Inilah 10 mitos tentang kesuburan wanita
Anak-anak adalah anugerah bagi sepasang pria dan wanita yang telah menikah. Sebaliknya, ada sejumlah pasangan yang harus menempuh jalan panjang untuk mendapatkan buah hatinya. Sekitar dua tahun lalu Reader’s Digest Asia mempublikasikan sebuah laporan tentang kesuburan wanita dan kemandulan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menyatakan bahwa 20% wanita Asia menghadapi masalah pada kesuburan dan pembuahan.
Umumnya kaum perempuan menjadi pihak yang bertanggung jawab saat pasangan tidak berhasil mendapatkan anak, Untuk itu, beberapa pasangan menjalani ritual kesuburan wanita yang tidak wajar agar segera hamil. Kami mencoba menggali tentang mitos kesuburan wanita yang telah dipercaya oleh masyarakat sejak lama, dan menyajikan kebenarannya untuk Anda.
Berikut adalah sepuluh mitos kesuburan wanita yang paling banyak diyakini masyarakat, dan kebenaran di baliknya.
1. Ovulasi hanya terjadi pada hari keempat belas siklus wanita
Ini bisa jadi berlaku untuk perempuan yang memiliki siklus 28 hari sempurna, namun tak berlaku untuk semua perempuan. Ada perempuan yang hanya memiliki siklus 21 hari, atau bahkan hingga 36 hari. Maka ovulasi bagi perempuan dengan siklus ini tidak terjadi pada hari keempat belas, namun bisa saja terjadi antara hari ke-8 hingga hari ke-23. Keyakinan tentang mitos ovulasi ini bisa menyesatkan, sehingga pasangan hanya melakukan hubungan seks pada kurun waktu tersebut. Namun mereka malah melewatkan masa kesuburan wanita yang sesungguhnya.
2. Ovulasi hanya terjadi saat suhu basal tubuh meningkat
Meskipun suhu basal tubuh (SBT) dapat membantu proses pembuahan pada perempuan, faktor inipun bukan merupakan indikasi yang jelas. Sel telur perempuan hanya dapat bertahan selama satu hari atau kurang, dan pada saat itu suhu basal tubuh bisa saja meningkat atau menurun. SBT tidak berpengaruh secara langsung terhadap ovulasi. Sebaliknya, kaum wanita sebaiknya memperhatikan cairan serviks untuk mengetahui apakah ia subur atau tidak.
3, Sperma hanya dapat bertahan dalam tubuh wanita selama tiga hari
Mitos kesuburan wanita yang satu ini mengakibatkan munculnya mitos kesuburan lainnya seperti : seorang wanita hanya subur pada satu hari diantara siklusnya dan kehamilan tidak akan terjadi jika hubungan seks dilakukan pada saat wanita sedang berada pada masa menstruasi. Sebenarnya, sperma pria dapat bertahan hingga lima hari dalam sistem reproduksi wanita.
Jadi meskipun sel telur hanya bertahan 12 hingga 24 jam, masa kesuburan wanita dapat diperpanjang oleh ketahanan sperma. Jika hubungan seks dilakukan pada hari keempat atau kelima masa menstruasi dan wanita mengalami pembuahan lebih awal, kemungkinan besar pembuahan akan terjadi. Maka jika Anda belum ingin mendapatkan keturunan, jangan melakukan hubungan intim pada masa menstruasi.
4. Pembuahan hanya terjadi jika wanita mengalami orgasme
Beberapa pasangan percaya bahwa sel telur hanya dapat dilepaskan pada saat wanita mengalami orgasme. Ini tidak sepenuhnya benar. Sel telur dilepaskan pada masa ovulasi yang diakibatkan oleh hormon estrogen, dan bukannya orgasme. Jika sperma bertumbukan dengan sel telur saat dilepaskan maka terjadilah pembuahan, namun jika tidak ada sperma maka fertilisasi dan pembuahan tidak akan terjadi.
berhubungan seks tiap hari tidak menjamin Anda cepat hamil
5. Berhubungan seks setiap hari dapat meningkatkan peluang terjadinya kehamilan
Untuk semua pasangan yang menginginkan anak, mereka mengira bahwa berhubungan seks tiap hari dapat meningkatkan peluang terjadinya pembuahan. Satu mitos kesuburan wanita yang juga tidak sepenuhnya benar. Meskipun suami istri melakukan hubungan seks setiap hari dan sang istri tidak mengalami ovulasi maka pembuahan pun belum tentu terjadi.
