Seorang wanita asal Brazil bernama Rankielen da Silva Zampoli yang dinyatakan mati otak oleh dokter telah berhasil mempertahankan hidupnya dengan bantuan alat penunjang kehidupan selama 123 hari. Jangka waktu tersebut adalah masa terlama penggunaan alat bantu penunjang hidup dalam sejarah manusia.
Semua usaha mempertahankan kehidupan itu dilakukan demi menyelamatkan bayi kembar yang dikandungnya. Setelah 123 hari, bayi kembar tersebut dilahirkan lewat prosedur operasi cesar.
Pada Oktober 2016 lalu, Rankielen dinyatakan mati otak setelah terkena serangan stroke. Padahal, saat itu sedang hamil 9 minggu.
Setelah diperiksa dokter, pendarahan serebral di otaknya tak mempengaruhi janin kembarnya. Karena itu, dokter memutuskan untuk mempertahankan detak jantung janin di kandungan Rankielen hingga siap dilahirkan 123 hari kemudian saat usia kandungannya mencapai 7 bulan.
Kemudian, bayi kembar tersebut meninggalkan rumah sakit pada Mei 2017 setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit pasca dilahirkan. Kini, mereka dirawat oleh sang ayah.
Suami Frankielen, Padilha, mengungkapkan bahwa pada saat nyaris tumbang, istrinya menelepon memintanya untuk segera pulang dari kebun. Lelaki yang berprofesi sebagai petani ini mendengar istrinya berkata bahwa kepalanya sakit tak tertahankan.
Saat menemui istrinya di rumah, istrinya dalam keadaan bergetar, muntah-muntah, menangis, dan lunglai.
“Ia juga bilang bahwa saya harus siap dengan segala kemungkinan. Ia mengatakan akan dirawat di rumah sakit dan tidak akan pulang ke rumah hari itu,” ujar Padilha seperti yang dikutip oleh India Live Today.
Baca juga: Foto Terakhir Ibu yang Meninggal Usai Melahirkan Undang Haru Netizen
Ibu yang mati otak berhasil lahirkan bayi dengan selamat
Padilha mengatakan bahwa kalau kalimat terakhir yang istrinya ucapkan adalah, “Aku rasa anak perempuan kita akan hidup.”
Tiga hari setelah menjalani berbagai pemeriksaan otak, dokter menyatakan bahwa otak Frankielen dinyatakan mati. Saat itu, dokter juga memberikan keterangan bahwa anak kembar yang dikandungnya tidak dapat diselamatkan lagi.
Namun, berbagai perkembangan medis selanjutnya membuat keputusan dokter berubah. Ibu yang telah dinyatakan mati otak tersebut ternyata bisa mempertahankan janinnya hingga usia kandungan 7 bulan.
Peristiwa ini jadi sejarah di dunia medis. Setelah kematianya, hati dan ginjal Frankielen disumbangkan untuk membantu mereka yang membutuhkan transplantasi organ.
Jasadnya memang telah meninggal, anak kembarnya tak memiliki ibu. Namun hati dan ginjal ibu ini tetap hidup di tubuh orang lain.
Baca juga:
Keajaiban Bayi Angel; Lahir dari Rahim Ibu yang Telah Mati Selama 54 Hari
Seorang wanita yang berasal dari Brazil bernama Rankielen da Silva Zampoli ini dinyatakan mengalami mati pada otak oleh dokter yang menanganginya. Namun tenaga medis telah berhasil mempertahankan hidup dari pasien ini dengan bantuan alat penunjang kehidupan selama 123 hari hingga kandungan berusia 7 bulan. Mari simak kisah mengharukan perjuangan ibu yang sempat alami mati otak ini.
Kisah Haru Ibu yang Berhasil Melahirkan
Semua usaha dilakukan untuk bisa menyelamatkan bayi kembar yang tengah dikandung oleh Rankielen. Setelah 12 hari, bayi kembar ini akhirnya berhasil dilahirkan melalui prosedur operasai Caesar. Pada Oktober 2016 lalu, Rankielen dinyatakan tengah mengalami mati pada bagian otak karena terkena serangan stroke.
Padahal saat divonis ia tengah hamil dalm memasuki usia kandungan 9 minggu. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pendarahan di otaknya tidak mempengaruhi janin kembarnya. Oleh karenanya dokter memutuskan untuk mempertahankan jantung janin di kandungan hingga siap dilahrkan pada 123 hari kemudian saat usia kandungannya mencapai 7 bulan.
Sempat Tidak Tertolong…
Bayi kembar ini kemudian boleh keluar rumah sakit pada Mei 2017 setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit pasca dilahrkan. Hingga akhiranya bayi kembar tersebut dirawat oleh ayah mereka. Padhila ayah dari anak kembar ini mengungkapkan bahwa istrinya nyaris tumbang saat menelpon dan memintanya untuk pulang dari kebun.
Lelaki yang berprofesi sebagai petani ini kemudian langsung membawanya ke rumah sakit. Tiga hari setelah dilakukan pemeriksaan otak, dokter menyatakan bahwa Frankielen mengalami mati otak. Saat itu dokter memberikan keterangan bahwa anak kembar yang dikandungnya tidak dapat diselamatkan lagi. Namun setelah melakukan beberapa pertimbangan akhirnya dokter menyatakan bisa menyelamatkan janin yang dikandung istrinya.
Kisah haru ini tentu bisa dijadikan pelajaran bagi para orangtua untuk lebih berhati hati lagi untuk menjaga kesehatan saat hamil. Selain itu jangan selalu patah semangat untuk bisa melahirkan anak yang sudah dikandung selama Sembilan bulan lamanya. Apa yang diperjuangkan tentu akan membuahkan hasil dan akan mendapatkan balasan setimpal. Kini keluarga kecil ini bisa berkumpul dengan bahagia bersama dua anak kembarnya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.