Mengenal MPASI Jepang yang Jadi Tren, Bolehkah Diterapkan di Indonesia?

Belum lama ini, praktik pemberian MPASI Jepang banyak ditiru ibu-ibu di Tanah Air. Seperti apa metodenya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Belakangan ini, makanan pendamping ASI asal Jepang tersebut sedang jadi perbincangan hangat masyarakat Tanah Air di media sosial. Tak sedikit ibu-ibu di Indonesia mengaku mengikuti praktik MPASI Jepang yang menjadi tren di Tiktok. Bagi yang masih penasaran, bagaimana metode makan tersebut?

Viralnya MPASI Jepang di Indonesia

Dalam video yang beredar di media sosial menjelaskan bahwa bayi Jepang sudah diperbolehkan mengonsumsi makanan pendamping ASI sejak usia 5 bulan. Bahkan, banyak makanan siap santap untuk bayi 5 bulan yang dijual di pasaran, seperti supermarket. 

Artikel Terkait: Perkembangan Bayi 5 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja si Kecil?

Dalam praktiknya, Jepang seperti menerapkan pemberian menu tunggal yang diberikan secara bertahap pada bayi 5 bulan. Misalnya, pengenalan karbohidrat di minggu pertama, protein nabati di minggu kedua, dan protein hewani di minggu ketiga. Nah, memasuki usia 6 bulan, bayi sudah diperbolehkan mengonsumsi menu lengkap. 

Di usia 5 bulan pula, bayi hanya diperkenankan mengonsumsi bubur cair. Adapun takarannya, 1 sendok per hari atau sesuai respon anak. Hal ini guna melihat reaksi alergi pada tubuh bayi.

Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa praktik MPASI Jepang ini berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Kehamilan, dan Kesejahteraan atau Japanese Ministry of Health, Labour, and Welfare (MHLW). Sementara, panduan MPASI tersebut juga telah dipaparkan kepada Parents sebelum sang anak berusia 5 bulan. Penyuluhan tersebut juga dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan terkait.

Kelebihan MPASI Jepang

Menanggapi viralnya pemberitaan MPASI Jepang yang mulai banyak ditiru ibu-ibu di Indonesia, dokter spesialis gizi klinik, dr. Mutia Winanda, MGizi, SpGK menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ia menuturkan bahwa kenaikan tekstur cukup sesuai usia mulai dari lumat, cincang, hingga tekstur makanan keluarga. Hal ini pun sesuai dengan pedoman MPASI yang selama ini diterapkan di Indonesia.

Kekurangan MPASI Jepang

Namun, dr. Mutia juga menilai adanya beberapa kekurangannya, yaitu: 

1. Tidak Sesuai Rekomendasi WHO 

“MPASI Jepang dimulai di usia 5 bulan, sementara rekomendasi WHO MPASI dimulai di usia 6 bulan atau 180 hari,” ujar dr. Mutia saat dihubungi tim theAsianparent.

2. Kurangnya Komposisi Zat Gizi

Dr. Mutia menuturkan, dari komposisi juga terlihat kurang komposisi lemak, padahal lemak penting pada MPASI. Selain itu, untuk awal pemberian MPASI tekstur makanan yg diberikan terlalu encer (jika melihat konsistensi buburnya atau nasi banding air yaitu 10:1).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 4 Tips & Cara Orang Jepang Mengajari Anak Tidak Pilih-Pilih Makanan

Dampak Mengikuti Tren MPASI dari Negara Lain

Melihat adanya perbedaan yang cukup kentara antara makanan pendamping ASI di Indonesia dan Jepang, Parents perlu mempertimbangkan berdasarkan saran ahli. MPASI harus menyesuaikan pertumbuhan dan perkembangan bayi, kondisi lingkungan tempat tinggal, atau kebiasaan keluarga.

