Mengenal Makna di Balik Tradisi Tedak Siten dan Urutan Acaranya

Atta dan Aurel baru saja menggelar tedak siten untuk baby Azura. Apa itu tradisi tedak siten? Baca di sini, yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Parents pernah mengadakan atau mengikuti tradisi tedak sinten? Tradisi ini merupakan salah satu adat dalam budaya Jawa yang ditujukan kepada anak ketika berusia 7 atau 8 bulan.

Kerap dilakukan oleh para artis Indonesia, seperti apa makna tedak sinten dan filosofi di balik setiap tahapan ritualnya, ya? Yuk, cek lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Tradisi Tedak Siten

Sumber: Instagram/@ameenaatta

Parents yang menganut budaya Jawa tentu tidak asing dengan acara tedak siten. Tradisi ini merupakan ritual masyarakat Jawa yang berkaitan dengan lingkaran kehidupan manusia.

Ritual ini dilakukan ketika pertama kali bayi sudah bisa menginjakkan kaki ke tanah. Tedak sendiri berarti turun, sementara siten merupakan bahasa Jawa dari tanah.

Tradisi ini dilakukan ketika anak berusia sekitar 7 atau 8 bulan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak sudah berada dalam tahap berdiri dan sudah bisa menginjak tanah. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Angka ini juga didapatkan dari hitungan jawa yakni ‘7 lapan’, di mana 1 lapan adalah 35 hari.

Jadi, bisa dikalikan bahwa tedak siten tepatnya dilaksanakan pada usia 245 hari.

Untuk acaranya sendiri biasanya akan dihadiri keluarga inti sang buah hati.

Sejarah Munculnya Tedak Siten

Layaknya tradisi Indonesia pada umumnya, tedak siten yang penuh makna ini tidak dapat dilacak dengan pasti sejarahnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, tradisi ini sudah berlangsung terus menerus dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk penghormatan kepada bumi.

Umumnya, masyarakat yang melaksanakan tradisi ini adalah masyarakat Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Artikel Terkait: 5 Fakta Menarik Mitoni, Tradisi Tujuh Bulanan Khas Jawa yang Nyaris Terlupakan

Tujuan Tradisi Tedak Siten dan Makna di Baliknya

Sumber: Instagram/@ameenaatta

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apa yang menjadi makna di balik tradisi tedak siten? Rupanya, upacara ini menggambarkan kesiapan anak dalam menghadapi kehidupan sukses di masa depan.

Acara ini juga menjadi perlambang bahwa Tuhan dan bimbingan orang tua akan menemani anak hingga dewasa.

Tedak siten juga menggunakan sesajen atau persembahan yang melambangkan doa kepada Tuhan untuk menerima berkah dan perlindungan.

Tujuan dari tedak siten secara umum:

  • Membuat anak kuat
  • Mampu menghadapi godaan dan rintangan
  • Menjadi anak yang mandiri

Perlengkapan Tedak Siten

Dilansir dari Peta Budaya Kemendikbud dan buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia karya Fitri Haryani NasuXon, berikut adalah perlengkapan tedak siten yang bisa Parents persiapkan:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Jenang 7 warna (merah, putih, jingga, kuning, hijau, biru, ungu) yang terbuat dari beras ketan
  2. Kurungan bambu layaknya kurungan ayam
  3. Tangga dan kursi dari tebu
  4. Ayam panggang ditusukkan pada batang tebu, di bawahnya diberi pisang, aneka barang dan mainan tradisional
  5. Jenang Bluwok
  6. Kembang setaman
  7. Uang kertas atau receh
  8. Air gege, dibiarkan semalam di tempat terbuka dan paginya terkena sinar matahari hingga pukul 08.00
  9. Ayam hidup yang dilepaskan dan diperebutkan tamu undangan

Artikel Terkait: 6 Upacara Sambut Kelahiran Bayi di Indonesia, Unik dan Kaya Makna

Susunan Acara Tedak Siten yang Penuh Makna

Ada pun untuk susunan acara tedak siten adalah sebagai berikut:

1. Membersihkan kaki

Sebelum berjalan, orang tua akan menggendong anak untuk mencuci bersih kakinya.

Tahap pertama tedak siten ini memiliki makna bahwa anak mulai menapaki kehidupan yang perlu dilakukan dengan hati yang suci dan bersih.

2. Berjalan di Jenang 7 Warna

Sumber: Instagram/@ameenaatta

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tahapan kedua adalah berjalan di atas jenang atau jadah yang memiliki 7 warna.

Warna tersebut adalah merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu.

Jenang tersebut beraneka warna menggambarkan kesulitan yang bermacam-macam dan diharapkan bisa selalu melewati tantangan yang ada.

Ada pun untuk warna sendiri memiliki makna yakni:

  • Merah keberanian
  • Kuning kekuatan lahir batin
  • Putih kesucian
  • Merah jambu cinta dan kasih sayang
  • Biru ketenangan jiwa
  • Hijau kesuburan
  • Ungu kesempurnaan

3. Menginjak Tangga dari Tebu

Acara selanjutnya adalah membimbing sang buah hati untuk menginjak tangga yang terbuat dari tebu.

Mengapa tebu? Rupanya hal ini bisa dilihat dari makna tebu dalam bahasa jawa yakni ‘Antebing kalbu’ atau hati yang mantap.

Makna di balik tahapan tedak siten yang satu ini adalah anak diharapkan bisa berjalan ke depan dengan tekad dan penuh percaya diri.

4. Ceker-ceker di Atas Pasir

Tahapan selanjutnya adalah memandu anak melakukan ‘ceker-ceker’ yakni bermain pasir dengan kedua kaki.

Makna di baliknya adalah mendorong anak untuk bekerja dan mendapatkan sesuatu untuk kebutuhannya.

5. Masuk ke Kandang Ayam

Selanjutnya anak dipandu untuk masuk ke dalam kandang ayam dari bambu yang sudah didekorasi.

Menariknya, di dalam kandang sudah disiapkan beberapa barang, seperti:

  • Buku tulis
  • Perhiasan
  • Aksesoris
  • Kalung
  • Gelang
  • Beras
  • Kapas

Harapannya, anak kemudian akan memilih barang yang disediakan di kandang tersebut dan merepresentasikan masa depan sang anak dalam memilih pekerjaan.

6. Menyebarkan Udik-udik

Udik-udik merupakan koin dan bunga yang menggambarkan anak untuk mencari nafkah dan membantu orang lain.

Tahapan ini dilakukan oleh ayah dan kakek anak dalam menyebarkan udik-udik.

Artikel Terkait: Sejarah dan Keunikan Rebo Wekasan, Tradisi Tolak Bala di Bulan Safar

7. Mandi Bunga Sritaman

Tahapan tedak siten selanjutnya adalah mandi bunga sritaman yang menyimpan makna bahwa anak akan membawa rasa hormat dan ketenaran bagi keluarga.

Air bunga sritaman sendiri terdiri dari mawar, melati, magnolia, dan kenanga.

8. Mengenakan Pakaian Baru

Selanjutnya, anak akan mengenakan pakaian rapi yang indah dan baru untuk menggambarkan bahwa anak memiliki kehidupan yang baik dan makmur.

***

Baca Juga:

Mengenal Passiliran, Tradisi Mengubur Bayi di Dalam Pohon Khas Tana Toraja

Mengenal Apa Itu Mandi Safar, Tradisi Membersihkan dan Menyucikan Diri Masyarakat Melayu

8 Manfaat Permainan Kuda-kudaan, Mainan Tradisional yang Tak Lekang Waktu