Banyak ibu yang menganggap glutamat (micin) atau yang populer dengan sebutan MSG (monosodium glutamate) berbahaya bagi tubuh, khususnya pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Padahal, glutamat aman untuk semua usia, termasuk anak-anak, bayi, juga wanita hamil. Berikut ini penjelasan mengapa MSG aman bagi tubuh Anda.
MSG Aman Bagi Tubuh, Tak Perlu Ragu Memakainya saat Memasak
Apa Itu Glutamat?
Apa yang Anda ketahui mengenai glutamat? Melansir laman Glutamate, mononatrium glutamat, monosodium glutamat, atau natrium/sodium glutamat adalah garam natrium yang berasal dari asam glutamat, salah satu asam amino non-esensial, yang terbentuk secara alami dan banyak terdapat pada sumber makanan. Healthline menjelaskannya sebagai aditif makanan –dengan e-number E621- yang populer meningkatkan rasa.
Selain diproduksi secara alami, glutamat juga ada yang buatan yang kita kenal sebagai MSG (Monosodium Glutamate) yang banyak dijual di pasaran dalam berbagai kemasan. Secara kimiawi, MSG berbentuk bubuk kristal putih yang menyerupai garam meja atau gula.
Tubuh manusia memetabolisme MSG sama seperti memetabolisme glutamat yang berasal dari makanan alami. Setelah MSG tertelan, tubuh tidak membedakan asal-usul glutamat.
Seperti yang dijelaskan Dewan Informasi Makanan Internasional (International Food Information Council/IFIC) Review Paper: “Tubuh tidak membedakan antara glutamat dari makanan seperti tomat atau MSG yang ditambahkan ke dalam saus tomat. Faktanya, penelitian sekarang menunjukkan bahwa glutamat dari makanan atau MSG penting untuk fungsi normal saluran pencernaan dan pencernaan.”
Dalam situsnya, Food & Drug Administration (FDA) juga menjelaskan, glutamat dan MSG tidak dapat dibedakan. Kedua sumber tersebut, jelas FDA, dimetabolisme tubuh dengan cara yang sama.
Artikel terkait: Benarkah konsumsi MSG aman untuk kesehatan? Begini tanggapan ahli gizi!
Bedanya Glutamat dan Monosodium Glutamat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, glutamat merupakan salah satu asam amino yang umum ditemukan di alam. Asam amino ini komponen utama dari banyak protein dan peptida, dan hadir di sebagian besar jaringan.
Glutamat juga diproduksi di dalam tubuh manusia dan memainkan peran penting dalam metabolisme tubuh. Hampir dua kilogram glutamat alami ditemukan di otot, otak, ginjal, hati serta organ dan jaringan lainnya pada tubuh. Sedangkan pada makanan, sebagian besar glutamat bisa ditemukan di daging, ikan, susu dan beberapa sayuran.
Sedangkan monosodium glutamate atau MSG merupakan produk glutamat yang terbuat dari 78% natrium/sodium glutamate, sisanya campuran air dan natrium.
Artikel terkait: Benarkah MSG untuk ibu hamil berbahaya? Ini penjelasannya
Mengapa Perlu Menambahkan MSG Lagi ke Masakan?
Ada banyak alasan mengapa MSG aman bagi tubuh dan perlu ditambahkan ke makanan Anda:
- MSG meningkatkan rasa gurih alami pada makanan. Ketika ditambahkan ke dalam makanan, MSG dapat meningkatkan cita rasa makanan sama seperti citarasa yang digambarkan glutamat alami, yakni citarasa yang kita kenal sebagai “umami”, rasa gurih yang merupakan rasa dasar kelima setelah manis, asam, pahit, dan asin.
- Mengurangi garam. Dalam takaran yang sama, jumlah natrium pada MSG hanya 1/3 dari natrium yang terdapat pada garam meja. Jadi bisa dibilang, MSG bisa menjadi pengganti garam dan penggunaannya dapat membantu mengurangi kandungan natrium pada makanan tanpa mengurangi kelezatannya.
- Mengurangi asupan garam harian. Monosodium glutamat yang ditambahkan ke makanan untuk meningkatkan rasa hanya mewakili sebagian kecil dari total glutamat yang ada di sebagian besar makanan. Misalnya, jumlah harian rata-rata glutamat yang dikonsumsi dalam bentuk terikat sebagai protein dari makanan adalah sekitar 15 gram. Selain itu, sekitar 1 gram glutamat bebas dalam makanan juga akan dikonsumsi pada hari yang sama. Sebaliknya, asupan harian rata-rata monosodium glutamat tambahan berkisar antara 0,5 gram dan 3,0 gram sehari, tergantung pada kebiasaan makanan dan masakan setempat.
Dalam Review Paper IFIC tercatat, konsumsi MSG masyarakat Inggris per kapita adalah 4 gram (kurang dari 1 sdt) per minggu. Ini hampir sama dengan AS yang penduduknya rata-rata menggunakan MSG sekitar 0,55 gram per hari. Sedangkan di Taiwan jauh lebih tinggi yaitu rata-rata 3 gram per hari. Healthline menulis asupan harian rata-rata MSG di Jepang dan Korea masing-masing 1,2-1,7 gram.
MSG Aman Bagi Tubuh dan ASI
Banyak juga penelitian yang menyebutkan, tubuh bayi dan anak-anak juga memetabolisme glutamat dengan cara yang sama seperti orang dewasa.
