kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, dan bumbu urap. Tiap sayuran juga memiliki makna yang berbeda: kangkung berarti jinangkung atau melindungi, bayam berarti ayem tentrem, taoge atau kecambah berarti tumbuh, kacang panjang melambangkan pemikiran yang jauh ke depan, bawang merah artinya hidup dengan pertimbangan matang, dan bumbu urap berarti urip atau hidup atau mampu menghidupi keluarga.
  • Cabai merah bukan sekadar hiasan, tapi berarti agar kita bisa menjadi penerang bagi orang-orang sekitar.

Artikel terkait: 6 Resep Sayur Urap untuk Menu Berbuka Puasa, Coba, Yuk!

Ragam Nasi Tumpeng pada Berbagai Acara

Nasi tumpeng untuk nujuh bulanan. (Image: Cookpad)

Sekarang, lauk-pauk pada nasi tumpeng sudah lebih fleksibel, tapi dengan tetap mempertahankan pakem-pakem yang ada. Seperti jumlah 7 pada lauk-pauk dan anjuran lauk-pauk harus mewakili hewan darat (ayam atau sapi), hewan laut (bandeng atau rempeyek teri), serta dan sayuran (kangkung, bayam atau kacang panjang).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara umum jenis hidangan ini disebut nasi tumpeng, tapi pada acara-acara atau adat tertentu, namanya disebut lain, seperti:

  • Tumpeng Robyong. Disajikan pada upacara siraman pada pernikahan adat Jawa. Tumpeng diletakkan pada bakul bersama dengan berbagai jenis sayuran, dan di bagian puncaknya diletakkan telur ayam, terasi, bawang merah dan cabai.
  • Tumpeng Nujuh Bulan. Dibuat khusus untuk syukuran kehamilan tujuh bulan. Sebuah nasi tumpeng besar disajikan di atas tampah beralaskan daun pisang bersama 6 tumpeng kecil lain yang mengelilinginya.
  • Tumpeng Pungkur. Dibuat di acara kematian seorang wanita atau pria yang masih lajang. Nasi tumpeng disajikan bersama sayuran yang kemudian dipotong vertikal dan diletakkan saling membelakangi.
  • Tumpeng Putih. Dalam adat Jawa, nasi putih melambangkan kesucian, dan tumpeng biasanya dibuat untuk acara sakral.
  • Tumpeng Nasi Kuning. Warna kuning melambangkan kekayaan dan moral yang luhur, dan tumpeng dibuat untuk acara-acara baik, seperti perayaan kelahiran, pernikahan, atau tunangan.
  • Tumpeng Nasi Uduk, atau disebut juga tumpeng tasyakuran yang biasa dibuat untuk memeringati Maulud Nabi.

Tips Sukses Mencetak Tumpeng

Image: YouTube/Nasi Tumpengku

Meski cetakan nasi tumpeng sudah banyak dijual di pasaran, tapi untuk menghasilkan cetakan yang sempurna tidak mudah. Perlu beberapa tips khusus agar nasi tercetak dengan sukses. Begini cara yang diberikan Tabloid Nova melansir Kompas:

  • Tentukan jenis tumpengan: tumpeng putih atau tumpeng kuning.
  • Pilih beras dengan kualitas terbaik: berwarna putih, bersih, dan pulen.
  • Nasi harus pulen. Untuk mendapatkan hasil yang lebih pulen, campurkan setiap 1 liter beras yang dipilih dengan 200 gr beras ketan lalu rendam selama 1 jam. Setelah itu kukus ½ matang. Kemudian masak bersama santan dan bumbu hingga santan berkurang. Jika Anda memasak tumpeng kuning, tinggal tambahkan kunyit, serai, dan daun salam.
  • Buat butiran nasi mengilap. Caranya, tambahkan perasan jeruk nipis pada nasi, dan aduk rata. Lalu biarkan beras aron selama 15 menit di dalam panci yang tertutup agar teksturnya benar-benar padat dan bagus saat dicetak nanti.
  • Lapisi ujung dalam cetakan dengan daun pisang agar ketika cetakan dibalik nasi tidak lengket dan lebih mudah dilepas. Masukkan nasi ke dalam cetakan selagi panas sambil ditekan-tekan agar lebih padat dan tak mudah retak saat dibalik.

Itulah tips sukses mencetak nasi tumpeng berbentuk kerucut. Tips lain yang harus Anda perhatikan adalah lauk-pauk pendampingnya. Lauk-pauk pelengkap tumpeng kuning biasanya kering tempe, telur dadar, ayam goreng, perkedel, abon, dan sambal goreng. Dan pada tumpeng putih ada sayur urap, gereh petek, tahu-tempe bacem, ayam bumbu rujak, dan rempeyek kacang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 5 Fakta Menarik Mitoni, Tradisi Tujuh Bulanan Khas Jawa yang Nyaris Terlupakan

Cara Membuat Wadah Tumpeng

Image: YouTube/Nasi Tumpengku

Sebagai wadah Anda bisa menggunakan tampah yang dilapisi papan triplek, stryofoam dan daun pisang. Fungsinya sebagai berikut:

  • Triplek diperlukan agar tampah lebih kuat menahan beban nasi tumpeng.
  • Styrofoam berfungsi untuk menamcapkan hiasan tampah.
  • Daun pisang sebagai alas untuk nasi tumpeng dan lauk pauknya.

Setelah tiga lapisan itu diletakkan di atas tampah, biasanya bagian atasnya akan dihias. Hiasannya terbuat dari daun pisang yang dilipat segitiga lalu ditancapkan dengan lidi atau stapler di sekeliling tampah. Barulah nasi cetakan diletakkan di bagian tengah dan lauk-pauk pelengkap dihias di sekeliling nasi tumpeng.

Baca juga: