Apa yang Bunda gunakan untuk membersihkan area vagina? Jika selama ini masih membersihkan vagina dengan sabun biasa, sebaiknya kebiasaan tersebut perlu Cunda hentikan. Ini alasan yang dipaparkan oleh dokter kandungan.
Memastikan agar kondisi area vagina tetap sehat tentu saja menjadi prioritas bagi semua perempuan. Termasuk Bunda bukan?
Pasalnya, area vagina merupakan salah satu organ intim dan sangat senstitif dan perlu dijaga kebersihannya. Jika tidak, akan ada banyak risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan. Mulai dari rasa gatal, bau tidak sedap, timbulnya jamur, bahkan infeksi.
Membersihkan vagina dengan sabun, mengapa tidak disarankan?
Untuk mencegahnya, Bunda perlu mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka merawat kebersihan vagina. Termasuk dengan kebiasaan membersihkan area vagina menggunakan sabun mandi. Pertanyaan, apakah membersihkan vagina dengan sabun biasa atau sabun mandi biasa adalah cara yang sehat?
Ditemui di acara diskusi bertema More Active, More Confident yang diadakan oleh Absolute Hypoallergenic di kawasan Menteng, Jakarta, dr. Neni Anggraeni Sp.OG, mengatakan bahwa membersihkan area vagina menggunakan sabun mandi atau sabun biasa tidak dianjurkan.
Hal ini dikarenakan sifat sabun mandi tidak sama dengan kondisi vagina. “Sabun mandi itu bersifat basa, sedangkan lingkungan vagina asam. Oleh karena itulah membersihkan area vagina dengan sabun bisa sebenarnya justru bisa mengganggu keseimbangan flora area vagina,” paparnya.
Perlu diketahui bahwa vagina merupakan saluran yang menghubungkan alat genital perempuan bagian dalam dengan luar dan menghasilkan cairan atau sekret yang sebenarnya bermanfaat.
Artinya, vagina memang tidak steril karena dihuni oleh flora atau kuman yang baik, ada pula yang bersifat patogen. “Kuman baik yakni lactobacilli, yang menghasilkan hidrogen peroksida. Ini yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen,” lanjutnya.
Baca juga: Yogurt dibuat dari bakteri vagina, Bunda berani coba?
Namun, jika vagina mendapatkan perawatan yang salah, misalnya dengan dibersihkan dengan sabun mandi atau sabun biasa akan berisiko membuat vagina menjadi terkena terkena infeksi dan iritasi lantaran bakteri baik yang justru dibutuhkan menjadi mati.
Seperti yang dijelaskan oleh dr. Neni Anggraeni, Sp.OG bahwa pH yang dimiliki sabun mandi biasanya sekitar 8, alias pH basa. Ketika pH pada vagina terganggu dan berubah, maka risiko untuk terjadinya infeksi cukup tinggi.
Hal ini memberikan kesempatan bagi bakteri jahat untuk tinggal dan tumbuh di sekitar vagina. Belum lagi, sabun punya wangi yang menyengat yang sebenarnya tak diperlukan oleh vagina Anda. Malah, aroma wangi ini akan membuat miss V menjadi iritasi dan meradang.
Baca juga : 10 tanda vagina tidak sehat yang perlu Bunda waspadai
Untuk itulah dr. Neni menyarankan agar Bunda lebih hati-hati dalam melakukan perawatan area vagina. Idealnya tidak membersihkan vagina dengan sabun, namun memilih sabun yang memiliki pH yang sama dengan vagina.
Lebih lanjut, dr. Neni menegaskan ada beberapa ciri-ciri yang perlu Bunda ketahui terkait dengan kesehatan vagina. Yaitu, kelembaban yang cukup, tidak berbau, dan warna sekret yang bening atau sedikit putih.
“Jika warna sekret vagina yang berubah; ini tanda bahwa vagina sudah terinfeksi. Warna sekret vagina bisa turut menunjukkan, kuman apa yang menginfeksi. Lebih parah lagi bila ada perdarahan di luar haid.”
Warna cairan vagina yang tidak normal adalah kuning atau kehijauan, kental, serta berbau, biasanya kondisi ini dikarenakan adanya bakteri yang tumbuh di area vagina.
Baca juga :
5 jenis dan bentuk miss V, yang manakah milik Bunda?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.