Parents pasti sering mendengar istilah konotasi buaya darat dalam pergaulan sehari-hari. Tapi tahu tidak, ternyata buaya adalah hewan yang setia karena hanya satu kali kawin loh!. Bahkan masyarakat Betawi mengukuhkan simbol kesetiaan tersebut dengan tradisi roti buaya saat pernikahan.
Roti unik yang wajib ada dalam upacara pernikahan adat Betawi ini merupakan barang seserahan wajib untuk mempelai wanita. Seiring jaman, roti buaya juga digunakan untuk acara lain seperti khitanan dan ulang tahun dengan berbagai macam rasa.
Artikel Terkait : 10 Warisan Budaya Indonesia yang Terancam Punah
Cek di sini lengkapnya tentang roti budaya beserta resep yang bisa Parents coba dirumah!
10 Makna Filosofi Menarik Tentang Roti Buaya Dalam Pernikahan Adat Betawi
1. Menjadi simbol cinta dalam adat Betawi
Roti Buaya ini merupakan simbol kasih sayang dalam budaya pernikahan masyarakat Betawi. Kalau bangsa Eropa mengatakan cinta dengan bunga, kalau masyarakat Betawi katakan cinta dengan roti buaya. Karena itu, di setiap acara perkawinan orang Jakarta dengan adat Betawi pasti hantaran roti buaya ada.
2. Untuk menandingi bangsa Eropa penjajahan
Memang terlalu klasik alasannya, tapi begitulah yang terjadi saat jaman penjajahan masyarakat Eropa selalu menyatakan cinta dengan bunga atau coklat. Agar tidak kalah dengan mereka, bangsa Betawi akhirnya memilih untuk memberikan roti berbentuk buaya untuk pasangan di hari pernikahan.
Kebetulan saat itu, roti adalah makanan langka dan mewah hanya dimakan oleh bangsawan. Dengan memilihnya sebagai seserahan sakral saat perkawinan, maka diharapkan perkawinan yang ada sangat bernilai mahal dan jangan disia-siakan.
3. Roti buaya menunjukkan arti kesetiaan
Walau kita tahu arti buaya identik dengan tidak setia, tapi perlu Parents tahu kalau buaya itu termasuk hewan yang sangat setia. Dia hanya kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya dan masyarakat Betawi percaya secara turun temurun. Karena itulah dalam pernikahan Betawi, roti buaya dipilih untuk menunjukkan kesetiaan kepada pasangan hidupnya.
Artikel Terkait : Mengenal Alat Musik Tradisional Gambang, Instrumen Utama Kesenian Gambang Kromong Khas Betawi
4. Dari kepercayaan masyarakat Betawi akan siluman buaya
Teori tentang budaya ini sejalan dengan kepercayaan masyarakat Betawi akan siluman buaya yang ada di sumber mata air tempat tinggal mereka. Sehingga dengan adanya siluman buaya yang menjaga mata air maka kehidupan mereka akan terus berlanjut.
Dalam istilah kamus Bahasa Betawi lama, siluman buaya ini disebut aji putih nagaraksa. Karena itulah dipilih buaya sebagai simbol melanjutkan kehidupan pada proses upacara adat Betawi.
5. Dibuat sepasang untuk seserahan dan dihias pita
Uniknya seserahan dalam adat masyarakat Betawi ini dibuat sepasang dan melambangkan mempelai pria dan perempuan yang akan menikah.
Roti yang besar menunjukkan kekuatan laki-laki yang akan melindungi istrinya, sedangkan untuk yang lebih kecil berarti mempelai wanita yang siap melepas masa lajang. Roti buaya perempuan juga menandakan kalau mempelai siap memberikan keturunan dan kesetiaan akan selalu selamanya sampai keluarga mereka beranak cucu.
Biasanya penempatan mereka bersebelahan atau berada di punggung, sehingga diharapkan agar mereka bisa memiliki kehidupan rumah tangga yang tangguh dan bisa melewati berbagai cobaan bersama tanpa terpisahkan.
6. Melambangkan kesabaran dan ekonomi yang stabil
Sebagai hewan yang perkasa, buaya bisa bisa hidup di air dan di darat. Hal ini menunjukkan kalau buaya bisa bertahan dalam segala situasi, sama seperti kehidupan mempelai selanjutnya yang diharapkan bertahan dalam suka dan duka sehingga mapan dalam banyak hal termasuk keuangan.
7. Sengaja dibuat keras
Kalau biasanya roti dibuat lembut dan empuk di mulut, berbeda dengan roti buaya yang dibuat sekeras mungkin tanpa ada penambah rasa. Hal ini dilakukan agar bisa awet dan tahan lama, karena semakin keras maka akan semakin awet.
