Pasutri Mantan Pemulung yang Kini Punya Rumah Makan, Kisahnya Mengharukan!

Riyadi dan Heni, suami istri mantan pemulung ini dulunya hidup terlunta-lunta di jalanan Ibu Kota. Siapa sangka, kini mereka bisa punya usaha rumah makan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memiliki rumah tangga dengan finasial yang stabil tentu menjadi dambaan setiap pasangan. Harapan itulah yang tampaknya mulai bisa dirasakan oleh Riyadi dan Heni sang istri. Mantan pemulung yang dahulu hidup terlunta-lunta di jalanan Ibu Kota ini akhirnya bisa hidup layak dengan pekerjaan yang lebih baik, bahkan kini bisa punya usaha rumah makan. Penasaran, seperti apa kisah keduanya?

Kisah Pasutri Mantan Pemulung Kini Punya Rumah Makan

Menjadi Pemulung dengan Pendapatan Sangat Minim

Riyadi dan Heni, pasangan mantan pemulung. Sumber: YouTube Kemensos

Riyadi (62) adalah lelaki asal Kabupaten Brebes, sedangkan istrinya, Heni (40), asli dari Bangka Belitung. Kedua pasangan suami istri ini sebelumnya menjalani kehidupan rumah tangga yang cukup memprihatinkan.

Sehari-hari, Riyadi dan Heni bekerja sebagai pemulung barang-barang bekas di kawasan Kramat Raya, Jakarta. Penghasilan yang diperoleh pun tak tentu, paling banyak di angka 70 ribuan per hari.

"Kalau dibilang penghasilan kita tergantung kalau ada barang. Tapi kalau ada barang limbah seperti botol atau gelas plastik, itu belum tentu sampai di atas 100 ribu. Paling sekitar 60-70 ribu per hari," kisah Riyadi, mengutip dari tayangan YouTube Kemensos RI.

Artikel terkait: Haru dan Bangga, Anak Pemulung jadi Lulusan Terbaik di Kampusnya

Tinggal dan Hidup di Jalanan

Ilustrasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan pendapatan yang sangat minim, tentu terasa sulit bagi Riyadi dan Heni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keduanya pun terpaksa tinggal di jalanan lantaran tak mampu membiayai kebutuhan tempat tinggal.

"Kita mulung, tinggalnya di Kenari di pinggir jalan di depan sekolah St. Yoseph," kisah Yani.

Bisa terlelap dengan nyaman ibarat angan-angan, yang hanya mampu dikhayalkan. Bagaimana tidak, pasangan ini setiap malam hanya bisa tidur beralaskan kardus bekas, di tengah hiruk-pikuk Kota Metropolitan.

Sekitar awal Januari 2021 lalu, kedua pasangan ini kemudian ditemukan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini. Kala itu, Menteri Risma tengah blusukan menemui pemulung dan tuna wisma di sekitar Jakarta. Siapa sangka, pertemuan tersebut menjadi titik balik keluarga kecil Riyadi dan Heni untuk kembali menata kehidupan mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Meninggal Dalam Sunyi, Tukang Becak Ini Ternyata Positif COVID-19

Menjalani Rehabilitasi Sosial dan Mendapatkan Pelatihan

Menteri Risma saat blusukan temui pemulung dan tuna wisma. Dok: Kemensos

Pasangan tersebut akhirnya menjalani rehabilitasi sosial. Keduanya juga dibekali dengan berbagai pelatihan untuk menunjang perekonomian mereka di kemudian hari. Adapun Riyadi bersama 14 pemulung binaan lainnya, diantar oleh Menteri Risma untuk bekerja di PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Risma pun sempat berpesan kepada Riyadi dan kawan-kawan agar bisa bekerja dengan jujur dan disiplin.

"Kuncinya teman-teman harus jujur, rajin, dan disiplin. sulit mendapat pekerjaan saat ini. Saya yakin kehidupan kalian akan lebih baik. Susah dan berat sudah pasti, tapi harus yakin Tuhan bisa memberikan kemudahan di balik kesulitan kita," katanya dikutip dari Tempo.co.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, Heni bersama istri pemulung lainnya mengikuti program pelatihan di Sentra Kreasi Atensi. Program tersebut secara khusus bertujuan untuk mendorong istri pemulung dan perempuan pemulung agar mampu berdaya secara ekonomi.

Artikel terkait: Haru! Ini 6 Kisah Inspiratif Pemulung hingga Pengayuh Becak Berkurban

Riyadi dan Heni, Mantan Pemulung yang Kini Hidup Layak dan Punya Rumah Makan

Sumber: YouTube Kemensos

Setelah menjalani program rehabilitasi dan serangkaian pelatihan, kini kehidupan keduanya semakin membaik. Riyadi sendiri mendapatkan gaji Rp4,8 juta setiap bulan dengan bekerja di Waskita Karya, sementara sang istri mengelola sebuah rumah makan pecel lele sederhana. 

"Kadang-kadang 250 ribu kalau lagi ramai, kalau sepi paling 100-150. Kalau lagi ramai jam 2 siang sudah tutup," cerita Heni.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Keduanya juga sudah tidak lagi tinggal di jalanan. Pasangan ini pun tak lagi sekadar memikirkan mencari nafkah untuk kebutuhan makan saja, tetapi juga untuk masa depan anak-anak mereka.

****

Itulah kisah pasutri mantan pemulung yang kini bisa hidup lebih layak dan punya rumah makan. Semoga perjalanan Riyadi dan Heni bisa menginspirasi Parents di rumah, ya.

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Titin Hatma