Ayah, Ini 7 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Melatih Kedisiplinan Anak Tanpa Kekerasan

Ada dua kunci utama untuk mendisiplinkan anak, yaitu koneksi dan refleksi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ayah” dan “disiplin”, dua kata ini tak jarang memberikan kesan negatif. Terutama dalam budaya patriarki yang mengakar, ayah digambarkan sebagai sosok otoriter yang tak segan memberikan hukuman keras untuk melatih kedisiplinan anak. Namun, benarkah mendisiplinkan anak harus dengan hukuman dan kekerasan?

Mendisiplinkan Anak dengan Kekerasan, Efektifkah?

Faktanya, pola pendidikan yang mengedepankan kekerasan justru akan melahirkan masalah baru di kemudian hari. Menghukum anak mungkin menghentikan perilaku buruk mereka, tetapi hanya dalam jangka pendek.

Padahal, setiap kali si kecil berperilaku tidak sesuai harapan, itu merupakan kesempatan mereka untuk belajar. Apa yang mereka bisa pelajari? Antara lain pemecahan masalah, pengendalian diri, menangani emosi, hingga empati.

Penelitian membuktikan, anak-anak yang mencapai keberhasilan dalam hidup, baik dari sisi emosi, hubungan, dan akademik, mereka dibesarkan oleh orang tua yang disiplin sekaligus mampu membangun hubungan yang positif dengan anak. Mereka berkomunikasi dengan baik, respek, dan punya sifat penyayang.

Daniel Siegel, profesor psikiatri klinis di UCLA School of Medicine dan Tina Payne Bryson, psikoterapis anak dan remaja, keduanya adalah penulis buku terlaris berjudul No-Drama Discipline: The Whole Brain-Way to Calm the Chaos and Nurture Your Child’s Developing Mind. Melansir laman Bakadesuyo.com, mereka menyebutkan bahwa ada dua kunci utama untuk mendisiplinkan anak. Yaitu koneksi dan refleksi.

Lantas, bagaimana cara membangun koneksi dan refleksi tersebut? Berikut beberapa tips yang bisa Ayah terapkan.

Artikel terkait: Haruskah Menjadi Ibu yang Galak untuk Mendisiplinkan Anak?

7 Hal yang Bisa Dilakukan Ayah untuk Melatih Kedisiplinan Anak

1. Komunikasi Dua Arah, Tips Utama Melatih Kedisiplinan Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Komunikasi yang baik adalah langkah penting untuk mendisiplinkan anak. Ayah harus mampu mengutarakan maksud sekaligus mendengarkan pendapat si kecil.

Tidak perlu meneriaki anak saat mencoba mendisiplinkannya. Sebaliknya, Ayah lebih baik berbicara dan membuat mereka mengerti mengapa mereka perlu melakukan hal tertentu.

2. Buat Anak Mengerti tentang Konsekuensi

Jika anak menyentuh benda tajam seperti pisau atau gunting, tunjukkan kepadanya bahwa dia bisa terluka karena ujungnya yang tajam. Memukul atau menghukum anak secara fisik hanya akan membuat mereka menjadi keras kepala. Lebih baik, buat anak memahami konsekuensi buruk dari melakukan hal yang salah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Jadilah Role Model yang Baik

Tidak peduli seberapa muda usia anak, seorang Ayah adalah panutan pertama baginya. Anak-anak belajar dari sosok ayah bagaimana mereka akan menjalani hidupnya. Jika Ayah membentak atau berteriak dengan dalih disiplin, pada akhirnya anak akan mendapatkan gagasan bahwa berteriak dan marah sebenarnya boleh saja untuk menyelesaikan sesuatu. 

4. Quality Time dan Bermain Bersama

Ketika Ayah menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak, mereka merasa lebih aman dan terlindungi. Kesempatan ini juga sekaligus menjadi momen berharga bagi Ayah untuk mengenal dunia si kecil, apa tantangan, masalah, dan pemikirannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Permainan juga bisa menjadi media untuk melatih kedisiplinan mereka. Karena anak-anak cenderung lebih mudah menyerap pesan yang disampaikan orang tua ketika dilakukan dengan cara yang fun.

Artikel terkait: Permainan Kippers Ajar Si Kecil Disiplin dan Kerja Sama Tim

5. Beri Reward dan Punishment untuk Melatih Kedisiplinan Anak

Memberi hukuman sewajarnya sesekali perlu dilakukan untuk mendisiplinkan anak. Hukuman yang dimaksud tentunya bukan berupa kekerasan. Misalnya, ketika si kecil enggan merapikan mainan, alih-alih memukul atau membentak, Ayah bisa memberikan anak hukuman dengan membatasi waktu menonton tayangan TV kesukaannya.

NHanya menghukum untuk perilaku yang salah pun tidak cukup. Ayah juga harus menghargai anak ketika bersikap baik. Ini akan mendorong mereka untuk mengulangi perilaku yang baik dan membuat kebiasaan melakukan hal yang sama setiap saat. 

Sementara itu, memberikan reward tidak berarti menyuap mereka dengan sesuatu seperti permen atau mainan, melainkan dengan dorongan dan pujian yang positif. Ajari mereka perbedaan antara benar dan salah dengan lembut dan dorong mereka untuk menikmati kebiasaan baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Pahami Bahwa Anak Pasti Melakukan Kesalahan

Ayah harus memahami bahwa anak masih kecil dan dia pasti akan melakukan kesalahan. Anak-anak mungkin merusak barang atau dokumen berharga karena didorong rasa penasaran dalam diri mereka. Dalam kasus seperti itu, jangan bersikap terlalu keras, pahami bahwa anak tidak melakukannya dengan sengaja.

Artikel terkait: Alami Baby Blues, Aku Berharap Ini Tidak Akan Terjadi Calon Menantuku Kelak

7. Konsisten, Kunci Penting Membangun Kedisiplinan Anak

Sikap konsisten adalah hal yang sangat terpenting dalam menerapkan disiplin pada anak. Ayah harus berusaha konsisten dengan peraturan yang telah disepakati. 

Misalnya, jika si kecil selalu menolak saat disuruh merapikan mainannya, jangan terburu-buru mengambil alih tugas tersebut. Teruslah mendorong si kecil sampai ia melakukannya sendiri.

Selain itu, Ayah dan Bunda juga harus seirama dalam penerapan disiplin ini. Sehingga, anak tidak menjadi bingung karenanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

****

Nah, itulah beberapa hal yang bisa Ayah lakukan untuk melatih kedisiplinan anak. Sekali lagi, dua kunci utama dalam mendisiplinkan anak adalah koneksi dan refleksi.

Baca juga:

id.theasianparent.com/anak-disiplin

id.theasianparent.com/protokol-vdj

id.theasianparent.com/wulan-guritno-mendidik-anak

Penulis

Titin Hatma