TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Ketika Menghadapi Kenyataan Memiliki Anak Autis

Bacaan 4 menit
Ketika Menghadapi Kenyataan Memiliki Anak Autis

"Bisa menjadi masalah besar dalam keluarga, aku pun ingin berbagi pengalaman dan inilah kisahku... "

Menjadi orang tua yang memiliki anak autis lebih besar tantangannya. Setidaknya inilah yang saya rasakan.

Tantangan memiliki anak autis terkadang menjadi masalah besar dalam keluarga sehingga harus disikapi dengan bijak. Tujuannya, tentusaja agar tidak sampai menimbulkan perpecahan. Namun, yakinlah kita merupakan orang-orang pilihan yang dipercaya Tuhan untuk menjaga Amanah-Nya.

Sebab bisa jadi melalui masalah atau cobaan itu Tuhan ingin menguji keimanan dan ketabahan seseorang. Berikut saya ingin berbagi pengalaman bagaimanaa saya menerima kenyataan memiliki anak autis

1. Cari support system yang bisa mendengar sangat dibutuhkan saat memiliki anak autis. 

memiliki anak autis
Semenjak mengetahui anak kami berbeda, jujur sebagai orang tua sempat sangat terpuruk. Apalagi saya, ibu kandungnya merasa bersalah. Beruntung saya memiliki suami yang sering mendengarkan keluh kesah saya. Kami pun tidak menyembunyikan kondisi anak kepada nenek, kakek, saudara dan tetangga sekitar. Karena semakin bertumbuh besar, anak kami pasti terlihat berbeda dengan anak sebayanya.

Memang saat kami memberitahu mereka, khususnya nenek dan kakek, mereka kaget dan tidak percaya dengan yang terjadi kepada cucunya. Namun, seiring berjalannya waktu akhirnya dapat mengerti dan menyemangati kami untuk selalu bersyukur serta tidak pantang menyerah dengan keadaan.

Advertisement

Begitupun dengan tetangga sekitar rumah, awalnya seorang tetangga bertanya kepada suami ada apa yang terjadi dengan putri kami yang saat itu selalu menangis tiap malam. Suami pun menceritakan dengan kalimat yang mudah mereka pahami.

Tujuh tahun usia putri kami, mereka sangat berhati-hati apabila bertanya tentang putri pertama kami. Beruntung sang adik mudah beradaptasi dengan siapapun, yang kerap kali membuat suasana hangat.

2. Hindari toxic people.

memiliki anak autis
Pernah saya mendapati orang yang benar-benar membuat saya ‘’jatuh’’ dengan kondisi anak. Dan itu terjadi di salah satu tempat terapi untuk anak autis. Memberikan penilaian kepada orang lain mungkin lebih mudah daripada menilai diri sendiri.

Baru pertama kali bertemu tetapi dia sudah menghakimi bahwa saya orang tua yang salah, sangat terlambat menangani putri kami yang saat itu berusia empat tahun. Jujur, saya begitu terpukul padahal kami belum bercerita pengalaman membawa anak ke beberapa tempat terapi.

Berkaca dari pengalaman tersebut, saya dan suami berusaha untuk belajar tidak menghakimi orang lain (no judging), dan menghindari pertemanan yang membuat kami merasa ‘down’.

3. Memiliki anak autis, mulai belajar khlas menerima dan selalu berpikiran positif.

memiliki anak autis

Jangan membandingkan anak dengan anak lain. Memang benar kondisi anak berbeda, namun hindarilah berpikiran negatif. Percaya dibalik kekurangannya, anak yang saya lahirkan memiliki kelebihan lain yang mungkin belum terlihat saat ini., termasuk tidak membandingkan dengan adiknya sendiri.

Ketika anak kami berusia tiga tahun dan mulai menunjukkan gejala autisme, jujur saja saya sering membandingkan dengan teman sebayanya. Malah hal tersebut sering membuat saya stress dan frustasi. Perlahan saya ikhlas, belajar bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan karena tidak semua wanita berkesempatan memiliki anak.

