Tak hanya sulit mendapatkan APD (Alat Pelindung Diri), para tenanga medis pun harus melewati beragam tantangan lain saat menggunakan APD.
Pernah mendengar cerita bagaimana tenaga medis perlu menahan rasa haus, lapar, bahkan kesulitan untuk buang air kecil ketika menggunakan pakaian lengkap saat mereka bertugas? Hal ini perlu mereka lakukan lantaran setelah melakukan aktivitas tersebut, maka APD sudah tidak bisa digunakan kembali.
Sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi COVID-19, petugas medis merupakan sosok yang paling berisiko terpapar Virus Corona. Menggunakan APD setiap harinya sebagai pelindung diri, para petugas berjuang memperjuangkan kesembuhan pasien.
Namun, pernahkah Parents membayangkan bagaimana rasanya menggunakan APD?
Dalam akun Instagram, seorang dokter memberikan gambaran bagaimana rasanya saat mereka harus menggunakan ‘alat perang’ saat menangani pasien COVID-19.
Curahan hati seorang dokter saat menggunakan APD
Melalui akun Instgaram pribadinya, dr. Jack Handono Prasojo, MBA mengungkapkan curahan haru berdasarkan pengalamannya. Ia mengungkapkan hal yang kerap dialami saya menggunakan APD secara lengkap sesuai standar.
“Ini terjadi setelah kostum lengkap
5 Menit : kacamata dan face shield mengembun, tangan nggak boleh ngelap
15 Menit : keringat mulai dr kepala leher punggung
30 Menit : sudah muncul bintik2 air mengembun dr dalam jas hujan
45 Menit : sudah mulai resah ngitung sisa jam jaga 3,5 jam lagi
2 Jam : hipoglikemi, dehidrasi, mata berkunang2, kepala lempuyengan,” tuturnya.
Selain beberapa hal di atas, menurutnya ada beragam tantangan lain yang kerap dirasakan setiap petugas medis yang bertugas menggunakan APD.
Tantangan-tantangan lain :
- Baju basah karena keringat dari dalam dan embun dari jas hujan
- Jam 9 pagi rasa jam 12 siang di tengah pantai
- Mata kemasukan debu tapi tidak bisa pake tangan untuk menggosoknya, alhasil kedip-kedip sampe mata berair hingga akhir
- Napas sesak karena masker
- Telapak tangan terasa keriput karena keringetan di dalam handscun yang berlapis
- Harus teriak-teriak ke pasien karena suara kita tidak terdengar dibalik masker medis berlapis
- Susah dengar kata-kata pasien saat dianamnesa karena dia memakai masker, telinga kita pun tertutup cap plus jas ujan” tulis dr. Jack lagi.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Tantangan dalam menghadapi pasien
Tak hanya tantangan selama penggunaan APD, dr. Jack pun mengungkapkan tantangan lain dalam menghadapi pasien.
Menurutnya pasien kerap masih menyembunyikan gejala serta riwayat perjalanan. Tak jarang juga ada pasien yang lupa untuk mengenakan masker.
Tetap menjalankan protokol dengan baik, dalam kondisi tersebut para dokter akan tetap bersikap tegas. Misalnya saja bila ada yang menganggap pertanyaan riwayat perjalanan sebagai bahan candaan belaka.
“Bila ada yang begitu, terpaksa harus kami jawab tegas, ‘bapak/ibu, kami dengan kostum begini tanya dengan serius, untuk apa kami iseng-iseng tanya-tanya tentang bapak/ibu dengan kostum begini’,” tulisnya lagi.
Saat ada yang tak mengenakan masker pun, para dokter akan menegaskan pada pasien mengenai peraturan. Pasien tidak akan dilayani tanpa penggunaan masker.
“Ketika tugas memberitahu untuk menggunakan masker , dibalas dengan ringan: “Terus saya sudah antre lama, saya suruh pulang gitu ngambil masker?” Terpaksa kami jawab dg tegas ” ibu tidak akan dilayani jika tidak memakai masker” ungkapnya lagi.
Saat memeriksakan kondisinya, beberapa pasien pun ada yang membawa serta anak-anak yang sehat. Sedihnya, anak-anak tersebut terkadang tidak dipakaikan masker. Belum lagi, antrean yang panjang, beberapa meminta untuk diberikan pelayanan terlebih dahulu.
“Pasien mengajak serta anak-anak yang sehat serta tidak memakai masker dengan alasan “anaknya minta ikut tadi”
Terpaksa kami jawab “Mohon tetap jaga dirumah saja anaknya, tidak boleh masuk kedalam ruang puskesmas” ujarnya lagi.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indoensia
Harapan dan pesan sang dokter
Menurutnya, di antara semua tantangan dalam menggunakan APD selama bertugas tentunya ialah kebutuhan untuk buang air ke toilet. Pasalnya, setiap petugas medis yang mengenakan APD harus menahan diri hingga 4 jam lamanya untuk tidak ke toilet.
Menceritakan curahan hatinya tersebut, ia mengungkapkan harapan terbesarnya agar kondisi bisa kembali normal seperti sedia kala. Ia pun berharap agar masyarakat mengikuti peraturan untuk tetap di rumah selama wabah masih terjadi.
“Sungguh….. Sudah kehilangan kata-kata, hanya bisa berdoa semoga semua kembali normal.. Dengan seperti ini masih semangat kan kalian tetap di rumah?
Mau eksperimen makanan, mau nonton korea seharian, mau tidur bangun makan lagi. (copas dari teman)” pungkasnya.
Apa yang telah dituliskan di atas, tentu bisa memperlihatkan bahwa betapa besar tantangan para tenaga medis dalam menjalankan tugasnya.
Dari sana, tentu juga bisa mengingatkan kita semua sebagai masyarakat untuk bisa melakukan dan menjalankan peraturan untuk tetap di rumah saja. Adalah kewajiban kita bersama untuk mencegah penyebarannya kian merebak dan menjaga kesehatan tubuh.
Baca Juga :
Jadwal mudik lebaran 2020 akan diganti, ini kebijakan pemerintah untuk masyarakat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.