“Buat apa sekolah tinggi-tinggi toh juga manfaatnya sedikit?” Ungkapan seperti ini masih sering terdengar di tengah masyarakat. Memang, terdengar sepele tetapi bisa membuat orang bingung mau melanjutkan kuliah atau tidak. Padahal kuliah memiliki banyak manfaat lho bagi kehidupan, sebagaimana yang dikatakan Maudy Ayunda menurut versi pandangannya sendiri.
Di berbagai kesempatan, Maudy Ayunda seringkali menyampaikan tentang pentingnya meraih pendidikan tinggi. Menurut istri dari Jesse Choi itu, kita bisa mendapatkan banyak manfaat dengan melanjutkan kuliah, baik itu di bidang akademis maupun di bidang lainnya.
Manfaat Kuliah Versi Maudy Ayunda Bukan Hanya Ilmu Saja
Seperti yang disampaikan oleh Maudy saat hadir jadi bintang tamu di kanal YouTube Kok Bisa? belum lama ini. Saat itu, sang host menyampaikan pertanyaan dari netizen kepada perempuan lulusan Oxford University tersebut.
“Banyak yang nanya, kak mending saya S1 apa langsung kerja? Nah, kalau dari kamu gimana nih pandangannya?” tanya host tersebut.
“Kayaknya untuk bidang-bidang tertentu, maksudnya yang benar-benar skill-nya sangat-sangat jelas apa i don’t know something there more hard skill. If you can get it as well di luar dari S1, menurut aku bisa saja langsung kerja,” jawab Maudy.
Meski begitu, bintang film Habibie & Ainun 3 itu tetap beranggapan bahwa melanjutkan pendidikan hingga jenjang universitas sangat penting. Karena tidak hanya ilmu akademis saja, tetapi banyak sekali manfaat positif yang bisa didapatkan. Terutama pada saat ia harus kerja berkelompok atau berada di suatu angkatan atau lingkungan.
“Banyak hal-hal yang personally aku dapatkan di luar dari akademis saja. So, kalau kamu bisa menemukan situasi di mana “oke nih hard skill dapet jalur lain” tapi yakin nggak kamu juga bisa membangun jalur lain untuk mendapatkan hal-hal lain juga?” ujarnya.
Artikel Terkait: Berkunjung ke Kampung Halaman Suami, Maudy Ayunda Pergi ke Korea Selatan
Manfaat Kuliah Versi Maudy Ayunda, Kredibilitas hingga Komunitas
Adapun hal-hal lain yang dimaksud oleh perempuan bernama lengkap Ayunda Faza Maudya itu adalah kredibilitas dan komunitas. Menurutnya, kita sebagai manusia terkadang sangat membutuhkan jaringan relasi antar pihak lain yang bisa bermanfaat bagi nasib karier ke depannya.
“Jadi, kalau pede banget nih bahwa semua elemen ini nggak cuma skills, tapi juga credibility, network itu bisa di-replace go for it tapi it’s tricky not easy gitu,” jelas Maudy.
“Aku ngerasa zaman sekarang tuh karier nggak linear, zaman tuh berubah banget gitu and end of the day mungkin S1 juga creating apa ya kayak bantalan dan cushion plan b juga sih buat kita untuk always exploring others area gitu karena dunia berubah terus,” sambungnya lagi.
Artikel Terkait: Berhasil Jadi Lulusan Kampus Top Dunia, Begini Cara Belajar Maudy Ayunda
Tips Buat Ambil Jurusan Kuliah
Lebih lanjut, host pria berkacamata itu mengatakan bahwa banyak penontonnya yang masih minim informasi tentang jurusan-jurusan yang ada di dunia perkuliahan. Mereka hanya tau ada jurusan seperti filosofi, politik, ekonomi, akuntansi, dan desain.
Oleh karena itu, dia meminta sejumlah tips kepada Maudy Ayunda untuk para penontonnya tersebut.
“Rasanya perlu ada nih yang membukakan mata mereka, melihat banyak jurusan dan mereka lihat kemungkinan profesi kerjanya setelah lulus akhirnya mereka bisa milih. Nah, tipsnya gimana nih buat milih jurusan kuliah yang tadi?” tanya host tersebut.
“Buat teman-teman yang sudah punya visi yang clear, misalnya mereka mau jadi dokter, udah jelas lah ya kuliah kedokteran. Mau jadi lawyer ya udah ambil hukum gitu lho atau hal-hal lain misalnya mau jadi consultant you know itu ada banyak jalurnya, you can do engineering, take business or finance,” jawab artis kelahiran 19 Desember 1994 itu.
