Ketika bulan Ramadan, banyak persepsi tentang mandi junub atau mandi wajib. Lalu bagaimana sebenarnya hukum mandi wajib di bulan puasa?
Aada beberapa kondisi yang membuat Parents wajib untuk mandi besar atau junub. Contohnya karena berhubungan badan, masturbasi, atau mimpi basah saat malam hari sebelum sahur.
Akan tetapi, kondisi yang sering terjadi adalah mereka dalam keadaan junub pada malam hari, lalu ketiduran bahkan tak sempat sahur. Kemudian baru bangun sesudah masuk waktu subuh.
Bolehkah Mandi Wajib di Bulan Puasa Setelah Imsak?
Lantaran ketidaktahuan mengenai hukumnya, banyak dari mereka yang junub akhirnya ragu untuk berpuasa. Dalam hal ini, sebetulnya orang tersebut tetap sah berpuasa. Landasannya adalah kisah Aisyah dan Ummu Salamah, dua istri Nabi Muhammad SAW.
Keduanya mengatakan “Rasulullah pernah berhadas besar (junub) pada waktu subuh di bulan Ramadan karena malamnya bersetubuh. Bukan karena mimpi, lalu beliau berpuasa tanpa mandi sebelum fajar,” (H.R. Muslim).
Pendapat lain dari jumhur ulama, berpendapat bahwa suci dari hadas besar (junub) bukanlah syarat sah puasa. Hardi Adi Ningrat menuliskan, menurut pandangan Imam Syafi’i, orang yang mimpi basah pada malam hari bulan Ramadan sebelum masuk waktu fajar, kemudian tersadar dalam kondisi berhadas besar karena mimpi, maka tidak wajib meng-qadha puasa.
Demikian pula dengan pasangan suami istri yang berjimak pada malam hari sebelumnya. Tetap sah untuk berpuasa walaupun belum mandi hadas besar ketika tiba waktu subuh. Namun dengan catatan, hadas besar yang dimaksud adalah junub. Sebab tidak berlaku pada hadas besar seperti haid dan nifas.
Pandangan Ulama Mengenai Mandi Wajib di Bulan Puasa
Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, Wahid Ahmadi, seperti melansir dari Tribunnews.com, mengatakan bahwa hukum menjalankan mandi junub setelah imsak tetap diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa.
“Enggak apa-apa. Jadi puasa dalam keadaan dia junub itu enggak masalah, boleh-boleh saja,” ujarnya.
Menurutnya lagi, orang yang akan berpuasa tetap diperbolehkan mandi wajib setelah waktu Subuh. Puasanya pun tetap Sah.
“Jangankan setelah imsak, habis Subuh saja tidak ada masalah,” imbuhnya.
Pendapat lain dari ulama mengenai mandi junub ketika bulan puasa yakni yang disampaikan oleh Syekh Al-Qadli Abu Syuja.
“Haram bagi orang junub lima hal: shalat, membaca Al Quran, memegang dan membawa mushaf, thawaf, serta berdiam diri di masjid,” (Al-Qadli Abu Syuja’, Matn Al-Taqrib).
Niat dan Tata Cara Mandi Wajib
Dalam melaksanakan mandi wajib pun perlu niat dan dilakukan dengan tata cara yang benar secara berurutan. Layaknya ketika wudhu, harus tertib dan teratur tidak boleh ada yang terlewat.
Ada perbedaan antara mandi wajib karena junub habis bersetubuh dengan mandi junub haid dan nifas. Perbedaan tersebut ada pada bacaan niatnya.
Lantas, seperti apa langkah-langkah mandi wajib yang benar sesuai ajaran agama? Beriku ini tata caranya:
1. Membaca Niat
Niat dalam melaksanakan mandi wajib ini ada perbedaan antara niat mandi wajib setelah melakukan hubungan suami istri dan niat mandi wajib setelah haid dan nifas.
- Niat Mandi Wajib Setelah Melakukan Hubungan Suami Istri
“BISMILLAHIRAHMANIRAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.”
- Niat Mandi Wajib Setelah Nifas
“BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA.”
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala.”
Mengawali dengan membaca niat ini hukumnya wajib. Sebab, dengan membaca niat merupakan salah satu syarat sahnya mandi wajib. Serta menjadi pembeda antara mandi wajib dengan mandi biasa. Parents bisa membaca niat dalam hati saja.
2. Awali dengan Cuci Tangan
Mengawali dengan mencuci tangan ini adalah anjuran Rasulullah SAW. Hendaklah mencuci tangan sebanyak tiga kali. Tujuannya agar bersih dan terhindar dari najis.
3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Kotor
Langkah selanjutnya setelah mencuci tangan adalah membersihkan bagian tubuh yang dirasa kotor. Misal saja kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar, dan seterusnya. Pastikan juga bahwa seluruh bagian tubuh yang dirasa kotor sudah dibersihkan secara merata.
4. Mengulangi Cuci Tangan
Setelah membersihkan bagian tubuh yang kotor, maka ulangi lagi mencuci kedua tangan. Bilas tangan dan ulangi sebanyak dua kali untuk memastikan benar-benar bersih dari hadas atau najis.
5. Berwudhu dengan Tertib
Selanjutnya berwudhu. Lakukan dengan tata cara wudhu yang biasa dilakukan ketika akan shalat.
6. Menyeka Pangkal Rambut
Langkah keenam dalam melakukan mandi wajib adalah menyeka pangkal rambut hingga menyentuh bagian kulit kepala. Caranya dengan gunakan jari-jari yang sudah dicelup ke air.
7. Membasahi Kepala
Basahi kepala sebanyak tiga kali. Hal ini berguna untuk memastikan agar kepala benar-benar terbasuh dengan air bersih. Pastikan rambut dan kulit kepala benar-benar tersiram dan basah.
8. Akhiri dengan Membasahi Tubuh
Langkah terkahir adalah membasahi seluruh bagian tubuh dengan air. Dimulai dengan mengguyur ujung rambut hingga ujung kaki. Lakukan dari bagian sebelah kanan terlebih dahulu lalu sebelah kiri. Siram seluruh bagian tubuh jangan sampai ada yang tertinggal.
Itulah penjelasan mengenai mandi wajib di bulan puasa. Semoga bisa bermanfaat untuk Parents, ya !
Baca juga:
Suami Buat Istana Camilan untuk Istri yang Hamil dari Uang Hasil Berhenti Merokok
10 Efek Samping yang Dapat Timbul Saat Bunda Berhenti KB
Lupakan Air Hangat, Ini 7 Manfaat Mandi Air Dingin di Pagi Hari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.