Memberi Anak Hadiah Saat Berprestasi, Bagaimana Baiknya? Ini Penjelasan Pakar
Merupakan kebanggaan tersendiri saat anak berprestasi. Lalu, Parents memberi anak hadiah. Namun, apakah ini tindakan yang tepat?
Orangtua mana yang tak merasa bangga ketika buah hatinya mampu berprestasi? Dalam bidang akademik, umumnya Parents akan memberi anak hadiah spesial ketika ia mampu menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Hadiah yang diberikan ini sering kali berupa barang impian anak atau bahkan sejumlah uang.
Kebiasaan menghadiahi anak yang berprestasi di sekolah pun rasanya sudah menjadi praktik yang lumrah terjadi. Misalnya, saat anak mendapat rangking 1 di kelas, orangtua tak segan memberikan hadiah sesuai permintaan si kecil.
Hal ini tentu sah-sah saja sebagai bentuk dukungan orangtua agar si kecil merasa termotivasi. Namun, yang kemudian menjadi perdebatan adalah apakah cukup bijak memberikan hadiah berupa barang atau uang, atau ada alternatif lain yang lebih baik?
Artikel terkait: 7 Strategi dan Catatan Penting dalam Melatih Kedisiplinan Anak
Melansir dari situs Parents.com, psikolog Emily Edlynn, Ph.D., mengatakan memberi hadiah uang tunai saat anak berprestasi di sekolah mungkin akan berhasil dalam jangka pendek, tetapi manfaatnya tidak bertahan lama.
Hal ini karena penghargaan eksternal seperti barang dan uang tidak mampu membangun motivasi dari dalam, sehingga terasa sulit mempertahankan upaya dan hasil yang baik dalam jangka panjang.
Mengapa Memberi Anak Hadiah?
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa fokus pada usaha ketimbang hanya pada hasil berhubungan erat dengan ketekunan dan kepercayaan diri anak dalam menyelesaikan berbagai jenis tugas, termasuk yang berkaitan dengan akademik.
Makanya, Parents perlu berpikir lebih spesifik tentang apa yang ingin dicapai ketika memberi anak hadiah. Apakah Anda ingin si kecil memperoleh nilai “A” misalnya, atau Anda ingin menanamkan hal yang lebih mendasar yang direpresentasikan oleh nilai yang bagus, seperti etos kerja yang kuat dan pentingnya pendidikan?
Pertanyaan selanjutnya untuk diajukan adalah, Apakah ada masalah dengan si kecil? Sebab, penggunaan hadiah umumnya dirancang untuk menargetkan perilaku bermasalah untuk membentuk perilaku baru.
Sebagai contoh, jika anak kesulitan untuk berprestasi di sekolah, Anda mungkin berniat menawarkan imbalan berupa uang jajan atau mainan untuk membantu memotivasi mereka agar berprestasi lebih baik.
Artikel terkait: Berikan anak hadiah tanpa memanjakan dan tetap mendisiplinkan, ini caranya
Kenali Sumber Masalahnya
Sebelum buru-buru memutuskan memberi hadiah tertentu, orangtua harus bisa mengenali sumber masalahnya. Misalnya, apa yang membuat anak sulit berprestasi di sekolah? Apakah ia enggan mengerjakan pekerjaan rumah, atau kesulitan memahami materi, atau malah keduanya?
Nah, setelah mengidentifikasi masalah, kemudian pikirkan tentang bagaimana cara memotivasi mereka melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Jika ingin memberikan reward atau hadiah, ukurannya harus sesuai dengan perubahan perilaku yang dilakukan si kecil. Dalam artian, hindari memberi hadiah mewah atau mahal untuk tugas yang sebenarnya sederhana saja.
Kunci penting menggunakan pendekatan dengan reward ini secara efektif adalah Anda harus menargetkan masalah apa yang hendak diselesaikan. Bukan sekadar memanjakan anak dengan mainan dan hadiah sepanjang hari saat mereka menyikat gigi, berpakaian, mengerjakan pekerjaan rumah, dan lainnya.
Akan tetapi, orangtua juga jangan selalu memberikan reward yang hanya berorientasi pada “nilai” semata. Tugas yang jauh lebih krusial bagi Parents adalah bagaimana membuat si kecil dapat fokus menikmati proses belajar, yang mana hal ini berperan penting dalam pembangunan karakternya, daripada sekadar nilai di atas kertas.
Artikel terkait: Menjanjikan hadiah puasa untuk anak, sebaiknya dilakukan atau tidak?
Pengalaman Lebih Penting Dibanding Uang dan Barang
Ketika di akhir semester si kecil berhasil mencapai prestasi yang bagus, alih-alih memberikan reward uang tunai atau mainan, Emily lebih merekomendasikan untuk merencanakan liburan keluarga yang menyenangkan. Ini akan mengubah konsep hadiah dari perolehan materi menjadi pengalaman.
“Keluarga saya memiliki tradisi makan malam di luar pada hari pertama sekolah setiap tahun. Meskipun ini jelas bukan hadiah untuk apa pun, ini adalah ritual mengantarkan kegembiraan dan harapan untuk naik kelas,” terang Emily.
Emily menambahkan, pada intinya setiap orangtua harus menghargai kerja keras dan pencapaian si kecil, tak hanya berfokus pada nilai tertentu. Apalagi sampai memberi ia tekanan berlebih untuk memperoleh nilai yang bagus.
Selain itu, bagi kebanyakan anak, liburan adalah hadiah yang lebih berkesan dan bermakna daripada mainan baru. Maka dari itu, memberi anak hadiah berupa pengalaman yang tak terlupakan tentu akan menjadi memori manis untuknya bersama Parents di kemudian hari.
Baca juga:
Pak Suami! Intip 7 Inspirasi Hadiah untuk Istri yang Sedang Hamil
9 Rekomendasi Hadiah untuk Mertua agar Semakin Disayang, Apa Saja?