Di tengah hiruk-pikuknya aktivitas di kantor atau pekerjaan rumah tangga membuat para ibu jadi lebih rentan mengalami stres. Sekarang, mewarna sudah menjadi gaya hidup di kalangan orang dewasa karena bisa jadi salah satu cara mengurangi stres.
Tentu ada perbedaan antara tema mewarna (atau bahasa kerennya coloring) anak-anak dengan orang dewasa. Buku mewarna orang dewasa mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan buku mewarna anak-anak. Bahkan, buku-buku mewarna khusus orang dewasa konon menjadi best seller di berbagai toko buku online dan offline.
Benarkah mewarna dapat menjadi cara mengurangi stres pada orang dewasa?
Berdasarkan penelitian para pakar psikologi di seluruh dunia, mewarna adalah salah satu kegiatan yang bisa membuat seseorang menjadi rileks/santai, dengan cara mengurangi stres dan kegelisahan, membuat diri lebih fokus, serta meningkatkan kejernihan mental dan pikiran. Luar biasa sekali, kan?
Sesungguhnya, mewarna adalah terapi seni yang dapat membantu kita dalam mengatasi masalah. Yah, maksud sebenarnya tidak segamblang itu…
Dengan meluangkan waktu sejenak untuk mewarna, kita bisa menjadi lebih santai dari sebelumnya, yang tentu saja akan menjernihkan pikiran kita di tengah hiruk-pikuknya aktivitas sehari-hari. Atau singkatnya, mewarna sebagai salah satu cara mengurangi stres.
Apa yang terjadi saat kita mewarna?
Mewarna dapat menjadi cara mengurangi stres karena saat kita berfokus pada satu aktivitas tertentu, kita berfokus pada aktivitas itu bukan pada kekhawatiran kita.
Mewarna juga membuka daya imajinasi kita dan menggunakannya untuk menghubungkan dengan kondisi perasaan kita, yang bisa kita lihat dari cara kita mewarna. Biasanya, mood atau suasana hati kita memengaruhi warna pilihan kita dan intensitasnya.
Terapis asal Ottawa, Gill Reilly, berkata bahwa apa pun yang bisa membuat Anda duduk tenang, melupakan kekhawatiran Anda sejenak, dan berfokus pada saat itu saja, adalah suatu alat yang efektif.
Dia juga berkata bahwa mewarna adalah sesuatu aktivitas untuk menenangkan diri. Menurut penelitian lain, saat mewarna, detak jantung seseorang menjadi lebih teratur dan ada perubahan dalam gelombang otak (brainwaves).
Ketika mewarna, kita mengaktifkan berbagai area dari dua hemifer selebral, ujar psikolog Gloria Martinez Ayla. “Aktivitas ini melibatkan logika (saat kita mewarna bentuk), dan kreativitas (ketika mencampur dan mencocokkan warna).
Kegiatan ini melibatkan area-area dari korteks selebral yang terlibat dalam penglihatan dan keterampilan motorik halus (koordinasi diperlukan untuk melakukan pergerakan kecil dan sama persis).
Aktivitas mewarna juga mengakibatkan menurunnya aktivitas pada amygdala, sebuah bagian dasar otak yang berperan serta dalam mengendalikan emosi yang dipengaruhi oleh stres.”
Kita boleh jadi tidak punya bakat dalam melukis dan menggambar, tapi mewarna bisa dilakukan siapa saja. Mewarna juga mengeksplorasi keterampilan kesenian kita. Dan tentu saja seperti yang dijelaskan di atas – mewarna termasuk salah satu cara mengurangi stres.
Parents, semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga:
Manfaat dan dampak negatif perlombaan untuk anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.