Sementara itu, dr. Mutia memberikan tanggapan terkait viralnya MPASI Jepang yang mulai diikuti ibu-ibu di Tanah Air

“Untuk diterapkan pada anak-anak di Indonesia sebaiknya perlu disesuaikan lagi dengan rekomendasi pemberian makan bayi dan anak oleh Kemenkes. Mulai usia 6 bulan hingga 8 bulan dengan tekstur bubur kental, makanan lembek atau cincang kasar usia 9-11 bulan, dan makanan keluarga 12-23 bulan,” kata dr. Mutia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Selain itu perlu ada penambahan sumber lemak, dan pastikan porsi protein hewani jumlahnya sesuai rekomendasi Kemenkes,” tambahnya.

Panduan MPASI di Indonesia

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI menurut Kementerian Kesehatan RI, adalah:

1. MPASI untuk bayi usia 6–9 bulan

  • Terus berikan ASI sesuai permintaan si kecil, karena ASI memenuhi lebih dari separuh kebutuhan energinya.
  • Energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah 200 kilo kalori per hari.
  • Berikan MPASI 2-3 kali makan, dan 1-2 kali selingan setiap hari dengan porsi setengah mangkok ukuran 250ml.
  • Berikan MPASI dengan tekstur bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan hingga halus (mashed).
  • Bunda bisa coba mengukus kentang, brokoli, wortel dan ubi, kemudian dihaluskan dengan blender atau daging ayam, ikan, roti dan telur yang dihaluskan.

2. MPASI untuk bayi usia 9–12 bulan

  • Terus berikan ASI sesuai permintaan anak, karena ASI memenuhi lebih dari separuh kebutuhan energi anak.
  • Energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah 300 kilo kalori per hari. Berikan MPASI 3-4 kali makan, dan 1-2 kali selingan setiap hari dengan porsi setengah mangkok ukuran 250ml.
  • Berikan makanan yang dicincang halus, dicincang kasar, atau makanan yang bisa dipegang oleh anak.
  • Untuk menu MPASI si Kecil usia 9-12 bulan, Bunda sudah mulai bisa memberikannya bubur tim, seperti bubur tim hati ayam dan wortel atau bubur tim kacang merah dan daging.

3. MPASI untuk bayi usia 12 -24 bulan

  • Terus berikan ASI sesuai permintaan anak, karena ASI memberikan sepertiga kebutuhan energi anak.
  • Energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah 550 kilo kalori per hari.
  • Berikan MPASI 3-4 kali makan, dan 1-2 kali selingan setiap hari dengan porsi ¾ mangkok ukuran 250ml sekali makan.
  • Berikan makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya.
  • Menu MPASI si Kecil pada usia 12-24 bulan bisa disamakan dengan orang dewasa, tapi rasanya tetap harus disesuaikan dengan kesukaan si kecil ya. 
  • Berikan camilan sehat seperti buah, sayur, roti panggang, dan yoghurt pada bayi. Namun, pastikan untuk tidak menambahkan gula atau garam pada camilan si kecil.

Artikel Terkait: Panduan MPASI Terbaru 2023 dari WHO untuk Bayi Usia 6-23 Bulan

Sebelum menerapkan praktik pemberian MPASI Jepang pada si kecil, Parents sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli terkait. Pasalnya, semua harus kembali lagi pada kondisi sang anak.

Semoga informasi di atas dapat bermanfaat!

 

Guidelines for Weaning Your Baby in Japan
www.city.shinjuku.lg.jp/content/000271862.pdf

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kapan Sebaiknya MPASI Mulai Diberikan?
yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1100/kapan-sebaiknya-mpasi-mulai-diberikan

 

Baca Juga:

MPASI Pertama Bayi, Tunggal atau 4 Bintang? Ini Pendapat Dokter!

350 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Jepang, Unik dan Bermakna Positif

280 Nama Bayi Perempuan Jepang dari A-Z dan Maknanya untuk Putri Kecil Anda

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Aulia Trisna