Kita mungkin sudah familiar mendengar kondisi menopause pada wanita. Padahal, menopause pada pria pun juga bisa terjadi lho, Parents.
Dalam siklus reproduksinya, wanita mengenal istilah menopause. Menopause ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi selama kurang lebih 12 bulan.
Ovarium yang menghasilkan sel telur dan hormon estrogen dan progresteron berhenti bekerja. Terjadinya menopause pada pria dialami setelah lepas dari usia 30 tahun.
Menopause pada pria disebut Andropause
Selain pada wanita, menopause juga bisa terjadi pada pria yang terjadi secara alami.
Jika wanita mengenal istilah menopause, maka pria mengenal istilah andropause. Umumnya puncak kehidupan pria ada pada usia 25 – 30 tahun. Di atas usia 30 tahun, pria mulai mengalami degenerasi testosteron.
Namun tak jarang ada yang mulai mengalami degenerasi sebelum usia 30 tahun, menurut keterangan Nugroho Setiawan, dokter spesialis andrologi Rumah Sakit Brawijaya.
Nugroho mengungkapkan andropause tidak dapat dihentikan atau dicegah. Ini merupakan siklus alami bagi pria. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah membuat proses penurunan hormon testosteron ini tidak terlalu cepat.
Artikel Terkait : 5 Fakta tentang peradangan penis pada laki-laki yang perlu diketahui
Gejala-gejala Andropause
Ada beberapa gejala fisik yang bisa dilihat bila pria mengalami Andropause ini, namun sebaiknya konsultasikan untuk lebih pasti.
Ia menuturkan andropause tak mudah dideteksi. Namun, efek penurunan kadar hormon testosteron bisa terlihat dan dirasakan oleh pria. Terkait dengan kondisi ini, hormon testoteron bisa memiliki pengaruh penting. Secara umum, pria yang berusia lebih muda memiliki kadar testoteron yang lebih tinggi dibandingkan pria yang lebih tua.
Artinya, kadar testoteron ini bisa menurun seiring bertambahnya usia. Menurut ahli, penurunannya sekitar 1% per tahun setelah usia rata-rata 30 tahun.
Dilihat dari kondisi fisiknya, beberapa gejala yang bisa terjadi antara lain :
- Perubahan fungsi seksual mulai dari berkurangnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, ereksi yang lebih spontan hingga ereksi yang lebih pendek
- Testis bisa menjadi lebih kecil
- Mengalami perubahan pada pola tidur seperti insomnia atau rasa mengantuk yang meningkat
- Terjadi perubahan secara emosi seperti lebih merasa sedih, sulit berkonsentrasi atau tertekan
- Berkurangnya massa otot
- Penurunan kepadatan tulang
- Mengalami hot flash atau rasa panas pada sekujur tubuh
- Menjadi tidak berenergi dan loyo
- Memiliki tubuh yang relatif gemuk
- Hasrat atau gairah seksual menjadi lebih rendah
- Terancam oleh penyakit-penyakit metabolik antara lain hipertensi dan kencing manis.
Mengetahui kondisi Andropause
Cara mengetahui secara pasti kondisi Andropause ini ialah dengan melakukan serangkaian tes yang disediakan oleh dokter ahli.
Selain melihat dari berbagai ciri di atas, ada semacam tes yang bisa dilakukan untuk lebih memastikan kondisi ini terjadi. “Untuk mengetahui pasti, para pria dapat mengisi ADAM Questionnare, dan diisi dengan jujur,” ujarnya.
ADAM Questionnare atau Androgen Deficiency in Aging Males merupakan tes untuk mengetahui gejala-gejala penurunan hormon testosteron pada pria. Dilansir dari Elite Mens Guide, hasil tes ini akan menentukan apakah pria perlu untuk berkonsultasi dengan dokter perihal gejala-gejala andropause yang dialami.
Terdapat 10 pertanyaan dengan jawaban ya dan tidak mengenai gejala andropause misalnya penurunan gairah seks, ereksi yang kurang, mengantuk setelah makan malam dan merasa kekurangan energi. Jika terdapat setidaknya 7 jawaban ‘ya’ maka pria sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Artikel Terkait : Pria dengan penis kecil bisa memberikan kepuasan besar pada pasangan dengan rahasia ini!