Tahun demi tahun berlalu, saya ikhlas menjalani hari-hari dengannya, mengajari apapun yang mampu ia lakukan tentunya saya memiliki target khusus untuk mengejar ketertinggalannya.

Ajaib, ketika putri saya berusia lima tahun dan sudah mulai bisa berbicara dengan benar, pelajaran verbal yang saya berikan melekat dalam ingatannya. Bacaan surat-surat Al-qur’an, doa harian dan lagu-lagu anak, ia hafal semua.

4. Ikhtiar dan berserah diri kepada Tuhan.

Ketika Menghadapi Kenyataan Memiliki Anak Autis

Tidak dapat dipungkiri, beberapa kali saya beradu pendapat mengenai putri pertama kami. Awal mengetahui ia mengalami gangguan autisme, saya sering menyalahkan diri sendiri kenapa saya yang dititipkan anak autis? Sering juga saya menanyakan alasan kepada suami penyebab autis itu muncul.

Apakah karena faktor genetik atau obat-obatan yang saya konsumsi ketika hamil?

Namun, suami kerapkali menjawabnya dengan bijak. Berusaha mengajak saya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tidak perlu menyalahkan diri sendiri, Ingatlah bahwa Allah menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Tuhan menitipkan anak istimewa berarti kita mampu merawatnya.

Kita sebagai orang beriman harus senantiasa berdo’a, berserah diri kepada Tuhan di samping selalu berikhtiar, berusaha sekuat tenaga untuk tumbuh kembang putri kami. Bagaimana penanganan selanjutnya serta memberikan yang terbaik semampu kami sebagai orang tua misalnya melalui terapi dan pengaturan pola makan yang sedang dijalani sekarang.

Cerita mitra kami
TOTG Surabaya 2025 Segera Bertemu Komunitas theAsianparent, Ini Cara Dapatkan Tiketnya!
TOTG Surabaya 2025 Segera Bertemu Komunitas theAsianparent, Ini Cara Dapatkan Tiketnya!
Konser PM Toh 2025: Apresiasi Seniman Bertutur Indonesia
Konser PM Toh 2025: Apresiasi Seniman Bertutur Indonesia
Ini Rahasia Tasya Kamila Tetap Tenang Saat Arrasya Alami Gejala Flu & Batuk
Ini Rahasia Tasya Kamila Tetap Tenang Saat Arrasya Alami Gejala Flu & Batuk
Beyond Playtime Hadir Lembang Park & Zoo, Cek Kehebohan Acaranya di Sini!
Beyond Playtime Hadir Lembang Park & Zoo, Cek Kehebohan Acaranya di Sini!

Memiliki anak autis memang harus menghadapi tantangan yang lebih besar. Semangat terus, ya, para orang tua hebat.

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Semua opini & pendapat dalam artikel ini merupakan pandangan pribadi milik penulis, dan sama sekali tidak mewakilkan theAsianparent atau klien tertentu.
img
Penulis

Fitria Mustikawati

Jadilah Kontributor Kami

  • Halaman Depan
  • /
  • Parenting
  • /
  • Ketika Menghadapi Kenyataan Memiliki Anak Autis
Bagikan:
  • 60 Panggilan Sayang Bahasa Inggris untuk Pasangan, Bikin Harmonis!

    60 Panggilan Sayang Bahasa Inggris untuk Pasangan, Bikin Harmonis!

  • 20 Lagu Dangdut untuk Acara Pernikahan, Dari Syahdu hingga Ceria

    20 Lagu Dangdut untuk Acara Pernikahan, Dari Syahdu hingga Ceria

  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

powered by
  • 60 Panggilan Sayang Bahasa Inggris untuk Pasangan, Bikin Harmonis!

    60 Panggilan Sayang Bahasa Inggris untuk Pasangan, Bikin Harmonis!

  • 20 Lagu Dangdut untuk Acara Pernikahan, Dari Syahdu hingga Ceria

    20 Lagu Dangdut untuk Acara Pernikahan, Dari Syahdu hingga Ceria

  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti