Kelahiran anak, terutama anak pertama menjadi momen yang paling ditunggu. Tak hanya bagi orangtua dan keluarga, juga bagi teman-teman dekat dan saudara.
Namun, hati-hati menerima tamu yang mengunjungi bayi Anda. Kisah seorang ibu di Malaysia ini bisa jadi pelajaran untuk kita.
“Mama halalkan air susu mama…”
Kisah yang dibagikan Siti Naqiah Fammi di akun Facebooknya ini berawal pada Senin, 23 November 2015 lalu.
Saat itu Siti dan suaminya Affandi Ibrahim sangat bahagia karena kelahiran anak pertama mereka, Shah Ar Rayyan. Rayyan, begitu panggilannya, lahir dengan berat badan 2,65 kilogram.
Siti terharu mengingat setiap kali periksa kehamilan dan USG, mereka tak dapat melihat wajah Rayyan karena sedang memalingkan wajahnya.
Saat pertama kali melihat wajah bayi yang ditunggu selama sembilan bulan, “Hilang sakit beranak (tak terasa lagi sakit akibat melahirkan),” kata Siti.
Pada Jumat, 4 Desember, tiba-tiba Rayyan mengalami batuk dan bernafas tersengal-sengal. Siti segera membawa Rayyan ke rumah sakit.
Menurut dokter, Rayyan harus dipindahkan ke rumah sakit lain karena memerlukan bantuan tabung oksigen dan harus dirawat di NICU.”Saat naik ambulan, luluh hatiku melihat Rayyan bernafas dengan bantuan oksigen. Terasa dunia gelap gulita,” kata Siti.
Esoknya, Rayyan dirawat di ruang NICU. Siti dan suami dibolehkan memegang, memeluk dan membelai anak mereka untuk memberi kekuatan. Siti juga sempat menyusui Rayyan sebelum pulang untuk istirahat.
Saat kembali ke rumah, dokter menelpon ayah Rayyan dan mengatakan bayi mereka masuk ICU karena kekurangan oksigen yang serius. “Allah je yang tahu betapa sedihnya aku dan suamiku,” tulis Siti di blognya.
Malam itu juga Siti dan suami merasa ridho dan pasrah. Sambil mengusap kepala Rayyan ibu muda ini mengikhlaskan putra pertamanya.
“Rayyan sayang pergi ok. Allah sudah tunggu.Tunggu mama dan papa di syurga. Mama tak sanggup lihat Rayyan seperti ini lagi. Mama tau Rayyan kuat. Cukuplah sayang. Mama halalkan air susu mama,” kenang Siti yang telah mengikhlaskan apa yang telah dilakukan dan diberikan selama ini (air susu mama). Siti tak ingin anaknya ‘terbebani’ karena meninggalkan mereka begitu cepat.
Menurut Siti, Rayyan seolah mengerti dan memandang kedua orangtuanya. Rayyan kecil menangis dan coba mengeluarkan suara, namun tidak bisa.
Tak sampai 30 menit sampai di rumah, mereka mendapat kabar dari dokter bahwa Rayyan telah pergi untuk selamanya. Ia meninggal dunia di usia 15 hari.
Jumat, 5 Februari 2016, Siti membuat janji temu dengan Dr. Juliana, seorang spesialis anak. Menurut dokter ini, Rayyan meninggal karena virus Adeno.
Virus ini kemungkinan besar ditularkan tamu yang mengunjungi mereka ketika Rayyan baru lahir.
Apa itu virus Adeno?
Virus Adeno atau Adenovirus (AD14) termasuk virus mematikan yang menginfeksi lapisan jaringan dari saluran pernapadan, mata, usus dan saluran kemih.
Virus ini sering menyebabkan gangguan saluran pernapasan akut pada anak-anak dan cenderung menyebabkan diare.
Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena virus ini daripada orang dewasa. Penularannya bisa melalui sentuhan atau kontak mata, hidung dan mulut secara langsung. Virus ini mudah menyebar ke organ tubuh lainnya.
Gejalanya hampir sama dengan influenza, batuk, pilek, dan demam, biasanya selama 3-5 hari. Pada sebagian kasus, infeksi virus ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Sekitar 40 persen kasus virus Adeno membutuhkan perawatan, terutama yang disertai gejala pneumonia dan masalah pernapasan.
Untuk menghindari bayi anak terkena virus ini, sebaiknya Anda hati-hati saat menerima tamu yang berkunjung untuk melihat bayi Anda.
Jika bayi dalam keadaan tidak sehat, sebaiknya ia tidak perlu dibawa keluar kamar dan kontak langsung dengan para tamu, terutama tamu yang juga dalam keadaan tidak sehat.
Minta pengertian tamu-tamu Anda untuk tidak memegang, mencium atau menggendong bayi Anda. Dalam kondisi imun lemah virus ini lebih mudah menular dan berkembang, seperti yang dialami Rayyan.
Jika bayi dalam kondisi sehat dan Anda sudah memastikan para tamu Anda juga dalam keadaan baik, minta mereka mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang bayi Anda.
Referensi: MediceneNet, Facebook Siti Naqiah Fami
Baca juga:
Donor ASI: Syarat, Tahapan, dan Hal yang Harus Parents Perhatikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.