Cara mencegah penurunan hormon terlalu cepat
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penurunan kadar hormon yang terlalu ekstrem.
Walau kondisi ini terjadi secara alami, ada beberapa kebiasaan sehat yang bisa dilakukan untuk mencegah penurunan kadar hormon yang terlalu cepat. “Ya caranya dengan olah raga secara tepat dan benar, makan bergizi dan seimbang, istirahat cukup, mengelola stres,” kata dokter Nugroho.
Nugroho menjelaskan kalau menopause adalah kemunduran hormon estrogen yang cepat, ditandai dengan berhenti menstruasi selama setahun atau lebih. Andropause ini gradual, pelan-pelan, pria tidak merasakan.
Karena pentingnya hal ini, kasih tahu suami yuk Bun. Bila mengalami berbagai gejala di atas, sebaiknya jangan ragu untuk memeriksakan kondisi pasangan ke dokter, ya.
Baca juga:
10 Manfaat Kesehatan Ini Bisa Dirasakan Saat Anda Rutin Melakukan Hubungan Seksual
Dalam istilah medis, terdapat istilah yang disebut dengan menopause. Banyak hal yang merupakan pertanda dari menopause itu sendiri. Hal tersebut juga hanya berlaku pada seorang wanita. Namun bagaimana jadinya saat seorang pria juga mengalami menopause. Apakah pertanda yang dimiliki pria juga memiliki kemiripan dengan seorang wanita. Simak ulasan lengkapnya mengenai menopause pada pria berikut ini.
Andropause pada Seorang Pria
Menopause merupakan salah satu siklus reproduksi yang biasa terjadi pada seorang wanita. Biasanya hal ini akan ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi dalam kurun waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena ovarium seorang wanita telah berhenti bekerja. Ovarium sendiri diketahui sebagai organ yang menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan juga hormon progresteron. Namun ternyata seorang pria juga dapat mengalami kasus menopause tersebut.
Istilah menopause pada pria ini dikenal dengan sebutan andropause. Biasanya Andropause akan terjadi saat seorang pria yang telah berusia lebih dari 30 tahun. Memang pada umumnya, puncak kehidupan pada seorang pria terjadi di rentang usia 25 hingga 30 tahun. Lebih dari usia 30 tahun, maka seorang pria juga diketahui telah mengalami degenerasi pada hormon testosteronnya. Namun juga terdapat pria yang mengalaminya di bawah 30 tahun.
Dokter spesialis andrologi di Rumah Sakit Brawijaya juga mengungkapkan bahwa andropause tidak dapat dicegah ataupun dihentikan. Dokter bernama Nugroho Setiawan tersebut juga menjelaskan bahwa hal itu merupakan siklus yang biasa terjadi pada seorang pria. Cara satu satunya yang bisa dilakukan adalah membuat proses penurunan hormon testosteron pada seorang pria tidak terlalu cepat mengalami penurunan.
ADAM Questionnare atau Androgen Deficiency in Aging Males
Cara untuk membantu agar hormon testosteron tidak menurun dengan cepat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Mulai dari olahraga, makan makana bergizi dan seimbang, cukup istirahat, dan juga dapat mengelola stres dengan baik. Andropause itu sendiri juga terjadi pelan pelan sehingga banyak pria yang tidak merasakan apa yang terjadi di dalam tubuhnya. Tak hanya itu, andropause yang terjadi juga tidak mudah untuk dideteksi.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengetahui secara pasti adalah dengan mengisi ADAM Questionnare atau Androgen Deficiency in Aging Males. Tes tersebut merupakan salah satu instrumen untuk mengetahui gejala turunnya hormon testosteron pada seorang pria. Namun pria yang mengisi ADAM Questionnare juga dituntut untuk jujur saat mengisi pertanyaan yang tersedia.
Ternyata seorang pria juga dapat mengalami menopause, hanya saja menopause yang dialami pria disebut dengan istilah bernama andropause. Tidak terdapat cara untuk mencegah dan menghindar dari siklus reproduksi alami tersebut. Namun juga terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan seorang pria agar hormon testosteron miliknya tidak menurun secara drastis. Untuk mengetahui secara pasti, pria tersebut juga dapat mengisi ADAM Questionnare.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.