Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 12 September 2018, seorang ibu membagikan kisahnya. Terkait dengan pengalaman buah hatinya yang menangis darah.
Hal ini diduga karena sang anak sering tepapar gadget sehingga mengalami radiasi. Berikut kutipan lengkap cerita ibu yang bernama Fitri Resita Dewi yang dia bagikan lewat akun Facebook.
Berikut cerita lengkap anak yang menangis darah
“Beberapa hari lalu aku baca berita ini, aku kira ini hoax… ternyata terjadi sama anak aku barusan, tapi alhamdulillah nggak separah kakak Fajar, Tsaqib cuma keluar air mata berwarna merah… seperti darah.
Kagetnya bukan main. Ini salah aku, membiarkan Tsaqib anteng sama handphone, nggak mikir dampak radiasinya. Matanya merah, bengkak awalnya. Kondisi seperti ini sudah dialaminya selama tiga hari.
Aku kapok kasih tontonan di handphone lagi. Buat ibu-ibu yang anaknya kecanduan gadget, jangan sampai jadi korban selanjutnya ya, Bu….”
Postingan anak yang menangis darah ini mau tidak mau mengundang perhatian, sekaligus komentar. Khususnya dari para orangtua yang khawatir jika dampak ini dirasakan juga oleh buah hatinya.
Beberapa hari berselang, Fitri pun kembali menginformasikan kabar terbaru. Di mana sang anak sudah mendapatkan penangangan dari dokter ahli mata.
“Hasilnya nggak apa-apa, cuma ada selaput yang menghalangi pori-pori matanya jadi luka darahnya dari itu. Kemarin sudah dibersihkan dan diobati,” tulisnya di laman Facebook.
Berita terkait : Viral! Ini pesan psikiater untuk Parents, “Sayangi anak, jauhkan gadget!”
Benarkah menangis darah dikarenakan radiasi handphone?
Untuk menjawab pertanyaan ini, theAsianparent Indonesia pun menghubungi dr. Meta Hanindita Sp.A dari RS. Soetomo, Surabaya.
Ia menjelaskan, “Hoax itu. Maksudnya mata yang berdarah sebenarnya bukan disebabkan oleh radiasi penggunaan handphone. Sebenarnya, ini kompetensi dokter mata untuk menjelaskannya lebih detail. Hanya saja memang kondisi mata merah hingga bisa sebabkan anak menangis seperti mengeluarkan darah memang karena hal lain. Bukan radiasi handphone,” ujarnya.
Dokter anak yang senang mengedukasi para orangtua lewat tulisan di blog dan Instagram ini juga menambahkan, meskipun air mata berdarah tidak disebabkan radiasi handphone, tetap saja orangtua perlu mawas dengan pengggunaan gawai untuk anak-anaknya.
Saya pun sempat membaca artikel di Detik Health terkait dengan pemberitaan serupa, terekait dengan menangis darah pendarahan di mata akibat main gadget.
dr. Ariani Safira Nurul Akbar, SpM dari Jakarta Eye Center, Cinere mengatakan bahwa penggunaan gadget terlalu lama memang bisa membuat mata kering. Terutama pada anak-anak.
Jika mata kering, akan mengakibatkan rasa gatal sehingga mendorong anak untuk mengucek matanya. “Jadi bisa saja karena kelamaan main gadget, matanya kering dan gatal, lalu ngucek matanya terlalu keras, makanya pendarahan,” paparnya kepada Detik News.
Sama seperti dr. Meta, dokter yang kerap disapa dr.Fira ini pun mengingatkan, para orangtua memang perlu membatasi anak dalam menggunakan handphone. Bahkan pembatasan atau screen time ini juga berlaku untuk televisi.
Saat tulisan ini di buat Fitri Resita Dewi juga telah membenarkan bahwa peristiwa yang dialami oleh buah hatinya memang bukan dikarenakan radiasi gadget.
Hal ini telah ia tuliskan di laman Facebook miliknya.
Alhamdulillah, sudah sembuh, tinggal bengkaknya sedikit lagi. Anaknya tetap aktif pecicilan ke sana ke mari. Ibunya yang kepanikan dan melow. Dikira ini gara-gara gadget, karena berobat ke dokter yang pertama, dokternya bilang, “Ini dedek nonton lewat HP terus ya? Sekarang jangan dikasih ya bu.Kasihan masih kecil, radiasi nya sangat bahaya buat anak-anak.”
Saya bilang iya, sambil kaget. Terus saya baca berita di FB anak yang kena radiasi matanya berdarah banyak, saya jadi parno, berarti benar nih, anak saya kena radiasi HP. Soalnya dia main HP-nya parah, nonton YouTube bisa berjam-jam.
Pas berobat itu aku nggak kasih lagi HP lagi. Bikin kapok dan khawatir. Kemarin masih keluar darahnya yang kedua kalinya. Pas dia bangun tidur matanya bengkak, seperti yang terlihat di foto.
Lalu, kami bawa ke dokter ahli mata, dan kata dokter yang ini bisa dari semacam virus, pembuluh darah kecil yang mengendap dan menjadi selaput yang menghalangi pori-pori matanya sehingga menyebabkan luka dan berdarah. Jadi bukan sepenuhnya dari gadget.
TERIMA KASIH
Mohon maaf bila ada salah kata dalam penjelasan.
Meskipun hal ini tidak disebakan oleh radiasi penggunaan gadget, bukan berarti anak tidak diberikan batasan dalam penggunaan gadget bukan? Pengalaman berharga Fitri Resita Dewi ini tentu saja memberikan pelajaran penting untuk kita semua.
Terima kasih sudah berbagi.
Sudahkah Parents memiliki aturan dan kesepakatan screen time pada anak?
Baca juga :
Panduan Sehat Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah Usia 5 Tahun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.