Sementara, untuk orang-orang yang masih bingung dengan jurusan yang ingin diambil, Maudy Ayunda menyarankan untuk memiliki dua kombinasi. Yang pertama, kamu bisa memilih jurusan-jurusan yang mungkin lebih strategis sehingga setelah lulus bisa melanjutkan kemana saja.
Selanjutnya, kombinasi yang kedua, kamu harus merasa bisa cocok di jurusan tersebut dan yakin bisa melakukannya cukup baik berdasarkan hasil rekam jejak sebelumnya.
Jadi misalnya, kamu merasa pandai di bidang ekonomi ataupun sejarah, mungkin bisa melanjutkan dahulu ke bidang tersebut. Maudy lalu mengatakan, tidak perlu merasa terlalu takut dan berpikir jika karier kamu nantinya akan tertutup dan tidak bisa berkembang.
“Karena zaman sekarang kebanyakan (kerja dan jurusan) nggak nyambung sih atau nyambung pun sebenarnya bukan dari S1 itu yang akhirnya kepakai di dunia kerja. Akhirnya belajar dari nol lagi,” ungkapnya.
Artikel Terkait: Punya Segudang Prestasi, Maudy Ayunda Masuk 100 Wanita Tercantik Dunia 2020
Perbandingan Sistem Kuliah di Indonesia, Amerika dan UK
Di samping itu, Maudy Ayunda juga membeberkan bagaimana perbedaan sistem kuliah di Indonesia, Amerika, dan UK. Menurut penjelasan Maudy, sekolah-sekolah di Negeri Paman Sam menerapkan sistem fleksibilitas jurusan.
Di mana semua mahasiswa tahun pertama yang kuliah di kampus-kampus Amerika bisa mengubah jurusannya.
“Jadi, S1 kan empat tahun, di tahun pertama anak-anak tuh masuk, mereka apply, punya jurusan tentative anggaplah gitu. Misalnya, waktu aku apply ke Colombia, aku mau ambil political science economic kalau nggak salah,” katanya.
Kemudian, di akhir tahun terakhir, apabila Maudy masih ingin melanjutkan jurusan tersebut, maka silahkan. Namun, kalau pun tidak ingin melanjutkannya, dia bisa mengganti jurusannya ke teknik atau yang lainnya.
Menariknya lagi, Maudy Ayunda bisa pindah ke jurusan lain tanpa harus mengikuti tes lagi. Dengan kata lain, para mahasiswa di sana diberikan ruang untuk mengexplore minatnya di tahun pertama. Hal ini juga mengingat orang mudah berubah apalagi usai mendapat informasi dan pengalaman baru.
Kemudian, Maudy mengatakan budaya di ruang kelas di sekolah Indonesia dengan sekolah luar negeri sangat berbeda. Perbedaan yang paling mencolok adalah keaktifan para siswanya.
“Kalau aku lagi sekolah di luar itu very very active, jadi it’s not one way gitu malah pas zaman aku di Stanford kemarin itu, kita benar-benar di-push gitu jadi kadang-kadang kita sudah harus ready, karena aku bisa dipanggil kayak ‘Maudy, check this questions’ and you can’t say no,” jelasnya.
Oleh karena itu, semua siswa di kelas pasti sudah membaca materi yang diberikan. Dan menurut penjelasan Maudy, kelas di sekolah luar negeri bahkan isinya hanya diskusi saja, tidak ada proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
“Nggak ada proses ngajarin a itu b, b itu c. Lebih kayak gimana opininya, kamu kamu. Terus kadang-kadang bisa disuruh lawan-lawanan gitu sama teman sekelas karena poinnya itu not to find agreement sebenarnya. Kalau ada ketidaksetujuan semakin bagus, karena di situlah semua orang belajar di sekitarnya,” pungkas Maudy.
Itulah sebabnya dia sangat ingin pendidikan di Indonesia bisa seperti sekolah-sekolah di luar negeri. Sehingga, para pelajar di sini bisa melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.
***
BACA JUGA:
5 Outfit Rafathar dan Rayyanza Selama di New York, Bermerek Semua!
Meski Kurang Gereget, Ini 3 Pelajaran dari Film Pinocchio yang Bisa Diambil Penonton
7 Merk Treadmill yang Bagus di 2022, Bisa Rutin Olahraga di Rumah saat Hujan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.