Tidak Sulit, Ini 4 Langkah Mencari Kebahagiaan Hakiki

Kebahagiaan mungkin telah bersama Parents selama ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Parents sedang mencari kebahagiaan? Sementara kebahagiaan mungkin terasa sulit dipahami atau di luar jangkauan Anda, tetapi itu tidak menjadikannya perjalanan atau tujuan yang mustahil untuk dicapai.

Sebaliknya, kebahagiaan bisa menunggu Parents di tikungan berikutnya jika Anda bertahan. Kebahagiaan juga mungkin telah bersama Anda selama ini, tetapi Parents mungkin tidak meluangkan waktu untuk menyadari bahwa itu jauh lebih mudah daripada yang pernah Anda yakini.

Parents mungkin tahu ini bukan tentang mengendarai mobil atau memiliki gadget terbaru. Namun, apa sebenarnya yang mendorong Anda mencari kebahagiaan? Berikut ini hal-hal yang dapat membuat orang bahagia, seperti melansir dari Very Well Mind.

Artikel terkait: 6 Manfaat bahagia bagi kesehatan, bisa bikin umur lebih panjang!

Mendapatkan atau Mencari Kebahagiaan dengan Cara Mudah

1. Hal Baru Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan

Sebuah studi tahun 2007 yang melaporkan data dari British Household Panel Survey mengungkapkan serangkaian temuan menarik tentang akar kebahagiaan. Hal yang membuat kita bahagia adalah mendapatkan apa yang kita inginkan atau memiliki apa yang kita inginkan.

Paradoksnya, tampaknya bukan keadaan "menikah" yang membuat kita paling bahagia, melainkan peristiwa dinamis seperti "memulai hubungan baru".

Dengan cara yang sama, "mendapatkan pekerjaan baru" memiliki efek yang lebih besar pada kebahagiaan daripada status pekerjaan. "Kehamilan" memiliki efek yang lebih besar pada kebahagiaan daripada "menjadi orang tua."

Demikian pula, peristiwa-peristiwa seperti "memulai kursus baru", "lulus ujian", atau "membeli rumah baru" semuanya juga membuat seseorang bahagia.

Dari survei tersebut, dapat dilihat bahwa peristiwa dinamis positif tampaknya menjadi kunci dari sebuah kebahagiaan. Meski ini semua mungkin terdengar sedikit dangkal, masuk akal sampai tingkat tertentu jika Anda menganggap kebahagiaan sebagai keadaan "sementara".

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Berada di Antara Orang-Orang yang Bahagia

Sebuah studi tahun 2008 melaporkan data dari Framingham Heart Study yang dilakukan di Framingham, Massachusetts. Studi tersebut diikuti 4.739 orang dari tahun 1983 hingga 2003 untuk menjawab satu pertanyaan menarik, "Apakah kebahagiaan kita bergantung pada tingkat kebahagiaan orang-orang di sekitar kita?" Hasilnya pun cukup mengejutkan.

Orang-orang yang dikelilingi oleh orang-orang bahagia lebih mungkin untuk menjadi bahagia di masa depan. Terlebih lagi, analisis mengungkapkan bahwa efek ini adalah hasil dari penyebaran kebahagiaan, bukan hanya artefak orang-orang bahagia yang cenderung bergaul satu sama lain.

Menurut penelitian ini, jika Parents memiliki teman yang tinggal dalam jarak dekat dari Anda, dan teman itu menjadi bahagia, kemungkinan kebahagiaan Anda akan meningkat sekitar 25 persen.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal yang sama berlaku untuk pasangan (peningkatan hingga 16 peresen), saudara kandung yang tinggal dalam jarak dekat (hingga 28 persen), dan tetangga sebelah (hingga 70 persen). Menariknya, kebahagiaan rekan kerja ternyata tidak berpengaruh pada kebahagiaan orang-orang di sekitarnya.

Artikel terkait: Hidup sehat dan bahagia, yuk, lakukan 9 kebiasaan sederhana ini setiap hari!

3. Mencari Kebahagiaan dengan Nostalgia Kenangan Positif

Dalam sebuah penelitian di Australia terhadap lebih dari 300 orang dewasa muda, menunjukkan mereka yang mengingat ingatan tentang pemecahan masalah (saat berhasil mengatasi tantangan), bisa menurunkan emosi negatif. Begitu juga jika ingat tentang identitas (sesuatu yang membentuk Anda menjadi orang seperti sekarang) dapat menurunkan emosi negatif dan peningkatan emosi positif.

Temuan ini menunjukkan bahwa hanya dengan berpikir kembali saat sulit dalam hidup dan Anda mampu mengatasinya, secara signifikan dapat membuat Anda menjadi lebih baik.

4. Tujuan Kolektif atau Transendensi-Diri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah studi tahun 2019 di Korea Selatan menggunakan data dari Korean General Social Survey (KGSS) menunjukkan, responden yang memprioritaskan spiritualitas adalah yang paling mungkin untuk bahagia. Lalu, diikuti oleh mereka yang menghargai hubungan sosial (teman, keluarga, tetangga).

Orang-orang yang memberi bobot paling besar pada pencapaian eksternal (uang, pendidikan, pekerjaan, waktu luang) adalah yang paling kecil kemungkinannya untuk bahagia.

Temuan ini menunjukkan bahwa jalan menuju kebahagiaan di Korea Selatan bukanlah tentang semua yang berkilauan dengan emas. Melainkan, mengejar tujuan yang terkait dengan kolektivisme atau transendensi diri. Hasil ini konsisten dengan yang ditemukan di bidang psikologi positif.

Artikel terkait: Bahagia Bikin Manusia Lebih Sehat, Benarkah? Ini Hasil Risetnya

Itulah beberapa penelitian mengenai kebahagiaan dari berbagai negara. Pada dasarnya, kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan yang ingin diraih, tetapi dampak ketika kita bisa memaknai dan mengerti tujuan dari apa yang kita lakukan dalam hidup.

Untuk Parents yang masih sibuk mencari kebahagiaan, berhentilah sejanak. Pikirkan apa yang Anda miliki saat ini dan syukuri sepenuhnya. Jangan bandingkan diri dengan orang lain karena cara ini dapat berdampak pada kualitas kebehagiaan Anda. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/4-rahasia-menjadi-lebih-bahagia

id.theasianparent.com/7-tanda-ibu-yang-bahagia

id.theasianparent.com/rahasia-membuat-pernikahan-bahagia

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan