Tidak semua orang memiliki masa kecil yang bahagia. Ketika memiliki keluarga sendiri, terkadang bayang-bayang masa lalu selalu terlintas bahkan menentukan pola pengasuhan. Walau begitu, naluri keibuan pasti selalu menginginkan untuk memberikan yang terbaik buat anak dengan berusaha menyembuhkan trauma saat mengasuh anak.
Artikel Terkait : Mengenal Tipe Coping Mechanism, Strategi Beradaptasi dengan Stres dan Trauma
Seperti cerita Bunda Jennelle Anne Daraman yang selalu berusaha menyembuhkan trauma saat mengasuh anak. Berikut cerita selengkapnya!
Masih Terbayang Kenangan Pahit Saya di Masa Lalu
Saya tahu menyembuhkan trauma saat mengasuh anak tidaklah mudah. Saya tumbuh dalam keluarga yang sudah hancur dan itu memberikan luka yang traumatis hingga saya dewasa. Sulit bagi saya sebagai orang tua yang sudah memiliki pengalaman buruk dan menyakitkan, agar bisa melupakan yang dulu saya alami sebagai seorang anak. Dan saya harus bisa membangun keluarga sendiri dengan bayang-bayang di masa lalu.
Artikel Terkait : #CurhatAyah : “Trauma Masa Kecil Itu Nyata, Jangan Sampai Terulang Lagi Pada Anak”
Sebagai salah satu hasil dari keluarga yang hancur, saya takut kalau putra saya akan mengambil budaya dan sikap buruk di tempat saya dibesarkan oleh orang tua selama ini. Rasanya tidak ingin saya menyakiti bayi dalam situasi keluarga sendiri seperti itu.
Tapi saya akan lebih sakit kalau tahu bagaimana rasanya tumbuh dewasa dengan memiliki banyak kebiasaan buruk seperti itu. Teriakan, berkelahi, berebut, memaki dan sama sekali tidak ada ketenangan sedikit pun yang terus terjadi di dalam rumah.
Dan ini terjadi dalam keluarga saya, di mana suami sering tidak sependapat. Ini adalah situasi yang tidak bisa dipilih memang, namun mau tidak mau harus bisa menghadapinya. Akhirnya saya memilih keluar dari kondisi itu demi bisa membuat anak bisa hidup normal tanpa trauma.
Saya Memang Ibu Tunggal yang Masih Terus Berusaha Untuk Menyembuhkan Trauma Saat Mengasuh Anak
Sumber : Foto Bunda Jennelle Anne Daraman
Salut bagi orang tua atau Bunda lain yang bisa mendukung serta mengeluarkan keluarga mereka dari situasi menyedihkan seperti itu. Sekarang saya seorang Ibu tunggal dan selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik agar dapat membesarkan putri saya dengan baik dan bahagia.
Suatu saat nanti saya akan menjelaskan padanya, walau kami bukan sebuah keluarga utuh dan bahagia. Tapi cinta dan perhatian saya kepadanya akan selalu ada dan tidak akan pernah berubah. Saya akan dukung dan membimbingnya untuk meraih mimpi yang diinginkan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk anak, walau saya sendiri belum pernah mengalaminya.
Ketika Bunda berasal dari keluarga yang hancur dan memiliki keluarga sendiri, pola pikir dan kedewasaan pastilah berbeda-beda. Walau begitu, saya tetap berusaha melakukan tugas dengan baik dan penuh bertanggung jawab. Beberapa Ibu yang saya kagumi untuk membesarkan anak, salah satunya Andie Eigenmann.
Dia merupakan orang tua dan Ibu yang bertanggung jawab serta membesarkan anak. Meskipun masa lalu dan keluarganya yang kelam, tapi tidak menghentikannya untuk membesarkan anak-anak dengan benar. Ada juga Kylie Padilla yang merupakan seorang ibu tunggal dengan ketangguhannya luar biasa.
Untuk semua ibu tunggal, orang tua tunggal atau panggilan lainnya, percayalah bahwa kita dapat membesarkan anak-anak kita dengan baik, bahagia, saleh, hormat dan penuh kasih.
Banyak yang merasa kenangan masa kecil yang kurang bahagia akan membentuk karakter orang tua yang lebih pemarah. Karena itu Parents sekuat hati untuk menyembuhkan trauma saat mengasuh anak dengan berusaha berdamai dengan masa lalunya. Sehingga anak tidak mengalami tekanan psikis dan malah menimbulkan trauma berkepanjangan.
Bunda memiliki cerita yang sama atau punya kisah menarik lainnya mengenai kehidupan keluarga, kehamilan, atau seputar Parenting lainnya? Yuk share cerita Bunda di aplikasi TheAsianparent.
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Jennelle Anne Daraman TheAsianParent Filipina.
Disclaimer:
Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.
Baca Juga :
Indahnya Jadi Ibu, Ketika Kekacauan dan Keindahan Jadi Satu
Bunda Ini Berhasil Membiarkan Balita Main Sendiri, Berikut Caranya!
"Melahirkan dengan Preeklampsia, Rasa Sakitnya Sepadan saat Memeluk Bayiku"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.