Bahkan dulu roti buaya dibuat dari anyaman daun kelapa yang kemudian dibuat dengan roti karena dianggap barang mewah dan mahal.
Sebelumnya, roti buaya ini tidak dimakan oleh pengantin karena memang hanya pajangan dan disimpan di atas lemari pakaian pengantin sampai membusuk. Artinya bahwa sepasang suami istri yang baru menikah langgeng tidak dapat dipisahkan hingga akhir hayat sampai ajal menjemput dan raga pun membusuk.
8. Konon, bila diberikan kepada yang masih lajang maka akan mendapat jodoh
Seiring perkembangan jaman, roti buaya bisa dimakan dan dibagi-bagi kepada kerabat. Bahkan ada kepercayaan masyarakat Betawi, bila dimakan oleh yang masih belum kawin maka akan mendapatkan jodoh dan segera menikah.
9. Ukurannya sangat besar dan mahal
Berbeda dengan kue hantaran lainnya, minimal ukurannya dari 50 cm dan bahkan ada yang sampai satu meter lebih. Tidak heran kalau harganya termasuk mahal mulai dari Rp 350.000 sampai jutaan.
10. Sekarang roti buaya sudah bisa dimakan dan rasanya sangat lezat
Seiring perkembangan kuliner saat ini, roti buaya sudah bisa dimakan. Kalau dulu sangat keras dan tidak ada rasa, sekarang roti buaya manis dan sangat lezat bila dimakan.
Bahkan sekarang ada banyak rasa mulai coklat, dan selai buah-buahan dengan warna yang sangat cantik. Cara makannya dengan dipotong-potong biar banyak yang bisa makan. Kan sekalian buat yang lajang, sambil makan sambil berdoa bisa ikut ketularan menyusul ke pernikahan.
Resep Membuat Roti Buaya yang Lezat dan Mudah
Parents penasaran ingin mencicipi? Boleh banget untuk membuatnya sendiri di rumah karena ternyata cukup mudah caranya. Karena empuk dan bisa dinikmati sekeluarga. Berikut resep mudah membuat roti buaya yang lezat!
Bahan yang diperlukan membuat roti buaya :
Recook dari @mayadesymegawati
1 kg tepung terigu protein tinggi
2 gr bread improver
50 gr susu bubuk
100 gr telur
200 gr gula pasir
21 gr ragi instan
15 gr garam
Vanili
160 gr margarin mix butter
450 ml air es
Pewarna makanan bila diperlukan
Buah ceri merah
Isian :
200 gr dcc tulip serut
200 gr keju parut
2 sdm butter aduk rata
Olesan :
1 butir telur kocok lepas dengan sedikit garam
Susu evaporasi
Cara Membuat Roti Buaya :
1. Campur semua bahan kering jadi satu, mikser selama 2 menit
2. Masukan air es, dan mikser. Tambahkan telur yang dikocok lepas, mikser hingga setengah kalis 15 menit
3. Tambahkan margarin mix butter mikser sampai kalis elastis. Diamkan 10 menit
4. Timbang adonan 1000 gr untuk bagian kepala, badan dan ekor. Lalu 50 gr untuk kaki bagian depan dan 40 gr untuk kaki bagian belakang.
5. Untuk anak buaya pakai 100 gr untuk badan ekor kepala, 5 gr untuk bagian kaki bagian depan dan 4 gr untuk kaki bagian belakang
6. Gilas adonan utama lalu isi dengan isian yang sudah dipersiapkan
7. Bentuk menyerupai buaya, buat bagian kaki dan tangan. Diamkan 1 jam
8. Gunting kaki badan kepala menyerupai sisik, beri mata dari cherry merah
9. Oles dengan telur, panggang selama 15 menit dalam suhu 170-180 derajat api atas bawah
10. Setelah matang angkat dan olesi dengan susu evaporasi. Sajikan
Untuk hantaran atau buah tangan silaturahmi, Parents bisa menghiasnya dengan pita sehingga tampak lebih cantik. Cukup mudah kan membuatnya di rumah sendiri!
Roti buaya memang simbol cinta pernikahan budaya Betawi, namun jangan lupa kepercayaan dan pengertian Parents berdua untuk menjalani kehidupan rumah tangga bahagia hingga akhir hayat adalah yang utama. Semoga selalu bahagia ya Parents!
Baca Juga :
Resep bir pletok asli Betawi yang sehat dan nikmat, cocok diminum saat musim hujan
7 Makanan Khas Betawi Ini Punya Cita Rasa Nikmat, Yuk Dicoba!