Gangguan pada penis bisa menjadi hal yang patut diketahui oleh setiap laki-laki. Penanganan yang cepat dan tepat terhadap gejala gangguannya penting dilakukan untuk menghindari berbagai komplikasi. Salah satu yang sebaiknya diperhatikan ialah gejala balanitis atau peradangan pada penis
Ada beberapa hal yang sebaiknya diketahui oleh laki-laki terkait dengan kondisi ini, apa saja?
Artikel terkait : Benarkah ukuran penis pria menentukan kepuasan wanita?
Gejala Balanitis atau Peradangan pada Penis
1. Kerap terjadi pada laki-laki yang tidak disunat
Waspada ya, Balanitis ini kerap terjadi pada laki-laki yang tidak disunat.
Balanitis merupakan suatu penyakit akibat adanya peradangan, pembengkakan, dan iritasi pada kelenjar kepala penis. Kondisi ini umumnya paling sering terjadi pada laki-laki yang tidak disunat, Parents.
Pada laki-laki yang tidak disunat, daerah di bawah kulup menjadi lebih lembap. Kondisi ini pun menjadi tempat ideal bakteri maupun jamur untuk berkembang biak.
Penyakit ini umumnya bisa menyerang segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Selain seseorang yang tidak disunat, ada beberapa kondisi orang yang lebih rentan mengalaminya, di antaranya:
- Seseorang yang tidak menjaga kebersihan dengan baik.
- Sudah lanjut usia.
- Mengalami obesitas.
- Memiliki Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Menjadi penderita diabetes karena peningkatan glukosa pada kulit bisa merangsang pertumbuhan bakteri maupun jamur.
- Sensitif terhadap beberapa zat kimia.
- Anak laki-laki yang belum disunat di bawah 4 tahun.
2. Beberapa hal dan kebiasaan yang bisa jadi penyebabnya
Ada beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebabnya :
- Infeksi menjadi penyebab yang paling umum terjadi pada kondisi ini. Misalnya saja infeksi Candida Albicans yang menjadi penyebab sariawan. Selain itu, Infeksi Menular Seksual (IMS) pun memengaruhi, seperti herpes, sifilis, atau klamidia.
- Kondisi kulit yang memang memiliki masalah sensitivitas, seperti eksim, psoriasis, dermatitis.
- Menggunakan bahan-bahan iritan atau sensitif pada bahan kondom maupun pelumas yang dipakai.
- Mencuci bagian genitas dengan sabun diketahui bisa memperburuk kondisi ini.
- Sensitif terhadap deterjen bubuk atau pewangi yang digunakan atau belum sepenuhnya bersih saat mencuci.
- Sensitif terhadap sabun yang dipakai saat mandi.
- Melakukan seks yang tidak aman bisa juga meningkatkan risikonya, misalnya pasangan seks menderita penyakit IMS.
- Tidak membersihkan area penis dengan benar
3. Gejala Balanitis kerap diabaikan
Sebaiknya jangan sampai mengabaikan beberapa gejala peradangan pada penis berikut ini.
Balanitis ini memang terkadang muncul secara tiba-tiba atau muncul secara bertahap. Beberapa gejala balanitis tersebut antara lain:
- Kepala penis terasa nyeri.
- Mengalami iritasi berupa kemerahan pada penis.
- Ada bercak merah di penis.
- Penis menjadi lebih bengkak dari kondisi normal.
- Bagian bawah kulup terasa lebih gatal.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Area kulit pada penis berubah warna.
- Terdapat bercak putih di bawah kulup.
- Adanya luka pada bagian kelenjar.
Artikel terkait : Nyeri pada kemaluan pria, 7 penyebab sakit penis terjadi
4. Beberapa tes untuk mendiagnosisnya
Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengenali kondisi dan gejalanya. Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan melihat kondisi kemerahan maupun radang kelenjar.
Beberapa jenis tes lain yang biasanya dijalankan antara lain :
- Tes infeksi kelenjar di laboratorium.
- Melakukan tes darah untuk melihat kadar glukosa dalam tubuh seseorang.
- Tes urin untuk mengecek dugaan kondisi diabetes yang dialami.
- Biopsi atau mengambil sampel kulit yang meradang, namun tes satu ini agak jarang dilakukan.
Selain memeriksa secara fisik dan melalui laboratorium, dokter pun biasanya akan menanyakan beberapa hal terkait dengan kebiasaan sehari-hari maupun kondisi kulit. Misalnya saja aktivitas seksual yang dilakukan, hingga penggunaan bahan kimia yang berpotensi mengiritasi.
5. Pencegahaannya bisa dilakukan dari hal sederhana
Kebiasaan dalam keseharian pun bisa meningkatkan risiko peradangan pada penis.
Tentu, untuk mencegah kondisi ini bagian kepala penis harus selalu dibersihkan secara menyeluruh. Sunat pun dianjurkan untuk menghindari kemungkinan balanitis nantinya.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk praktik kebersihan dalam keseharian, di antaranya :
- Area harus selalu dibersihkan dengan lembut dan benar setiap kali setelah buang air kecil.
- Hindari penggunaan sabun karena bisa mengiritasi.
- Setelah berhubungan seks sebaiknya cuci bersih penis dengan benar.
- Jangan lupa untuk mengganti celana dalam setelah beraktivitas.
- Rajin mandi atau membersihkan diri dengan rutin.
Parents, perhatikan 5 hal di atas ya, untuk terhindar dari balanitis.
Baca Juga :
Hipospadia: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.