Idealnya, wanita memperkirakan masa kesuburannya melalui cairan serviks. Jika ada indikasi ia sedang mendekati masa ovulasi maka suami istri sebaiknya melakukan hubungan seks pada masa ini. Maka hal inipun akan memperbesar peluang terjadinya fertilisasi dan kehamilan.
6. Ketidaksuburan adalah problem wanita
Tidak juga! Mitos kesuburan wanita yang satu ini sering menempatkan para istri sebagai subyek penderita dan mengakibatkan munculnya rasa bersalah yang berlarut-larut. Kenyataannya, infertilitas juga bisa menjadi masalah kaum pria.
Menurut Dr. Suresh Nair, konsultan obstetrik dan ginekologi Mount Elizabeth Medical Centre, hanya 35% kasus ketidaksuburan yang berasal dari kaum perempuan. Jadi, para istri seharusnya tidak dituding sebagai satu-satunya biang kegagalan pasangan dalam mendapatkan keturunan. Sebaiknya, suami istri berkonsultasi pada dokter jika tak segera mendapatkan keturunan setelah satu tahun masa pernikahan mereka.
7. Infertilitas diakibatkan oleh stres
Mitos kesuburan wanita yang bisa jadi benar, namun bisa juga keliru. Salah besar jika Anda mengira stres hanya mempengaruhi kesuburan. Namun stres akan benar-benar mempengaruhi kesuburan jika mengakibatkan munculnya hormon yang menghambat ovulasi. Dr. Nair juga menjelaskan bahwa stres juga mengakibatkan sulit tidur dan kelelahan yang pada akhirnya mempengaruhi aktivitas seksual suami istri.
8. Infertilitas tidak dapat disembuhkan.
Bagi pasangan yang mempunyai masalah kesuburan serius, dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperbaikinya. Namun bagi pasangan yang memiliki masalah dalam hal ovulasi wanita, waktu pelaksanaan hubungan seksual, atau jumlah sperma yang rendah, penanganan yang tepat akan dengan mudah ditemukan. Direkomendasikan agar suami istri segera berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui masalah sesungguhnya agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.
9. Pasangan akan mudah mendapatkan anak jika berada dalam kondisi sehat.
Ini adalah satu mitos kesuburan wanita yang dipertahankan banyak orang, namun juga tidak selalu benar. Memang pola hidup sehat seperti memiliki berat badan cukup, berolahraga teratur dan tidak mengkonsumsi kafein atau alkohol secara berlebihan akan meningkatkan kesuburan, namun faktor usia juga patut diperhitungkan. Untuk wanita, idealnya Anda hamil pada usia 25 hingga 30 tahun, sebagaimana diungkapkan Dr. Gautam Allahbadia dari Pusat Kesehatan Reproduksi Wanita Rotunda di India.
10. Anda akan mudah hamil setelah mendapatkan anak pertama.
Memperoleh anak kedua tidak sepenuhnya disebabkan seorang wanita telah melahirkan anak pertama. Faktanya, hamil untuk yang pertama kalinya dapat menyebabkan infertilitas sekinder. Sekali lagi, faktor usia dari sang istri sebaiknya menjadi pertimbangan. Menurut Dr. Nair, jika seorang istri sudah berusia 35 tahun atau lebih maka tingkat kesuburannya akan berkurang menjadi 25%. Jika wanita mencapai usia 40 tahunan maka kesuburan akan berkurang menjadi 20%.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tak ada satupun faktor yang benar-benar mengakibatkan pasangan tidak dapat memiliki keturunan. Sangat dianjurkan agar Anda dan pasangan segera mencari bantuan profesional jika semua upaya mengalami kegagalan. Lebih cepat Anda mendeteksi adanya masalah, lebih baik.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.