Pada Juni 1991, Komite Ilmiah Komunitas Eropa untuk Makanan (European Communities Scientific Committee for Food stated) menyatakan, “Bayi, termasuk bayi prematur, terbukti memetabolisme glutamat seefisien orang dewasa, dan oleh karena itu tidak menunjukkan kerentanan khusus apa pun terhadap peningkatan asupan glutamat oral.”
Sama halnya makanan alami lain, ASI juga mengandung glutamat loh, Bunda. Sebagai satu-satunya sumber nutrisi di masa 6 bulan pertamanya, ASI disebut kaya akan glutamat bebas. Secara alami bayi sangat menyukai rasanya. Bahkan ada fakta yang mengatakan, ASI mengandung 6 hingga 9 kali lebih banyak glutamat daripada susu sapi.
Penelitian Keamanan MSG Pada ASI
Sepertinya para ibu sudah tidak perlu lagi merasa khawatir mengenai penggunaan MSG pada menu harian keluarga. Mengenai dampak buruk yang selama ini ditakutkan dari MSG, sudah ada banyak penelitian yang mematahkannya.
- Konsensus umum yang membahas mengenai studi toksikologi dan medis ekstensif selama empat dekade menyatakan, bahwa MSG aman dikonsumsi populasi umum, termasuk wanita hamil dan menyusui, dan anak-anak.
- Para ilmuwan juga menyelidiki efek konsumsi MSG pada laktasi dan bayi yang diberi ASI. Hasilnya, ibu menyusui yang mengonsumsi MSG 100 mg/kg berat badan, tidak mengalami peningkatan kadar glutamat dalam ASI dan tidak memengarugi asupan glutamat pada bayi.
- Desember 1993 American Academy of Pediatrics Committee on Drugs meninjau efek makanan dan agen lingkungan menyusui. Dalam laporannya, komite menyatakan bahwa MSG tidak berpengaruh pada laktasi dan tidak menimbulkan risiko bagi bayi yang mengonsumsinya.
- Review Paper-nya IFIC mencatat, penelitian yang dilakukan oleh Stegink dan rekan-rekannya di University of Iowa menunjukkan bahwa anak-anak berusia 1 tahun memetabolisme glutamat seefektif orang dewasa. Dalam penelitian, bayi diberi makan daging sapi yang mengandung MSG dengan berbagai tingkat dosis 0, 25 dan 50 mg/kg berat badan. Kadar glutamat plasma bayi diukur dan dibandingkan dengan kadar plasma orang dewasa, hasilnya tidak ada peningkatan kadar plasma pada anak-anak.
Artikel terkait: Manfaat kaldu jamur, pengganti MSG untuk makanan si kecil!
MSG Berbahaya Bagi Otak Itu Mitos, Faktanya MSG Aman bagi Tubuh
Asam glutamat memiliki fungsi sebagai neurotransmitter di otak manusia, yang tugasnya merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya. Beberapa orang mengklaim bahwa MSG menyebabkan glutamat berlebihan di otak dan stimulasi sel saraf yang berlebihan. Untuk alasan inilah MSG diberi label eksitotoksin.
Ketakutan akan MSG sudah ada sejak tahun 1969. Ini diawali ketika sebuah penelitian menemukan bahwa menyuntikkan MSG dosis besar ke tikus yang baru lahir bisa menyebabkan efek neurologis yang berbahaya.
MSG meningkatkan kadar glutamat dalam darah, bahkan dalam penelitian yang lain megadosis MSG meningkatkan kadar darah sebesar 556%. Namun, jumlah MSG yang Anda konsumsi setiap hari tentu tidak dalam takaran ‘megadosis’, bukan, Bunda? Sehingga glutamat tidak akan memengaruhi fungsi otak Anda.
Komite Ilmiah Menyatakan MSG Aman Dikonsumsi
Secara keseluruhan, tidak ada lagi bukti kuat yang menyatakan MSG bertindak sebagai eksitotoksin bila dikonsumsi dalam jumlah normal.
Jumlah glutamat yang digunakan dalam makanan siap saji rata-rata 0,1% – 0,8%. Ini mirip dengan kadar glutamat alami yang ditemukan dalam hidangan tradisional. Ketika MSG ditambahkan ke dalam masakan, ia berkontribusi dalam pengurangan garam meja. Berikan MSG secukupnya saja, karena jika berlebihan justru akan membuat rasa masakan Anda jadi lebih buruk.
Komite Ahli Gabungan Aditif Makanan (Joint Expert Committee on Food Additives/JECFA) dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB dan dan Organisasi Kesehatan Dunia telah menempatkan MSG dalam kategori bahan tambahan makanan yang paling aman.
Selanjutnya, pada tahun 1991 Komite Ilmiah Komisi Eropa untuk Makanan menegaskan kembali bahwa MSG aman dikonsumsi. Mereka juga memutuskan tidak perlu menetapkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau tingkat asupan harian yang disarankan.
Jika ditanya apakah MSG aman bagi tubuh? Jawabannya sudah jelas ya, Bunda, MSG aman bagi tubuh. Jadi, jangan pernah merasa bersalah jika Anda ingin menambahkan MSG ke dalam masakan Anda, Bunda.
Baca juga: