Selama ini beberapa dari kita menganggap menggambar bukan suatu ketrampilan yang penting untuk dikuasai anak. Ya, dibandingkan pelajaran eksakta semacam Matematika dan IPA, kegiatan menggambar dianggap kurang penting karena identik dengan kegiatan bermain.
Bahkan ada juga anggapan bahwa hanya anak-anak atau orang-orang berbakat di bidang seni rupa sajalah yang bisa menggambar. Anak-anak atau orang dewasa yang tak berbakat di bidang seni tak perlu melakukannya karena hasil gambar mereka pasti jelek.
Padahal kegiatan menggambar seharusnya dilakukan dengan ikhlas dan tanpa beban, serta bebas dari kekhawatiran tentang sesuatu yang belum tentu terjadi.
Mencetak generasi penerus yang dapat dibanggakan dan berbudi luhur tidak cukup dengan hanya membekali mereka dengan pengetahuan tentang agama dan ilmu berhitung. Pelajaran kesenian akan membantu anak dalam mencerdaskan emosinya, dan hal ini berkaitan erat dengan pengendalian diri serta kepekaan sosial.
Kisah pelajar yang terlibat tawuran massal, mem-bully teman sekelas, bahkan ada juga yang melakukan pelecehan seksual, bisa terjadi karena anak tidak memiliki empati dan kemampuan menempatkan diri dalam posisi orang lain.
Sistem pendidikan Indonesia mungkin berhasil mencetak generasi yang cerdas dalam hal mata pelajaran, namun gagal mendidik anak menjadi insan yang penuh cinta terhadap sesamanya.
Lalu apakah yang sebaiknya kita lakukan agar anak bersedia melakukan kegiatan menggambar?
1. Memberikan fasilitas
Dibandingkan aktivitas seni lainnya, menggambar lebih mudah dilakukan karena Anda akan mudah menemukan peralatan gambar di sekitar Anda. Krayon, spidol, pensil warna adalah alat-alat gambar yang umum digunakan anak-anak. Anda juga bisa menawarkan peralatan lain yang belum pernah dicobanya seperti arang atau kapur tulis untuk menimbulkan keingintahuannya.
Jangan buang kertas-kertas bekas dokumen kantor yang sudah tak terpakai karena anak bisa menggunakan bagian belakangnya yang masih bersih untuk menggambar. Menghemat kertas juga salah satu usaha melestarikan lingkungan lho, Bu.
2. Memberikan apresiasi
Jangan ganggu anak ketika ia sedang menggambar, agar ia dapat berkonsentrasi menyelesaikan hasil karyanya. Saat sudah selesai, tanyakan apa yang sudah ia gambar dan mengapa ia menggambarnya.
Buat anak bercerita tentang gambarnya dan jangan sekali-sekali meledeknya meski gambar anak tak karuan bentuknya.
Anda mungkin akan terkejut ketika mengetahui sisi lain anak yang tak Anda ketahui sebelumnya melalui gambar-gambar yang mereka buat. Atau mengetahui kegalauannya yang selama ini ia sembunyikan dan akhirnya terungkap melalui coretan tangannya.
3. Memeriksa tugas gambarnya
Anak usia sekolah, baik TK atau SD, akan serius menggambar ketika orang tuanya menaruh perhatian besar pada tugas-tugas menggambarnya. Hal ini penting karena ada orang tua yang memandang sebelah mata pada mata pelajaran kesenian, dan hanya memperhatikan capaian prestasi anak dalam mata pelajaran eksakta.
4. Mengajak anak mengamati gambar di sekelilingnya
Pameran seni lukis atau grafis akan mudah ditemukan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta atau Surabaya. Ajak anak mengunjunginya untuk mengetahui style menggambar yang berbeda dan menambah pengetahuannya tentang bagaimana cara menghasilkan gambar yang lebih bagus untuk dilihat.
Jangan berkecil hati jika Anda tinggal di kota kecil atau daerah pinggiran yang tidak pernah menjadi tuan rumah kegiatan kesenian. Anda masih bisa mengajak anak mengamati gambar-gambar yang ada di baliho, graffiti, majalah, koran atau internet. Bahkan gambar dalam buku-buku pelajarannya juga bisa digunakan untuk memperkaya pengetahuannya tentang gambar yang bagus.
5. Memberikan contoh
Mungkin Anda mengernyitkan kening ketika membaca saran saya yang terakhir ini. Tapi Bu, siapapun memerlukan ruang untuk menyuarakan ekspresinya, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebuah coretan di buku catatan resep atau koran bekas akan membebaskan pikiran Anda sejenak dari rutinitas sehari-hari dan emosi akan menemukan tempatnya di gambar Anda.
Anak yang melihat hal ini akan termotivasi untuk menggambar, meski misalnya gambar Anda dan gambarnya sama-sama nggak jelas bentuknya.
Nah, selamat menggambar!
Baca juga artikel menarik lainnya:
Wisata Museum di Bandung, Mengapa Tidak?
Tips Memilih Les Musik untuk Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.