Semakin bertambahnya jumlah pasien positif Covid-19 dari hari ke hari memengaruhi banyak aspek. Misalnya, meminta agar masyarakat tidak mudik dan pulang kampung saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang tak lama lagi akan datang. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus makin meluas, namun pemerintah memberikan usulan terkait dengan jadwal mudik lebaran.
Mengganti jadwal mudik lebaran
Seperti kita ketahui, setiap tahunnya di hari raya Idul Fitri, ditetapkan sebagai hari libur nasional beserta cuti nasional. Karena kondisi saat ini yang kurang kondusif, Presiden Joko Widodo pun mengusulkan untuk mengganti jadwal mudik saat hari raya nanti.
Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menenangkan masyarakat yang berpotensi tidak bisa mudik karena wabah yang tengah dialami. Dalam hal ini, khususnya masyarakat yang memang bertempat tinggal dan bekerja di Jabodetabek.
“Saya melihat ini untuk mudik ini dalam rangka menenangkan masyarakat. Mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya. Ini mungkin bisa dibicarakan,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas soal mudik melalui sambungan konferensi video, Kamis (2/4/2020), dilansir dari Kompas.com.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indoensia
Alternatif saat libur pengganti
Jokowi pun mengusulkan hal lain yang bisa dikakukan saat libur pengganti diberlakukan. Dirinya mengusulkan agar kelak pemerintah bisa menyediakan fasilitas dan infrastruktur khusus, sebagaimana yang seringkali disiapkan menjelang mudik dan libur lebaran.
Salah satu usulan tersebut ialah menggratiskan tempat-tempat wisata agar ramai dikunjungi masyarakat. “Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan kita bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat,” tutur Jokowi lagi.
Tengah merampungkan Peraturan Pemerintah terkait mudik
Selian itu, Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin pun menyebutkan bahwa pemerintah tengah merampungkan Peraturan Pemerintah terkait mudik. Saat telah disahkan, PP tersebut bisa memperkuat imbauan pemerintah untuk melarang masyarakat mudik di tengah pandemi virus korona.
Karena menurut pemerintah, risiko melakukan mudik lebaran ini akan jauh lebih besar. “Peraturan Pemerintahnya sedang dirumuskan mungkin dua hari lagi tentang masalah mudik itu,” ujar Ma’ruf dalam konferensi pers melalui video conference, Selasa (31/3/2020).
Dirinya pun menuturkan bahwa saat ada sesuatu yang diyakini bisa menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain, perkara tersebut cenderung diharamkan. Terlebih, pemerintah juga telah meminta masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya mematuhi peraturan tersebut. “Sesuatu yang wajib menurut agama dan diwajibkan oleh pemerintah itu menjadi kuat,” kata dia.
“Saya ingatkan kita sudah menetapkan status kedaruratan kesehatan dan pembatasan sosial berskala besar sebagai rujukan bersama dan juga perlu saya jelaskan lagi mulai dari presiden, menteri, gubernur, bupati, wali kota sampai ke kepala desa, lurah harus satu visi yang sama satu strategi yang sama menyelesaikan persoalan yang sedang kita hadapi saat ini,” tegas Presiden.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Memastikan bahan pangan tercukupi
View this post on Instagram
Beberapa pekan lagi kita memasuki bulan Ramadan. Dan tampaknya, Ramadan tahun ini kita akan lalui di tengah tantangan, ketika kita bersama-sama berusaha mencegah penyebaran Covid-19 menjadi semakin meluas. Karena itulah, menghadapi bulan suci bagi umat Islam ini harus dipersiapkan sejak dini. Inilah yang saya bahas bersama jajaran terkait dalam rapat melalui telekonferensi hari ini, yang saya pimpin dari Istana Kepresidenan Bogor. Yang saya garis bawahi adalah soal ketersediaan bahan-bahan pokok dan pangan di tengah masyarakat. Saya sendiri sudah memantau ke Bulog, ke daerah-daerah, mengecek jadwal panen raya, soal pasokan beras, daging, telur, gula, terigu, dan lain-lainnya. Sejauh ini persediaan bahan-bahan pokok dan pangan tersebut masih baik. Saya juga telah meminta Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk memastikan agar harga sejumlah komoditas pertanian di pasaran berangsur normal. Hanya ada sedikit gangguan, sebagaimana laporan yang saya terima dari dua daerah, bahwa distribusi beras terhambat oleh jalan-jalan yang ditutup. Saya telah meminta Menteri Dalam Negeri untuk memberi teguran kepada kepala daerah bersangkutan, agar distribusi logistik ke daerah-daerah tidak terhambat.
A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on
Dalam akun Instagramnya, Presiden Jokowi mengungkapkan telah mempersiapkan kecukupan bahan pokok menjelang Ramadhan. Jokowi mengatakan telah memantau beberapa lini penting dalam distribusi dan pemasok bahan kebutuhan pokok ini di masyarakat.
”Saya sendiri sudah memantau ke Bulog, ke daerah-daerah, mengecek jadwal panen raya, soal pasokan beras, daging, telur, gula, terigu, dan lain-lainnya. Sejauh ini persediaan bahan-bahan pokok dan pangan tersebut masih baik,” ujar Jokowi dalam keterangannya.
Selain itu, ia meminta Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk memastikan agar harga sejumlah komoditas pertanian di pasaran berangsur normal.
Pada 2020 ini, sebelumnya pemerintah menetapkan hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah jatuh pada 24-25 Mei 2020 dengan cuti bersama pada 26-29 Mei 2020.
Terkait dengan wabah yang tengah dirasakan, per 2 April 2020 penderita Covid-19 di Indonesia kian bertambah. Jumlah orang yang terinfeksi positif Corona mencapai 1.790, 112 di antaranya telah dinyatakan sembuh, serta sebanyak 170 orang meninggal dunia.
Baca Juga :
Cegah Corona meluas, ini imbauan pemerintah dan dokter untuk mudik 2020
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.